tulisan ini saya setuju kang ... emang gitu.
kita lagi gagap dalam mengisi "kemerdekaan" ... initeh sebenanarnya indonesia 
teh mau di bawa ke mana ? mau presidentil atawa parlementer ? Mau jadi NKRI 
atawa mau jadi federasi ? Gagap.

Ibarat masak ikan, kita punya "kemerdekaan" untuk memasak dengan cara membakar 
atau menggoreng ( baca : presidentil atawa parlementer) tapi pan harus teges. 
kalau mau di goreng, ya goreng dengan bener ... kalau mau di bakar, ya bakar 
dengan bener ... jadi outputnya jelas ... ikan bakar ... atau ikan goreng ...  

lieur kang sur sayah mikiranana ... mendingmaen billyard weh ah .. udud.

--- In proletar@yahoogroups.com, "suryana" <gsuryana@...> wrote:
>
> 
> ----- Original Message ----- 
> From: "suryana" <gsuryana@...>
> To: <tionghoa-...@yahoogroups.com>
> Sent: Tuesday, October 09, 2012 3:45 AM
> Subject: Sosialis Demokratis.
> 
> 
> > Beberapa waktu lalu Pak Chan menulis mengenai istilah Sosialis demokratis, 
> > dan menurutku istilah tersebut menjadi aneh.
> >
> > Sosialis yah sosialis, mengapa jadi ada buntutnya demokratis ?.
> > Bila ada Sosialis demokratis maka akan ada kapitalis demokratis, juga 
> > nanti akan timbul komunisme demokratis.
> >
> > Pada hakekatnya sebuah negara memiliki dasar negara dalam istilah Komunis, 
> > Sosialis, Kapitalis.
> > Dan dengan berjalannya waktu maka sebuah negara akan selalu berputar 
> > mengikuti situasi dan kondisi sesuai jaman nya.
> >
> > Semisal negara negara Europa yg memang sudah lebih dahulu eksis didalam 
> > tatanan bermasyarakat ( Romawi/Yunani ), maka ketika terjadi perubahan 
> > drastis posisi kerajaan yg biasa di istilahkan otokrasi ( karena kekuasaan 
> > mutlak ditangan raja/ratu ), pola ketatanegaraannya akan masuk ke system 
> > kapitalis, semakin maju kerajaan tsb maka system kapitalis menjadi semakin 
> > berkembang, dan perkembangan tersebut berjalan dengan tujuan memiliki 
> > sebanyak mungkin harta baik dalam bentuk sumber daya alam maupun sumber 
> > daya manusia, dan dalam hal ini menyerbu/imperialisme menjadi sebuah 
> > solusi, maka negara/kerajaan di Europa memiliki banyak tanah jajahan di 
> > seantero bumi.
> >
> > Setelah kondisi stabil maka wilayah jajahan pun dilepas baik secara 
> > sukarela maupun dipaksa sukarela, dengan kondisi tsb maka terjadi 
> > perubahan menjadi sosialis karena semua yg menjadi ciri kapitalis sudah 
> > dikuasai dan terbukti bahwa memiliki wilayah jajahan bukanlah sebuah 
> > solusi yg saling menguntungkan malah membuat pemimpin kerajaan/negara 
> > menjadi pusing, biarpun didalam mengambil keputusan sudah mulai dikenal 
> > system parlementer ( Yunani/Romawi ) dimana Raja mengambil sikap setelah 
> > parlemen mengambil sikap baik secara "demokratis" maupun pemaksaan didalam 
> > pola mengambil suara terbanyak.
> >
> > Bila sebuah wilayah/kerajaan/negara sudah masuk ke pola sosialis maka 
> > jangan heran pada putaran berikutnya menjadi berpola komunisme, karena 
> > sosialis membutuhkan banyak dana/sda maupun sdm, dimana dana/sda/sdm 
> > meliwati tahap stabil akan berakhir menjadi tidak lagi memiliki apa apa 
> > karena apa yg tersedia sudah tetap dan stabil, sedang didalam kenyataannya 
> > tetap dan stabil membutuhkan banyak stamina yg pada akhirnya menghabiskan 
> > banyak enerji yg ada, dan pada titik ini system komunis akan masuk secara 
> > perlahan dan pasti.
> >
> > Utk contoh dari kapitalis sd sosialis dan komunis maka bisa dilihat 
> > sejarah dari perkembangan yg terjadi di RRC, dimana ketika wilayah RRC 
> > meluas dibawah kepeminpinan Jengis Khan, pada akhirnya menyempit karena 
> > kekurangan sdm, dan ketika kerajaan tidak bisa bertahan dengan 
> > perkembangan kebudayaan, maka RRC berubah kembali menjadi Komunis.
> >
> > Dalam hal ini Mao memilih jalan pintas, dimana dari kapitalis langsung 
> > loncat menjadi komunis, karena pada waktu itu system sosialis tidak bisa 
> > berjalan dengan baik, kerajaan sudah diambang kehancuran, wilayah wilayah 
> > dikendalikan oleh raja raja kecil, dan solusi tepat adalah komunis, karena 
> > komunis tidak berbeda banyak dengan otokrasi seperti hal nya dijaman 
> > kerajaan, dengan system komunis semua menjadi syah utk di laksanakan, 
> > tanpa peduli lagi dengan aturan apapun, semua ditentukan oleh pucuk 
> > pimpinan.
> >
> > RRC setelah membuka pintu sedikit demi sedikit mulai masuk ke system 
> > kapitalis, dimana dengan dana yg ada mampu membeli segala macam baik sda, 
> > sdm semua bisa diatasi karena sudah memiliki modal awal, dimana modal awal 
> > berasal dari masyarakat yg serba seragam sehingga begitu sebuah keputusan 
> > diambil maka semua rakyat harus taat tanpa ada pamrih ini dan itu.
> >
> > Dan dimanakan posisi demokratis ?, menurutku demokratis pada dasarnya 
> > hanya ilusi semata karena demokrasi berdasarkan hitungan votang dan voting 
> > hanya adu kekuatan politik semata, bila diambil contoh di jaman kerajaan 
> > malah yg mengatur votang dan voting adu kuat diambil alih oleh orang orang 
> > yg paling dekat dengan pimpinan, dan peranan kasim pun menjadi sangat 
> > penting.
> >
> > Dalam hal demokrasi inilah Soekarno melihat bahwa votang dan voting bukan 
> > sebuah solusi demokratis, melainkan musyawarah muifakat lah yg sebenarnya 
> > demokrasi karena musyawarah mufakat tidak mengenal votang dan voting, 
> > memang adu kekuatan jelas ada, hanya didalam mengambil sebuah keputusan 
> > adu argumen menjadi lebih penting dibandingkan adu banyak suara.
> >
> > Dalam hal ini sosialis demokratis menjadi aneh didalam benak ku.
> > Dan bukan berarti Pancasila menjadi benar benar sakti, karena pada 
> > dasarnya Pancasila pun tidak mudah utk dilaksanakan didalam tatanan 
> > kehidupan bernegara, ibarat kata Pancasila terlalu komplit, sehingga 
> > dengan semakin komplit malah menjadikan banyak celah utk di susupi 
> > keinginan penguasa apalagi saat ini Indonesia sudah terpecah dengan 
> > otonomi daerah yg notabene banyak raja raja kecil.
> > Dan Pancasila hanya jadi pajangan semata.
> >
> > Silahkan di koreksi bila memang keliru.
>




------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke