hwakakakak.....si engkoh opurtunis penjilat si haji kontol ini tentu akan
menutup mata kalau ada gereja di keprukin orang islam yg kesetanan agama
itu, yg penting bukan keluarganya ini bukan ?...

betapa bahagianya suryana melihat perlakuan orang islam seperti ini
terhadap agamanya, tapi kata suryana sih damai tentram aja tuh keluarga
gw.....

ini belom diitung sampe yang 2012 nih...tambah berprestasi aje tentunya
kalo urusan ngebakar gereja...

===================
PENUTUPAN, PERUSAKAN, DAN ATAU PEMBAKARAN 374 GEREJA DI INDONESIA PADA
TAHUN 1945-1997
Pendahuluan
Negara Republik Indonesia (RI) diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus
1945, setelah dikuasai pemerintah Kolonial Belanda selama 350 tahun dan
Jepang selama 3 tahun (1942-1945).
Negara RI mempunyai satu falsafah Negara, yaitu Pancasila yang terdiri
dari Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
Negara RI terdiri dari lebih 13.000 pulau yang terletak di sepanjang
garis Khatulistiwa dan di antara 2 benua; Asia dan Australia serta di
antara 2 samudra; Pasifik dan Indonesia. Dari 13.000 pulau tersebut, di
antaranya terdapat 5 pulau terbesar yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi dan Irian Jaya.
Negara RI terdiri dari lebih 100 suku bangsa atau etnis dan lebih dari
300 bahasa daerah dan yang terbesar adalah suku Jawa. Penduduk Negara RI
berjumlah 200 juta jiwa dan menganut berbagaiagama. Penduduk yang
beragama Islam - 80%, sedangkan Kristen, Katolik, Hindu, Budha sekitar
20%.
Kepala Negara RI yang pertama adalah Ir. Soekarno yang memerintah sejak
17 Agustus 1945 s/d 7 Maret 1967 dan yang kedua adalah Jendral (Purn)
H.Soeharto yang pertama kali diangkat dengan TAP MPRS No. XXXIII/1967.
Kehidupan warga negara RI diatur dan dijamin oleh UUD 1945, terutama
kehidupan dan
kebebasan menjalankan ibadah serta memeluk agama berdasarkan keyakinan
masing-masing yang tercantum dalam Pasal 29 ayat 2 UUD 1945. Tapi kehidupan
dan kerukunan yang harmonis antar penduduk umat beragama akhir-akhir ini
terganggu, bahkan cenderung terdapat usaha-usaha berupa pembatasan
beribadah, diskriminasi terhadap penduduk yang beragama Kristen - Katolik
yang intinya menyangkut pelanggaran hak asasi manusia.
Sejak tahun 1945 s/d 1 Juli 1997 telah ditutup/dirusak/dibakar 374
gedung Gereja dan paling sedikit 20 orang rohaniwan atau pemuka agama
Kristen yang telah meninggal.
Keprihatian Umat Kristiani Indonesia
Akhir-akhir ini, sejak permulaan tahun 1996, terutama umat Kristiani
Indonesia dihadapkan dengan sederetan peristiwa yang mengejutkan. Selain
itu, terdapat usaha-usaha pembatasan ruang gerak, penghasutan,
intimidasi dan diskriminasi terhadap golongan masyarakat yang lemah
untuk tujuan tertentu oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Umat Kristiani disudutkan dan ada yang menuduh mengkhianati Negara dan
bangsa Indonesia. Umat Kristiani dianggap tidak mempunyai andil dalam
perjuangan bangsa. Dilecehkan bahwa umat Kristiani penganut agama kolonial
dan agama orang kafir. Demikian hasutan-hasutan yang selalu dikumandangkan
sampai saat ini.
Hal ini menciptakan perasaan tidak sejahtera dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Sebagai warga negara yang turut melibatkan diri dalam
kehidupan bangsa, turut berjuang dan berbakti mensukseskan pembangunan
Negara RI sejak Proklamasi Kemerdekaan RI sampai saat ini, kami merasa
prihatin karena bangsa ini sudah berada di tepi jurang perpecahan. Ini
masalah yang serius.
Hal-hal seperti yang dikemukakan diatas sungguh tidak sesuai dengan
tujuan didirikannya Negara RI yang berdasarkan falsafah Pancasila dan
UUD 1945. Hal yang paling mendasar adalah terdapat kemerosotan moral di
hampir semua bidang kehidupan masyarakat yang dapat membahayakan, bahkan
menghancurkan persatuan, masa depan dan keselamatan bangsa Indonesia.
Benarkah umat Kristiani Indonesia, yang merupakan bagian masyarakat
minoritas (Hindu, Budha, Arab, India, Cina dan lain-lain) tidak mempunyai
andil dalam pembangunan negara RI, termasuk juga sumbangannya pada umat
beragama lain ?
Contoh kongkrit yaitu pembangunan Pusat kegiatan Islam di Ujung Pandang,
dimana para konglomerat dari golongan masyarakat minoritas yang dikoordinir
oleh mantan Pangab Jendral (Purn) M.Yusuf, turut berpartisipasi
mengumpulkan dana yang cukup besar sampai mencapai jumlah milyar-an rupiah.
Ir. Silaban, seorang arsitektur yang sederhana juga mempunyai andil dan
berpartisipasi sebagai seorang perancang bangunan Masjid Istiqal di
Jakarta.
Pembangunan Masjid Agung di Surabaya yang pernah tertunda karena kesulitan
dana, atas inisiatif Wakil Presiden RI dengan cara mengerahkan serta
mengumpulkan dana dari para konglomerat yang berasal darigolongan
masyarakat minoritas, telah terkumpul uang sejumlah milyar-an rupiah. Dana
tersebut dikumpulkan dari para konglomerat antara lain; Ir. NN menyumbang
sebesar 1 milyar rupiah, juga konglomerat - konglomerat yang lain yang
menyetor antara 0,5 sampai 1 milyar rupiah.
Kelompok Jimbaran yang mayoritas terdiri dari kelompok masyarakat golongan
minoritas yang di koordinir oleh Menteri Kependudukan dan Keluarga
Berencana Prof.Dr. Hayono Suyono telah menyumbangkan 2 % dari penghasilan
masing-masing sehingga telah terkumpul sekitar satu trilyun rupiah untuk
pembangunan desa-desa miskin, maupun meningkatkan usaha golongan ekonomi
lemah.
Apakah patut golongan masyarakat minoritas yang tidak berdaya tersebut ,
terus-menerus menjadi obyek pemerasan dan intimidasi serta tidak
mempunyai harkat hidup di Negara Republik Indonesia ?.
Penutupan, Perusakan, Pembakaran 374 Gereja Di Indonesia
Dari tahun 1945 s/d 1964 terdapat 2 buah rumah ibadah / Gereja yang
dirusak. Sejak 1965 sampai 1 Juli 1997 dalam setiap tahunnya terjadi
peningkatan jumlah Gereja yang ditutup, dirusak atau dibakar.
Lebih-lebih sejak diberlakukannya SKB 2 Menteri (Menteri Agama dan
Menteri Dalam Negeri) No. 1 tahun 1969. SKB 2 Menteri ini sebenarnya
bertentangan dengan :
1.UUD 1945 Pasal 29 ayat 2
2.Pancasila
3.Tap MPRS nomor XX tahun 1966
4.Dasar-dasar Hak Asasi Manusia
Peristiwa pengrusakan Rumah Ibadah atau Gereja yang tercatat dengan baik
oleh kami berawal pada bulan Juni 1967 dan bulan Oktober 1967 yang terjadi
di daerah Aceh dan Makassar (Ujung Pandang).
Terjadinya perusakan dan atau pembakaran Gereja sering dikemukakan oleh
oknum-oknum maupun tokoh masyarakat sebagai dasar balasan dosa atas
peristiwa kerusuhan di Timor-Timur pada permulaan tahun 1996 .
Yang sebenarnya terjadi adalah permasalahan antara suku pendatang dan
penduduk asli Timor-Timur, yang membawa dampak pada proses marginalisasi
masyarakat Timor-Timur dalam segala bidang, yaitu sosial, politik, agama
dan budaya. Yang dirusak pada waktu itu satu Surau (Masjid) dan satu Gereja
Protestan.
Jelas bahwa situasi Timor-Timur tidak dapat dijadikan alasan yang rasional,
karena masalah utamanya adalah budaya dan politik, bukan
agama.
Tabel 1.
Periode Jumlah Persentase(%) Rata-rata/tahun
1945-1954 0 0 0
1955-1964 2 0 0.2
1965-1974 46 13 4.6
1975-1984 89 24 8.9
1985-1994 132 35 13.2
1995-1997 105 28 52.5
Total 374 100%

Pada tahun 1965 s/d 1974 (10 tahun)
terjadi pengrusakan 46 Gereja atau rata-rata 4,6 gedung Gereja yang dirusak
per tahun.
Kemudian antara tahun 1975 s/d 1984 (10 tahun) jumlah Gereja yang dirusak
meningkat 89 buah atau rata-rata 8,9 per tahun.
Demikian pula antara tahun 1985 s/d 1994 (10 tahun) terjadi peningkatan 2 x
lipat dari jumlah sebelumnya, yaitu 132 buah atau rata-rata 13,2 per tahun.
Dan dalam 2 tahun terakhir, 1995-1997 (2 tahun), terjadi peningkatan yang
sangat mencolok dimana jumlah Gereja yang dirusak menjadi 105 buah atau
rata-rata 52,5 per tahun (lihat Tabel 1). Bila dihitung dalam kurun waktu
10 tahun yang akan datang (1995 s/d 2004), apakah mungkin bisa terjadi lagi
peristiwa perusakan Gereja yang jumlahnya mencapai 300 buah gedung Gereja?
Hingga 1 Juli 1997, telah terjadi penutupan, perusakan dan pembakaran
374 Gereja. Perusakan tersebut diatas, belum termasuk perusakan rumah
ibadah agama lain seperti Vihara maupun fasilitas Pemerintah, swasta dan
fasilitas umum.
Tabel 2.
Propinsi Jumlah Persentase(%)
1.Jatim 104 27
2.Jabar 82 22
3.Jateng 47 13
4.Sulsel 36 11
5.Kalimantan 30 5
6.DKI Jaya 21 5
7.Sumut+Aceh 12 4
8.DI. Yogya 10 3
9.Sumsel+Lampung 7 2
10.Bali 5 2
11.Sulut 2 1
12. Daerah Lain 18 5
Sejak 1996 terjadi beberapa peristiwa yang sangat mencolok :
1.Peristiwa Kendari - Sulawesi Tenggara, selama 1996 enam gereja
dirusak (data menyusul)
2.Peristiwa Siantan - Kalimantan Barat, 30 Maret 1996, dimana Gereja
Misi Injili di desa Peniti, Kecamatan Siantan Kabupaten Pontianak
dirusak dan dibakar.
3.Peristiwa Surabaya (Minggu Kelabu), 9 Juni 1996, dimana 10 gedung Gereja
dihancurkan didaerah Sidotopo oleh massa sebanyak 3000 orang disertai
perampokan dan pelecehan sexual. Gereja yang dirusak adalah:
1.Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) , Jl.Sidotopo Indah Wetan
II/26.
2.Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) "Pogot", Jl. Sidotopo
Wetan Indah II/62-64.
3.Pos Pelayanan "SiloM" GPIB "Cahaya Kasih", Jl. Bulak Jaya.
Gereja Bethel Indonesia (GBI) Firman Hayat, Jl. Tenggumung Baru Selatan 51.
4.Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), Jl. Jatisrono Tengah 11.
5.Gereja Kemah Injil Indonesia Kalvari, Jl. Bulak Banteng Madya 4.
6.Gereja Pantekosta Tabernakel (GPT), Jl. Wonosari Wetan Baru Gg.Sekolahan
22.
7.Persekutuan Doa Gereja Bethel Indonesia (GBI), Jl. Bulak
Banteng Wetan IV/2-4.
8.Gereja Sidang Jemaat Pentakosta Di Indonesia, Jl. Tenggumung
Karya III/54.
9.Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), Jl. Sidotopo Wetan
Indah.
4.Peristiwa Wates, Kediri-Jawa Timur, 14 Juni 1996, dimana Gereja
Kristen Jawi Wetan (GKJW) diserang dan dirusak massa + 2.500 orang oknum
pada jam 02:00 dini hari.
5.Peristiwa Pare, Kediri-Jawa Timur, 25 Juni 1996, dimana Gereja
Pentakosta di Indonesia (GPdI) pada jam 12:00 siang dirusak
dan perabotannya dikeluarkan dari gereja serta dibakar dihalaman
gereja oleh massa + 200 orang oknum.
6.Peristiwa Bekasi - Jawa Barat, 17 Juli 1996 di mana gereja katolik
dibakar oleh masa yang tidak dikenal.
7.Peristiwa Situbondo-Jawa Timur (Kamis Hitam), 10 Oktober 1996, dimana 24
gedung Gereja dirusak dan dibakar oleh massa sebanyak 3000 orang. peristiwa
ini sangat luar biasa menyedihkan karena seorang Pendeta dari Gereja
Pentakosta meninggal dunia terbakar didalam gedung Gereja beserta keluarga
dan seorang Penginjil. Terdapat 5 orang meninggal dunia, yaitu Pdt. Ishak
Christian, Ribka Lena Christian (istri), Elizabeth Christian (anak), Nova
Samuel (keponakan) dan Rita (Penginjil).
Gereja yang dirusak/dibakar adalah:
Situbondo:
1.Gereja Bethel Indonesia/GBI Bukit Sion (di bakar)
2.Gereja Pantekosta di Indonesia /GPdI (di hancurkan)
3.Gereja Bethel Injili Sepenuh/GBIS (di bakar)
4.Gereja Sidang Jemaat Pantekosta/GSJP (di bakar)
5.Gereja Kristen Jawi Wetan/GKJW (di bakar)
6.Gereja Pantekosta Pusat Surabaya/GPPS (di bakar)
7.Gereja Protestan Indonesia Barat/GPIB (dihancurkan)
8.Gereja Katolik (di bakar), Panarukan
9.Gereja Katolik (dibakar)
10.Gereja Pantekosta di Indonesia/GPdI (di bakar), Wonorejo
11.Gereja Pantekosta di Indonesia/GPdI (di rusak)
12.Gereja Kristen Jawi Wetan/GKJW (di bakar)
13.Gereja Bethel Tabernakel/GBT (di bakar),
14.Gereja Katolik (di rusak), Asembagus
15.Gereja Bethel Injili Sepenuh/GBIS (di bakar)
16.Gereja Pantekosta di Indonesia/GPdI (di rusak)
17.Gereja Katolik (di bakar), Besuki
18.Gereja Pantekosta di Indonesia/GPdI (dirusak)
19.Gereja Bethel Injili Sepenuh/GBIS (dirusak)
20.Gereja Kristen Jawi Wetan/GKJW (dirusak)
21.Gereja Katolik (di rusak), Ranurejo
22.Gereja Kristen Jawi Wetan/GKJW (Induk) di bakar
23.Greja Kristen Jawi Wetan/GKJW (cabang) di bakar
24.Gereja Kristus Tuhan /GKT (di bakar).
8.Peristiwa Tasikmalaya - Jawa Barat (Kamis Hitam), 26 Desember 1996 dimana
15 Gereja dirusak dan dibakar serta 4 orang meninggal dunia. Gereja yang
dirusak/dibakar adalah:
1.GKI Tasikmalaya,
2.Gereja Pentakosta di Indonesia,
3.Gereja Bethel Indonesia (GBI),
4.Gereja Gerakan Pentakosta (GGP) Eben Haezer,
5.Gereja Kristen Pasunda,
6.GKI Sion,
7.Gereja Katolik " Hati Kudus Yesus",
8.HKBP (Huria Kristen Batak Protestan),
9.Gereja Yesus Sejati,
10.Gereja Kristen Immanuel,
11.Gereja Bethel Tabernakel,
12.Gereja Kerasulan Baru,
13.Gereja Bethel Tabernakel,
14.Gereja Kristen Pasundan,
15.Gereja Kristen Palemanggung.
9.Peristiwa Rengasdengklok-Jawa Barat (50 km dari Jakarta), 30
Januari 1997, dimana 5
Gereja dirusak, adalah:
1.Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jawa Barat
2.Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI) Rengasdengklok
3.Gereja Bethel Tabernakel (GBT),
4.Gereja Bethel Tabernakel (GBT) cabang,
5.Gereja Pantekosta di Indonesia (GpdI)
10.Peristiwa Ambon, 10 Februari 1997, dimana sekolah TK, SMP, SMU Katolik
dibakar dengan harapan gedung Gereja disampingnya ikut terbakar. Tetapi
untung cepat diselamatkan oleh penduduk sekitarnya sehingga gedung Gereja
tersebut tidak terbakar. Pelakunya 6 orang oknum.
11.Peristiwa Garut-Jawa Barat, 22 Februari 1997, dimana Gereja Kristen
Pasundan (GKP) di desa Cimahi Kecamatan Cisewu - Garut habis
dibakar.
12.Peristiwa Garut - Jawa Barat, 6 Maret 1997, dimana Gereja Sidang Jemaat
Allah (GSJA) didesa Purbayani, Garut dirusak rata
dengan tanah.
13.Peristiwa Surabaya , 13 maret 1997, dimana Gereja Kristen Indonesia
(GKI) di Jl. Ngagel Surabaya dilempari batu oleh oknum-oknum
pelajar STM.
14.Peristiwa Surabaya, 28 - 30 Maret 1997, dimana Gereja Bethel
Indonesia (GBI) Petra di jalan Kalibutuh dilempari batu oleh
oknum-oknum melalui gerbong kereta api. 8 orang oknum telah
ditangkap polisi.
15.Peristiwa Ngawi, 28 Maret 1997, dimana Gereja Bethel Indonesia (GBI)
Immanuel - Pos PI, di desa Kedung Gadul, Kecamatan Widodaren - Ngawi,
dirusak.
16.Peristiwa Wonosobo, Jawa Tengah, 9 Maret 1997, dimana 2 buah Gereja
Kristen Jawa (GKJ) dan sebuah sekolah Katolik di lempari Batu oleh
oknum-oknum yang baru pulang mengikuti pengajian umum pada malam hari.
17.Peristiwa Surabaya, Jawa Timur, 12 April 1997, dimana Gereja Bethel
Indonesia di jalan Sulung Surabaya dan Gereja Katolik dijalan
Kepanjen dilempari batu oleh sekelompok pemuda tidak dikenal pada
jam 19:00.
18.Peristiwa Sumenep-Madura, 15 April 1997, dimana Gereja Sidang
Persekutuan Injili Indonesia (GSPII) ditutup oleh surat perintah Bupati
Sumenep.
19.Peristiwa Bojonegoro, 12 Mei 1997, dimana Pos Gereja Pantekosta di
Indonesia desa Mojopangi, Kelurahan Mojorejo, Kecamatan Kedung Adem.
20.Peristiwa Tuban-Jawa Timur, 15 Mei 1997, Gereja Pantekosta Pusat
Surabaya di desa Bejagung, Kecamatan Semanding, Tuban dibakar oleh massa.
21.Peristiwa Manado-Sulawesi Utara, 22 Mei 1997, dimana Gereja Masehi
Injili Minahasa Eklesia dekat jembatan Megawati dirusak dan Gereja
Pantekosta di Indonesia Tominting Jl.Soputaro juga dirusak.
22.Peristiwa Bogor, Jawa Barat, 22 Mei 1997, dimana Gereja Bethel
Injil Sepenuh (GBIS) di Batu Tulis Bogor dirusak.
23.Peristiwa 23 Mei 1997 terjadi perusakan dan atau pembakaran di
Banjarmasin, Pasuruan, Surabaya, Jakarta-Tanggerang, Bekasi,
Sampang, Kudus dan Pamekasan. Gereja yang dirusak /dibakar adalah
:
Banjarmasin :
1.Katedral Kudus/ Sasana Sehati, Jalan Lambung Mangkurat;
2.Gereja Santa Maria Kelayan, Jalan Rantauan Timur;
3.Gereja Hati Kudus Yesus, Jalan Veteran Merpati;
4.Huria Kristen Batak Protestan Resort Banjarmasin, Jl.Pangeran
Samudra 83;
5.Gereja Jemaat GKE Eben Ezer, Jalan S. Parman 96;
6.Gereja Kebangunan Kalam Allah, Jalan Veteran 85;
7.Gereja Yesus Sejati, Jalan A.I.S Nasution;
8.Gereja Pantekosta di Indonesia, Jalan Veteran 35;
9.Gereja Bethel Indonesia Lentani, Jalan Veteran;
10.Gereja Terang Kristus, Jalan Lambung Mangkurat;
11.Gereja Bethel Indonesia Jemaat Siloan, Jalan R. K. Ilir;
12.Gereja Protestan di Indonesia Barat Jemmat Banjarmasin, Jalan
Gatot Subroto;
13.GPPG Jemaat Banjarmasin, Jalan Lab. SMP 6.

Pasuruan:
1.Gereja Pantekosta Sioan;
2.Gereja Bethel Indonesia;
3.Gereja Protestan di Indonesia Barat;
4.Gereja Katolik;
5.Gereja Bethel Indonesia, Jalan Halmahera.

Surabaya:
1.Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Sepanjang,
2.Gereja Bethel Injil Sepenuh Pandaan;
Jakarta-Tanggerang:
1.Gereja Katolik;
2.Gereja Bethel Indonesia;
3.Gereja Bethel Injil Sepenuh Rawa Kemiri.
Kudus Jateng:
1.Gereja Kristen Muria Indonesia, Tanjung Karang.
Pamekasan:
1.Gereja Katolik, Jalan Jokotole.
Sampang-Madura:
1.Gereja Pantekosta di Indonesia Jl. Panglima Sudirman No 9.
Cikarang Jabar:
1.Gereja YKP,
2.GPdI,
3.GBI. Tanggerang
Jabar:
1.Gereja Katolik,
2.GPdI,
3.GBI. Lemah Abang
Jabar:
1.GBIS. Kadipaten
Jabar:
1.GKP. Kelurahan
Cideras:
1.GKP
24.Peristiwa Bangkalan-Madura, 14 Juni 1997 dimana Gereja Bethel Indonesia,
Gereja Pantekosta di Indonesia dirusak dan dibakar, dan Gereja Katolik saat
kampanye dilempari batu.
Menurut Sebaran daerah terjadinya kerusuhan tersebut, propinsi Jawa
Timur mendudki tempat teratas.
Jumlah Gereja yang rusak, yaitu sebanyak
104 (28%), kemudian menyusul Jawa Barat 82(22%), Jawa Tengah 47 (11%),
Sulawesi Selatan 36(11%) dan seterusnya. (Lihat Tabel 2 dan Gambar 3).

Sedangkan perkembangan perusakan gedung Gereja dalam 4 bulan terakhir,
yaitu bulan Maret
sampai dengan akhir Juni 1997 menunjukkan angka yang terus meningkat.
Per 1 April 1997 tercatat
327 gedung Gereja yang dirusak massa, jumlah ini terus meningkat pada
bulan berikutnya: per 1 Mei 1997 bertambah menjadi 330 gedung Gereja
yang dirusak massa, per 1 Juni 1997 tercatat 358 gedung Gereja yang
dirusak massa dan terakhir pada tanggal 1 Juli 1997 jumlah keseluruhan
gedung Gereja yang rusak sebanyak 374 buah (lihat gambar 4). Adapun
nama-nama Gereja yang dirusak dapat kita lihat pada laporan
peristiwa-peristiwa yang terjadi selama tahun 1997 pada halaman 7 dan
8.

Banyak orang bertanya, siapakah sebenarnya kelompok perusuh itu ? Dan
siapakah sebenarnya otak penggerak kerusuhan-kerusuhan ? Seperti yang
ditulis di surat-surat kabar serta isu yang beredar dimasyarakat,
sebagai pemicu atau penyebab perusakan gedung Gereja tersebut adalah :

kebencian pada warga negara keturunan Cina
kebencian pada umat Kristiani
kesenjangan sosial dan ekonomi
alasan politik, ekonomi, budaya dan lain-lain.

Menganalisis fakta dilapangan dan cara perusakan gedung gereja tersebut,
maka alasan-alasan yang dikemukakan diatas terkesan mengada-ada dan
tidak rasional, bahkan Pangab Jendral M. Faisal Tanjung (Kompas, 8
Januari 1997) menyatakan adanya aktor intelektual dibalik peristiwa-
peristiwa perusakan tersebut diatas. Namun sampai sekarang belum ada
pengadilan yang membuktikan pernyataan Pangab tersebut. Selain itu K.H.
Abdurahman Wahid (Gus Dur) menyatakan bahwa peristiwa kerusuhan yang
terjadi selama ini didanai sebesar 300 milyar rupiah dan uang tersebut
ditanam disalah satu bursa saham di Jakarta (Jawa Pos dan Surya 11 Juni
1997).


2012/12/25 suryana <gsury...@indo.net.id>

> **
>
>
> Apakah sanak saudara dan kerabat serta teman teman anda mendapat perlakuan
> tidak baik dari masyarakat Indonesia
> ----- Original Message -----
> From: "Item Abu" <itema...@yahoo.com>
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke