Ga ada urusan si Miranda itu kristen atau islam, kalo dia korupsi, maka dia adalah bajingan. Dan krn dia korupsi, maka dia adalah bajingan. Puas?
>________________________________ > From: johny_indon <johny_in...@yahoo.com> >To: proletar@yahoogroups.com >Sent: Wednesday, August 22, 2012 7:50 AM >Subject: [proletar] Re: Pejabat Koruptif > > > > > >emang kagak aneh koq, cuman tolol doang. >awalnya lu semangat maki2 miranda karena menyangka dia muslim. >setelah dikasitau miranda ternyata sodara seiman elu, lu diem ga berani >maki2 miranda lagi. >goblog sih lu. > >--- In proletar@yahoogroups.com, item abu <itemabu@...> wrote: >> >> Hehehe... kalo gua ga tau apa agama si Miranda, apa anehnya? >> >> Sebaliknya lu ngaku auloh lu adalah tukang tipu. Tolol atau bukan tuh. >> >> >> >> >> >> >> >________________________________ >> > From: johny_indon <johny_indon@...> >> >To: proletar@yahoogroups.com >> >Sent: Tuesday, August 21, 2012 6:41 PM >> >Subject: [proletar] Re: Pejabat Koruptif >> > >> > >> > >> > >> > >> >dan elu menyangka miranda goeltom itu muslim. >> >tolol bener dah. >> >lol. >> > >> >--- In proletar@yahoogroups.com, item abu <itemabu@> wrote: >> >> >> >> Korupsi itu bukan makin marak, krn dr dulu jg udah banyak, cuma ga begitu >> >> diomongin. >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >________________________________ >> >> > From: Sunny <ambon@> >> >> >To: Undisclosed-Recipient@ >> >> >Sent: Tuesday, August 21, 2012 10:32 AM >> >> >Subject: [proletar] Pejabat Koruptif >> >> > >> >> > >> >> > >> >> >Ref: Kalau tidak ada pejabat koruptif, maka NKRI bukan Negara >> >> >Kleptokratik Republik Indonesia. >> >> > >> >> >http://www.suarapembaruan.com/tajukrencana/pejabat-koruptif/23317 >> >> >Pejabat Koruptif >> >> >Kamis, 9 Agustus 2012 | 14:34 >> >> > >> >> >Kasus korupsi yang melibatkan pejabat dan politisi makin marak. Survei >> >> >terbaru yang dilakukan CSIS menunjukkan, sekitar 70 persen pejabat >> >> >menyalahgunakan kekuasaannya untuk merampok uang negara. Data >> >> >menunjukkan, tak kurang dari 240 kepala daerah tersangkut korupsi. >> >> >Jumlah itu belum termasuk pejabat di kementerian dan dinas di daerah. >> >> > >> >> >Pejabat yang dimaksud mayoritas adalah yang berlatar belakang partai >> >> >politik (parpol). Banyaknya pejabat, terutama kepala daerah, yang >> >> >tersandung korupsi dianggap sebagai kegagalan parpol memajukan kandidat >> >> >yang berkualitas. Kegagalan terjadi sejak awal proses perekrutan. Sudah >> >> >menjadi rahasia umum, parpol selalu membuka pintu bagi mereka yang >> >> >memiliki modal finansial maupun yang memiliki akseptabilitas besar, >> >> >untuk diberi kesempatan maju sebagai calon kepala daerah dan calon >> >> >anggota legislatif (caleg). >> >> > >> >> >Dua syarat tersebut, yakni modal uang dan akseptabilitas, membuat parpol >> >> >mengabaikan dua syarat substansial dan krusial, yakni integritas dan >> >> >kapabilitas. Akibatnya, kandidat terbaik tak memperoleh peluang untuk >> >> >maju sebagai pejabat publik maupun caleg. Sebab, aturan perundangan >> >> >mensyaratkan bahwa parpol merupakan pintu masuk tunggal bagi seseorang >> >> >untuk maju menjadi calon kepala daerah. >> >> > >> >> >Kondisi inilah yang mengakibatkan proses perekrutan dan seleksi calon >> >> >menjadi ajang transaksi politik. Pimpinan parpol sebagian besar memilih >> >> >mereka yang memenuhi syarat finansial atau akseptabilitas. Mereka yang >> >> >memiliki modal finansial kuat, dengan mudah akan membeli jabatan melalui >> >> >parpol. Sedangkan, mereka yang memiliki daya akseptabilitas tinggi, >> >> >dengan mudah memperoleh dukungan sponsor finansial, yang lagi-lagi >> >> >menjadi setoran ke parpol. >> >> > >> >> >Praktik semacam ini disadari merupakan dampak dari pemilu yang begitu >> >> >mahal di negeri ini. Maju ke pemilu kepala daerah maupun pemilu >> >> >legislatif, ibarat berinvestasi. Pada akhirnya, bagaimana cara >> >> >mengembalikan modal sudah terpatri sejak awal dan menjadi orientasi >> >> >mereka yang terpilih menduduki jabatan publik maupun di parlemen. >> >> > >> >> >Dalam proses pilkada di tingkat kabupaten/kota, misalnya, seorang calon >> >> >membutuhkan sedikitnya Rp 3 miliar. Jumlah itu mengacu pada nilai uang >> >> >dalam kasus dugaan suap Bupati Buol, Sulteng, yang konon digunakan >> >> >sebagai modal maju ke pilkada. >> >> > >> >> >Sesuai Keppres 68/2011, gaji pokok ditambah tunjangan yang diterima >> >> >seorang bupati sekitar Rp 6 juta per bulan. Jumlah itu ditambah insentif >> >> >pajak yang jumlah per tahunnya mencapai maksimal 7 kali gaji bulanan. >> >> >Dengan komposisi itu, seorang bupati yang berprestasi dapat >> >> >mengakumulasi pendapatan resmi sekitar Rp 120 juta per tahun. Berarti >> >> >dalam satu periode masa jabatan selama lima tahun, dia mendapatkan Rp >> >> >600 juta. Jika dia mampu memperpanjang masa jabatannya untuk lima tahun >> >> >berikutnya, akumulasi pendapatannya mencapai Rp 1,2 miliar. >> >> > >> >> >Pendapatan resmi seorang bupati yang mencapai Rp 1,2 miliar selama 10 >> >> >tahun mengabdi, jauh lebih kecil dibanding modal Rp 3 miliar yang >> >> >diperlukannya saat pilkada. Pertanyaannya, dari mana dia harus >> >> >mengembalikan modal pilkada itu? Satu-satunya jawaban adalah >> >> >menyalahgunakan wewenang dengan mengkorupsi APBD atau memberi kompensasi >> >> >proyek yang menguntungkan para penyokongnya. >> >> > >> >> >Inilah konsekuensi politik transaksional yang diperagakan parpol saat >> >> >menjalankan fungsi perekrutan politik. Tak hanya merekrut calon pejabat >> >> >kepala daerah, parpol juga diberi mandat konstitusional untuk merekrut >> >> >caleg, calon pejabat publik melalui fit and proper test di parlemen, >> >> >bahkan capres dan cawapres. Hal itu mencerminkan pentingnya parpol dalam >> >> >demokrasi di Indonesia. Sayangnya, kini publik dapat melihat dengan >> >> >kasat mata, bahwa parpol menampakkan tanda-tanda pergeseran fungsinya. >> >> > >> >> >Partai yang seharusnya bisa membawa suara rakyat kepada pemerintah yang >> >> >berkuasa dan memperjuangkan kepentingan publik, malah bergeser fungsi >> >> >menjadi suatu kendaraan politik yang bertujuan semata-mata untuk bisa >> >> >memperkaya orang-orang di dalamnya, atau dimanfaatkan sebagian oknum >> >> >agar bisa menduduki jabatan-jabatan publik. >> >> > >> >> >Parpol tidak mampu merekrut calon pejabat yang berjiwa negarawan. Sosok >> >> >negarawan yang dibutuhkan saat ini, adalah mereka yang mampu memberi >> >> >harapan, dengan menentukan arah tujuan bangsa melalui gagasan-gagasan >> >> >besar yang diyakininya akan membawa perbaikan, meskipun itu harus >> >> >melawan arus besar pemikiran bangsa ini. Kriteria penting yang melekat >> >> >pada diri negarawan adalah memiliki visi atau wawasan untuk kepentingan >> >> >masa dengan bangsa atau bagi generasi mendatang. Hal itu bisa ditemukan >> >> >jika parpol mengedepankan syarat integritas dan kapabilitas, bukan >> >> >sekadar modal akseptabilitas apalagi modal finansial semata. >> >> > >> >> >Kenyataan tersebut menegaskan kinerja parpol sangat buruk. Dampaknya, >> >> >jarak para pemilih dengan partai semakin menjauh karena pudarnya >> >> >kepercayaan. Kehidupan demokrasi pun terancam bila parpol menghasilkan >> >> >figur-figur pejabat yang melakukan korupsi politik. >> >> > >> >> >[Non-text portions of this message have been removed] >> >> > >> >> > >> >> > >> >> > >> >> > >> >> >> >> [Non-text portions of this message have been removed] >> >> >> > >> > >> > >> > >> > >> >> [Non-text portions of this message have been removed] >> > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/