Salam

Doa maialkat Jibril menjelang Ramadhan
by Tazkirah on Wednesday, 27 July 2011 at 19:36 ·

Ini BUKAN HADIS.


"Doa Malaikat Jibril Menjelang Ramadhan "
 Ya Allah tolong abaikan puasa umat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan 
Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:
- Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada);
- Tidak berma'afan terlebih dahulu antara suami istri;
- Tidak berma'afan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.
Maka Rasulullah pun mengatakan Amiin sebanyak 3 kali."
 
Setelah diteliti oleh ahli hadits, do’a Malaikat Jibril tersebut tidak ditemui 
asalnya, bahkan di kumpulan hadits palsu atau dho’if pun tidak ada. 
Tidak ditemui sebarang tanda yang boleh membawa kita menilai darjatnya.
 
Sumber: 
http://soaljawab.wordpress.com/2007/09/10/doa-ramadhan-malaikat-jibril-benarkah-ia-wujud
 
 
Yang di bawah ini hadis sahih :


Dari Abi Hurairah Ra, Rasulullah naik ke atas mimbar, kemudian beliau berkata : 
“Amin..Amin. .Amin..”.
Kemudian ditanyakan (para sahabat), kepada beliau : “Wahai Rasulullah, saat 
Engkau naik ke atas mimbar, Engkau mengatakan Amin tiga kali, apakah 
sebabnya?” “Jibril telah datang kepadaku dengan mengatakan : “Sesiapa 
yang telah datang kepadanya bulan Ramadhan, tetapi dia tidak dapat 
ampunan Allah, maka dia dimasukkan kedalam api neraka, dan Allah jauh 
dari dirinya, maka katakanlah :Amin” . Kemudian aku mengaminkannya. “Dan 
sesiapa yang dapat bersama orang tuanya (ketika keduanya masih hidup), 
atau salah satu di antara kedua orang tuanya masih hidup, padahal dia 
mampu berbuat baik untuk kedua atau salah satu di antara keduanya, 
tetapi dia TIDAK berbuat baik kepada keduanya, atau salah satu di antara 
keduanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam api neraka, dan Allah 
sangat jauh dari dirinya, maka aku katakan : Amin” “Dan sesiapa yang 
namaku disebutkan di hadapannya , kemudian dia tidak berselawat untukku, maka 
Allah akan memasukkannya kedalam api neraka dan Allah sangat jauh 
dari dirinya, maka katakanlah (wahai Muhammad SAW) (amin), maka aku 
katakan “Amin”.   (H.R Ibnu Hibban di dalam kitab sahihnya 3:188)




WAllahua3lam
Wassalam
Hizamri
( http://groups.yahoo.com/group/hizamri_list/ ) 


----- Forwarded Message -----
From: kaca cute <aayang9...@gmail.com>

---------- Forwarded message ----------

From: Mohd Faidzal <mohd_faid...@jabil.com>

---------- Forwarded message ----------
>From : 
>http://www.facebook.com/notes/infaq-bikin-kaya/dahsyatnya-sedekah-di-bulan-ramadhan/257787580611


Dahsyatnya Sedekah di Bulan Ramadhan
Kedatangan bulan Ramadhan setiap tahunnya tak henti menjadi penghibur 
hati orang mukmin. Bagaimana tidak, beribu keutamaan ditawarkan di bulan
 ini. Pahala diobral, ampunan Allah bertebaran memenuhi setiap ruang dan
 waktu. Seorang yang menyadari kurangnya bekal yang dimiliki untuk 
menghadapi hari penghitungan kelak, tak ada rasa kecuali sumringah 
menyambut Ramadhan. Insan yang menyadari betapa dosa melumuri dirinya, 
tidak ada rasa kecuali bahagia akan kedatangan bulan Ramadhan.

Mukmin Sejati Itu Dermawan

Salah
 satu pintu yang dibuka oleh Allah untuk meraih keuntungan besar dari 
bulan Ramadhan adalah melalui sedekah. Islam sering menganjurkan umatnya
 untuk banyak bersedekah. Dan bulan Ramadhan, amalan ini menjadi lebih 
dianjurkan lagi. Dan demikianlah sepatutnya akhlak seorang mukmin, yaitu
 dermawan. Allah dan Rasul-Nya memerintahkan bahkan memberi contoh 
kepada umat Islam untuk menjadi orang yang dermawan serta pemurah. 
Ketahuilah bahwa kedermawanan adalah salah satu sifat Allah Ta’ala, 
sebagaimana hadits:

إن الله تعالى جواد يحب الجود ويحب معالي الأخلاق ويكره سفسافها

“Sesungguhnya
 Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Ia mencintai kedermawanan serta akhlak 
yang mulia, Ia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi, di 
shahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami’, 1744)

Dari hadits ini 
demikian dapat diambil kesimpulan bahwa pelit dan bakhil adalah akhlak 
yang buruk dan bukanlah akhlak seorang mukmin sejati. Begitu juga, sifat
 suka meminta-minta, bukanlah ciri seorang mukmin. Bahkan sebaliknya 
seorang mukmin itu banyak memberi. Sebagaimana sabda Rasulullah 
shallallahu ‘alaihi wa sallam:

اليد العليا خير من اليد السفلى واليد العليا هي المنفقة واليد السفلى هي السائلة

“Tangan
 yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Tangan di atas 
adalah orang yang memberi dan tangan yang dibawah adalah orang yang 
meminta.” (HR. Bukhari no.1429, Muslim no.1033)

Selain itu, sifat
 dermawan jika di dukung dengan tafaqquh fiddin, mengilmui agama dengan 
baik, sehingga terkumpul dua sifat yaitu alim dan juud (dermawan), akan 
dicapai kedudukan hamba Allah yang paling tinggi. Rasulullah shallallahu
 ‘alaihi wa sallam bersabda:

إنَّما الدنيا لأربعة نفر: عبد رزقه الله مالاً وعلماً فهو يتقي فيه ربه ويصل فيه 
رحمه، ويعلم لله فيه حقاً فهذا بأفضل المنازل

“Dunia
 itu untuk 4 jenis hamba: Yang pertama, hamba yang diberikan rizqi oleh 
Allah serta kepahaman terhadap ilmu agama. Ia bertaqwa kepada Allah 
dalam menggunakan hartanya dan ia gunakan untuk menyambung silaturahim. 
Dan ia menyadari terdapat hak Allah pada hartanya. Maka inilah kedudukan
 hamba yang paling baik.” (HR. Tirmidzi, no.2325, ia berkata: “Hasan 
shahih”)

Keutamaan Bersedekah

Allah Subhanahu Wa Ta’ala 
benar-benar memuliakan orang-orang yang bersedekah. Ia menjanjikan 
banyak keutamaan dan balasan yang menakjubkan bagi orang-orang yang 
gemar bersedekah. Terdapat ratusan dalil yang menceritakan 
keberuntungan, keutamaan, kemuliaan orang-orang yang bersedekah. Ibnu 
Hajar Al Haitami mengumpulkan ratusan hadits mengenai keutamaan sedekah 
dalam sebuah kitab yang berjudul Al Inaafah Fimaa Ja’a Fis Shadaqah Wad 
Dhiyaafah, meskipun hampir sebagiannya perlu dicek keshahihannya. Banyak
 keutamaan ini seakan-akan seluruh kebaikan terkumpul dalam satu amalan 
ini, yaitu sedekah. Maka, sungguh mengherankan bagi orang-orang yang 
mengetahui dalil-dalil tersebut dan ia tidak terpanggil hatinya serta 
tidak tergerak tangannya untuk banyak bersedekah.

Diantara keutamaan bersedekah antara lain:

1. Sedekah dapat menghapus dosa.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

والصدقة تطفىء الخطيئة كما تطفىء الماء النار

“Sedekah
 dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi, di
 shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)

Diampuninya 
dosa dengan sebab sedekah di sini tentu saja harus disertai taubat atas 
dosa yang dilakukan. Tidak sebagaimana yang dilakukan sebagian orang 
yang sengaja bermaksiat, seperti korupsi, memakan riba, mencuri, berbuat
 curang, mengambil harta anak yatim, dan sebelum melakukan hal-hal ini 
ia sudah merencanakan untuk bersedekah setelahnya agar ‘impas’ tidak ada
 dosa. Yang demikian ini tidak dibenarkan karena termasuk dalam merasa 
aman dari makar Allah, yang merupakan dosa besar. Allah Ta’ala 
berfirman:

أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ 
الْخَاسِرُونَ

“Maka
 apakah mereka merasa aman dari azab Allah? Tiada yang merasa aman dan 
azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 99)

2. Orang yang bersedekah akan mendapatkan naungan di hari akhir.

Rasulullah
 shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang 7 jenis manusia yang
 mendapat naungan di suatu, hari yang ketika itu tidak ada naungan lain 
selain dari Allah, yaitu hari akhir. Salah satu jenis manusia yang 
mendapatkannya adalah:

رجل تصدق بصدقة فأخفاها، حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه

“Seorang
 yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu 
sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh
 tangan kanannya.” (HR. Bukhari no. 1421)

3. Sedekah memberi keberkahan pada harta.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ما نقصت صدقة من مال وما زاد الله عبدا بعفو إلا عزا

“Harta
 tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf 
pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim, no. 2588)

Apa
 yang dimaksud hartanya tidak akan berkurang? Dalam Syarh Shahih Muslim,
 An Nawawi menjelaskan: “Para ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud 
disini mencakup 2 hal: Pertama, yaitu hartanya diberkahi dan dihindarkan
 dari bahaya. Maka pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh 
berkah yang abstrak. Ini bisa dirasakan oleh indera dan kebiasaan. 
Kedua, jika secara dzatnya harta tersebut berkurang, maka pengurangan 
tersebut ‘impas’ tertutupi pahala yang didapat, dan pahala ini 
dilipatgandakan sampai berlipat-lipat banyaknya.”

4. Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً 
يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ

“Sesungguhnya
 orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan 
meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan 
dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala 
yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)

5. Terdapat pintu surga yang hanya dapat dimasuki oleh orang yang bersedekah.

من
 أنفق زوجين في سبيل الله، نودي في الجنة يا عبد الله، هذا خير: فمن كان من
 أهل الصلاة دُعي من باب الصلاة، ومن كان من أهل الجهاد دُعي من باب 
الجهاد، ومن كان من أهل الصدقة دُعي من باب الصدقة

“Orang 
memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan 
dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, 
kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan 
orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu 
shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari 
pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan 
dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari no.3666, Muslim no. 1027)

6. Sedekah akan menjadi bukti keimanan seseorang.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

والصدقة برهان

“Sedekah adalah bukti.” (HR. Muslim no.223)

An
 Nawawi menjelaskan: “Yaitu bukti kebenaran imannya. Oleh karena itu 
shadaqah dinamakan demikian karena merupakan bukti dari Shidqu Imanihi 
(kebenaran imannya)”

7. Sedekah dapat membebaskan dari siksa kubur.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إن الصدقة لتطفىء عن أهلها حر القبور

“Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR. Thabrani, di 
shahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib, 873)

8. Sedekah dapat mencegah pedagang melakukan maksiat dalam jual-beli

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يا معشر التجار ! إن الشيطان والإثم يحضران البيع . فشوبوا بيعكم بالصدقة

“Wahai
 para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa keduanya hadir dalam 
jual-beli. Maka hiasilah jual-beli kalian dengan sedekah.” (HR. Tirmidzi
 no. 1208, ia berkata: “Hasan shahih”)

9. Orang yang bersedekah merasakan dada yang lapang dan hati yang bahagia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan yang bagus 
tentang orang yang dermawan dengan orang yang pelit:

مثل
 البخيل والمنفق ، كمثل رجلين ، عليهما جبتان من حديد ، من ثديهما إلى 
تراقيهما ، فأما المنفق : فلا ينفق إلا سبغت ، أو وفرت على جلده ، حتى تخفي
 بنانه ، وتعفو أثره . وأما البخيل : فلا يريد أن ينفق شيئا إلا لزقت كل 
حلقة مكانها ، فهو يوسعها ولا تتسع

“Perumpamaan orang yang pelit 
dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, 
yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang 
bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar 
di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya
 tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, 
dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya merekat 
erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR. 
Bukhari no. 1443)

Dan hal ini tentu pernah kita buktikan sendiri 
bukan? Ada rasa senang, bangga, dada yang lapang setelah kita memberikan
 sedekah kepada orang lain yang membutuhkan.

Dan masih banyak 
lagi dalil-dalil yang mengabarkan tentang manfaat sedekah dan keutamaan 
orang yang bersedekah. Tidakkah hati kita terpanggil?

Kedermawanan Rasulullah di Bulan Ramadhan

Rasul
 kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, teladan terbaik bagi kita, beliau 
adalah orang yang paling dermawan, dan kedermawanan beliau lebih dahsyat
 lagi di bulan Ramadhan. Hal ini diceritakan oleh Ibnu Abbas 
radhiallahu’anhuma:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس ،
 وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في كل ليلة من 
رمضان فيُدارسه القرآن ، فالرسول الله صلى الله عليه وسلم أجودُ بالخير من 
الريح المرسَلة

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah 
orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan 
Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam 
untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu 
‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari, no.6)

Dari
 hadits di atas diketahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
 pada dasarnya adalah seorang yang sangat dermawan. Ini juga ditegaskan 
oleh Anas bin Malik radhiallahu’anhu:

كان النبي صلى الله عليه وسلم أشجع الناس وأجود الناس

“Rasulullah
 shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling berani dan 
paling dermawan.” (HR. Bukhari no.1033, Muslim no. 2307)

Namun 
bulan Ramadhan merupakan momen yang spesial sehingga beliau lebih 
dermawan lagi. Bahkan dalam hadits, kedermawanan Rasulullah shallallahu 
‘alaihi wa sallam dikatakan melebihi angin yang berhembus. Diibaratkan 
demikian karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat ringan 
dan cepat dalam memberi, tanpa banyak berpikir, sebagaimana angin yang 
berhembus cepat. Dalam hadits juga angin diberi sifat ‘mursalah’ 
(berhembus), mengisyaratkan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi 
wa sallam memiliki nilai manfaat yang besar, bukan asal memberi, serta 
terus-menerus sebagaimana angin yang baik dan bermanfaat adalah angin 
yang berhembus terus-menerus. Penjelasan ini disampaikan oleh Ibnu Hajar
 Al Asqalani dalam Fathul Baari.

Oleh karena itu, kita yang 
mengaku meneladani beliau sudah selayaknya memiliki semangat yang sama. 
Yaitu semangat untuk bersedekah lebih sering, lebih banyak dan lebih 
bermanfaat di bulan Ramadhan, melebihi bulan-bulan lainnya.

Dahsyatnya Sedekah di Bulan Ramadhan

Salah
 satu sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi teladan 
untuk lebih bersemangat dalam bersedekah di bulan Ramadhan adalah karena
 bersedekah di bulan ini lebih dahsyat dibanding sedekah di bulan 
lainnya. Diantara keutamaan sedekah di bulan Ramadhan adalah:

1. Puasa digabungkan dengan sedekah dan shalat malam sama dengan jaminan surga.

Puasa
 di bulan Ramadhan adalah ibadah yang agung, bahkan pahala puasa tidak 
terbatas kelipatannya. Sebagaimana dikabarkan dalam sebuah hadits qudsi:

كل عمل ابن آدم له الحسنة بعشر أمثالها إلى سبعمائة ضعف قال عز و جل : إلا الصيام 
فإنه لي و أنا الذي أجزي به

“Setiap
 amal manusia akan diganjar kebaikan semisalnya sampai 700 kali lipat. 
Allah Azza Wa Jalla berfirman: ‘Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku
 dan Aku yang akan membalasnya.’” (HR. Muslim no.1151)

Dan 
sedekah, telah kita ketahui keutamaannya. Kemudian shalat malam, juga 
merupakan ibadah yang agung, jika didirikan di bulan Ramadhan dapat 
menjadi penghapus dosa-dosa yang telah lalu, Rasulullah shallallahu 
‘alaihi wa sallam bersabda:

من قام رمضان إيماناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه

“Orang
 yang shalat malam karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni 
dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari no.37, 2009, Muslim, no. 759)

Ketiga
 amalan yang agung ini terkumpul di bulan Ramadhan dan jika semuanya 
dikerjakan balasannya adalah jaminan surga. Sebagaimana sabda Rasulullah
 shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إن في الجنة غرفا يرى ظاهرها من 
باطنها وباطنها من ظاهرها أعدها الله لمن ألان الكلام وأطعم الطعام وتابع 
الصيام وصلى بالليل والناس نيام

“Sesungguhnya di surga terdapat 
ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian 
dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang 
yang berkata baik, bersedekah makanan, berpuasa, dan shalat dikala 
kebanyakan manusia tidur.” (HR. At Tirmidzi no.1984, Ibnu Hibban di Al 
Majruhin 1/317, dihasankan Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 
2/47, dihasankan Al Albani di Shahih At Targhib, 946)

2. Mendapatkan tambahan pahala puasa dari orang lain.

Kita
 telah mengetahui betapa besarnya pahala puasa Ramadhan. Bayangkan jika 
kita bisa menambah pahala puasa kita dengan pahala puasa orang lain, 
maka pahala yang kita raih lebih berlipat lagi. Subhanallah! Dan ini 
bisa terjadi dengan sedekah, yaitu dengan memberikan hidangan berbuka 
puasa untuk orang lain yang berpuasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa 
sallam bersabda:

من فطر صائما كان له مثل أجره ، غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيئا

“Orang
 yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa,
 ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi 
pahalanya.” (HR. At Tirmidzi no 807, ia berkata: “Hasan shahih”)

Padahal
 hidangan berbuka puasa sudah cukup dengan tiga butir kurma atau bahkan 
hanya segelas air, sesuatu yang mudah dan murah untuk diberikan kepada 
orang lain.

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يفطر على رطبات قبل أن يصلي فإن لم تكن رطبات 
فعلى تمرات فإن لم تكن حسا حسوات من ماء

“Rasulullah
 shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa dengan beberapa 
ruthab (kurma basah), jika tidak ada maka dengan beberapa tamr (kurma 
kering), jika tidak ada maka dengan beberapa teguk air.” (HR. At 
Tirmidzi, Ahmad, Abu Daud, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi, 
696)

Betapa Allah Ta’ala sangat pemurah kepada hamba-Nya dengan 
membuka kesempatan menuai pahala begitu lebarnya di bulan yang penuh 
berkah ini.

3. Bersedekah di bulan Ramadhan lebih dimudahkan.

Salah
 satu keutamaan bersedekah di bulan Ramadhan adalah bahwa di bulan mulia
 ini, setiap orang lebih dimudahkan untuk berbuat amalan kebaikan, 
termasuk sedekah. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada dasarnya manusia 
mudah terpedaya godaan setan yang senantiasa mengajak manusia 
meninggalkan kebaikan, setan berkata:

فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ

“Karena
 Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan 
(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus.” (Qs. Al 
A’raf: 16)

Sehingga manusia enggan dan berat untuk beramal. Namun
 di bulan Ramadhan ini Allah mudahkan hamba-Nya untuk berbuat kebaikan, 
sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة ، وغلقت أبواب النار ، وصفدت الشياطين

“Jika
 datang bulan Ramadhan, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan 
setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no.3277, Muslim no. 1079)

Dan
 pada realitanya kita melihat sendiri betapa suasana Ramadhan begitu 
berbedanya dengan bulan lain. Orang-orang bersemangat melakukan amalan 
kebaikan yang biasanya tidak ia lakukan di bulan-bulan lainnya. 
Subhanallah.

Adapun mengenai apa yang diyakini oleh sebagian 
orang, bahwa setiap amalan sunnah kebaikan di bulan Ramadhan diganjar 
pahala sebagaimana amalan wajib, dan amalan wajib diganjar dengan 70 
kali lipat pahala ibadah wajib diluar bulan Ramadhan, keyakinan ini 
tidaklah benar. Karena yang mendasari keyakinan ini adalah hadits yang 
lemah, yaitu hadits:

يا أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم ، شهر فيه 
ليلة خير من ألف شهر ، جعل الله صيامه فريضة ، و قيام ليله تطوعا ، و من 
تقرب فيه بخصلة من الخير كان كمن أدى فريضة فيما سواه ، و من أدى فريضة كان
 كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه ، و هو شهر الصبر و الصبر ثوابه الجنة ، و 
شهر المواساة ، و شهر يزاد فيه رزق المؤمن ، و من فطر فيه صائما كان مغفرة 
لذنوبه ، و عتق رقبته من النار ، و كان له مثل أجره من غير أن ينتقص من 
أجره شيء قالوا : يا رسول الله ليس كلنا يجد ما يفطر الصائم ، قال : يعطي 
الله هذا الثواب من فطر صائما على مذقة لبن ، أو تمرة ، أو شربة من ماء ، و
 من أشبع صائما سقاه الله من الحوض شربة لايظمأ حتى يدخل الجنة ، و هو شهر 
أوله رحمة و وسطه مغفرة و آخره عتق من النار ،

“Wahai manusia, 
telah datang kepada kalian bulan yang agung dan penuh berkah. Di 
dalamnya terdapat satu malam yang nilai (ibadah) di dalamnya lebih baik 
dari 1000 bulan. Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai 
sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai perbuatan sunnah 
(tathawwu’). Barangsiapa (pada bulan itu) mendekatkan diri (kepada 
Allah) dengan satu kebaikan, ia seolah-olah mengerjakan satu ibadah 
wajib pada bulan yang lain. Barangsiapa yang mengerjakan satu perbuatan 
wajib, ia seolah-olah mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain. 
Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan kesabaran itu balasannya surga. Ia 
(juga) bulan tolong-menolong, di mana di dalamnya rezki seorang Mukmin 
bertambah (ditambah). Barangsiapa (pada bulan itu) memberikan buka 
kepada seorang yang berpuasa, maka itu menjadi maghfirah (pengampunan) 
atas dosa-dosanya, penyelamatnya dari api neraka dan ia memperoleh 
pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang 
yang berpuasa (itu) sedikitpun.” Kemudian para Sahabat berkata, “Wahai 
Rasulullah, tidak semua dari kita memiliki makanan untuk diberikan 
sebagai buka orang yang berpuasa.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa 
sallam berkata, “Allah memberikan pahala tersebut kepada orang yang 
memberikan buka dari sebutir kurma, atau satu teguk air atau susu. 
Ramadhan adalah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya maghfirah
 (ampunan) dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”

Hadits ini 
diriwayatkan oleh Al Baihaqi, Al Hakim, Ibnu Khuzaimah (no. 1887) dan Al
 Ash-habani dalam At Targhib (178). Hadits ini didhaifkan oleh para 
pakar hadits seperti Al Mundziri dalam Targhib Wat Tarhib (2/115), juga 
oleh Dhiya Al Maqdisi di Sunan Al Hakim (3/400), bahkan dikatakan oleh 
Al Albani hadits ini Munkar, dalam Silsilah Adh Dhaifah (871).

Ringkasnya,
 walaupun tidak terdapat kelipatan pahala 70 kali lipat pahala ibadah 
wajib di luar bulan Ramadhan, pada asalnya setiap amal kebaikan, baik di
 luar maupun di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan oleh Allah 10 sampai
 700 kali lipat. Berdasarkan hadits:

إن الله كتب الحسنات والسيئات
 ثم بين ذلك فمن هم بحسنة فلم يعملها كتبها الله له عنده حسنة كاملة فإن هو
 هم بها فعملها كتبها الله له عنده عشر حسنات إلى سبع مائة ضعف إلى أضعاف 
كثيرة

“Sesungguhnya Allah mencatat setiap amal kebaikan dan amal 
keburukan.” Kemudian Rasulullah menjelaskan: “Orang yang meniatkan 
sebuah kebaikan, namun tidak mengamalkannya, Allah mencatat baginya satu
 pahala kebaikan sempurna. Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, lalu 
mengamalkannya, Allah mencatat pahala baginya 10 sampai 700 kali lipat 
banyaknya.” (HR. Muslim no.1955)

Oleh karena itu, orang yang 
bersedekah di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya 10 sampai 
700 kali lipat karena sedekah adalah amal kebaikan, kemudian berdasarkan
 Al A’raf ayat 16 khusus amalan sedekah dilipatkan-gandakan lagi sesuai 
kehendak Allah. Kemudian ditambah lagi mendapatkan berbagai keutamaan 
sedekah. Lalu jika ia mengiringi amalan sedekahnya dengan puasa dengan 
shalat malam, maka diberi baginya jaminan surga. Kemudian jika ia tidak 
terlupa untuk bersedekah memberi hidangan berbuka puasa bagi bagi orang 
yang berpuasa, maka pahala yang sudah dilipatgandakan tadi ditambah lagi
 dengan pahala orang yang diberi sedekah. Jika orang yang diberi 
hidangan berbuka puasa lebih dari satu maka pahala yang didapat lebih 
berlipat lagi. Subhanallah…

Ayo jangan tunda lagi…

***

Penulis: Yulian Purnama
Artikel www.muslim.or.id

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke