ngga perlu histeris gitu.
toh akhirnya lu dgn malu2 setuju sama gua bahwa indonesia sejak dulu emang 
plural.
indikator yg gua sebut itu jauh lebih valid daripada mengatakan tidak plural 
hanya karena ada kasus2 kecil yg terjadi di beberapa daerah.
kalau ada perda2 yg mengarah ke urusan agama, ya itulah konsekuensi demokrasi.
demokrasi itu artinya suara minimal 50%+1 yg boleh menentukan policy.
kalau ngga setuju demokrasi, ya lu minta balik aja ke jaman orba.

yg ditakutkan si geboy itu apa sih? takut partai muhammadiyah ikut merayakan 
natal?

http://index.sindonews.com/read/2013/01/13/12/706553/hatta-rajasa-ke-papua-rayakan-natal


--- In proletar@yahoogroups.com, "ttbnice"  wrote:
>
> Dasar idiot. Plural kok indikatornya partai politik yg menang?. Emang kalo 
> partai ISlam yg menang artinya gak plural? Mosok individu mengorbankan 
> pilihannya demi plural? Lagian partai politik ISlam yg menang di daerah2 udah 
> ada kok.
> 
> Tapi apakah masyarakatnya menghargai kebebasan orang lain beribadah? Bebas 
> berekspresi berdasarkan agamanya? Jika ya ini tandanya plural. 
> 
> FPI sama sekali tidak mewakili masyarakat, jadi saya setuju, ini mah 
> kasuistis. Biasalah, ada aja orang yg "beda" dalam masyarakat. TApi polisi, 
> pengadilan, pejabat publik, jelas mewakili masyarakat. MAsyarakat wajib marah 
> jika mereka gak adil. Dari situlah didapatkan keadilan. DAri situlah kita 
> bisa menilai tipe masyarakat kita.
> 
> Jika masyarakat bogor diam saja mendiamkan walikotanya, apa artinya? Jika 
> masyarakat Indonesia diam saja liat walikota padang semena2 melanggar 
> Pancasila, apa artinya? Artinya masyarakat setuju!!
> 
> Saya juga setuju Indonesia sejak dulu plural, dan yg sekarang terjadi 
> belumlah semenakutkan yg gaby bilang. Tapi lu jangan pura2 buta kalo 
> pluralisme di Indnesia semakin menipis. Ditambah banyak pemimpin2 agama yg 
> larang2 gaul dengan non muslim.
> 
> Jika dibiarkan, bukankah apa yg ditakutkan Gaby akan jadi kenyataan? 
> Janganlah jadi masyarakat Jerman yg pura2 ga liat apa yg dilakukan Hitler di 
> awal kekuasaannya.
> 
> 
> 
> --- In proletar@yahoogroups.com, "johny_indon"  wrote:
> >
> > 
> > 
> > bukan hanya "sudah", tapi sejak dulu memang plural.
> > karena biarpun indonesia mayoritas muslim, belum pernah dalam sejarah ada 
> > partai berbasis islam yg menang pemilu.
> > bandingkan dengan jerman yg konon sekuler itu, yg menang pemilu adalah 
> > partai kresten (christian democratic union).
> > 
> > dari sini aja udah bisa dilihat bahwa muslim yg berperilaku ekstrim model 
> > fpi 
> > jumlahnya sangat minoritas dibanding muslim keseluruhan.
> > bahkan dalam berpolitikpun ternyata sebagian besar malah memilih partai 
> > yg tidak berbasis agama.
> > 
> > --- In proletar@yahoogroups.com, "suryana"  wrote:
> > >
> > > Sebenarnya sederhana, di Indonesia masyarakatnya sebenarnya sudah plural, 
> > > sehingga pilgub DKI saja biarpun memakai issue SARA tetap saja Jokowi - 
> > > Ahok 
> > > menang.
> > > FPI pernah memberi ultimatum DPRD agar Ahok dicopot dari posisi D2 dan 
> > > boleh 
> > > menjabat bila menjadi mualaf, hasilnya tetap saja anteng.
> > > 
> > > Rapat APBD Jakarta yg diganjel oleh PKS pun di sebar ke masyarakat, 
> > > padahal 
> > > parpol lain juga sudah sengak karena yg dipermasalahkan bukan hal 
> > > penting, 
> > > bayangkan sampai partai pendukung calon yg kalah pun walk out, ini 
> > > minimal 
> > > menandakan bahwa issue SARA di kota besar sudah menghilang, sedang di 
> > > daerah 
> > > bisa dilihat di Babel, dimana mayoritas dari parpol PBB malah mendukung 
> > > Ahok, padahal PBB umumnya disebut partai Islam yg kuat, hal ini juga 
> > > menjelaskan kenyataan dilapangan jauh berbeda dibandingkan dengan oretan 
> > > sampah disini yg selalu memojokan Islam tanpa peduli dengan kenyataan 
> > > dilapangan.
> > > 
> > > Bila si binatang purba bersel satu amuba juspig morang maring yah wajar, 
> > > karena selain tidak bisa masuk ke Indonesia juga diberi tunjangan gembel 
> > > dari Prancis dan Belanda, sehingga mau tidak mau harus takluk dan nurut 
> > > ke 
> > > majikan yg memberi tunjangan gembel.
> > > 
> > > Heran juga bila Gabriel bisa terbawa paranoid ke Islam, entah faktor apa 
> > > yg 
> > > membuat ketakutan, berbeda dengan si abu ireng, yg ini bisa dimaklumi 
> > > karena 
> > > mengalami pelecehan sexual di timur tengah sehingga ketika nongkrong di 
> > > Kedubes pun tidak bicara apa apa, selain pulang gratis dibayar oleh 
> > > kedubes.
> > > ----- Original Message ----- 
> > > From: "johny_indon" 
> > > 
> > > dan berbagai golongan islam juga yg menggolkan megawati jadi presiden.
> > > puyeng sendiri kan lu?
> > > --- In proletar@yahoogroups.com, Gabriella Rantau  wrote:
> > > >
> > > > Ingat berbagai golongan Islam mencoba menggagalkan Megawati sbg calon 
> > > > Prez. Alasan mereka 'bangsa yg dipimpin perempuan adalah bangsa yg 
> > > > tidak 
> > > > diberkati Auloh!'
> > > >
> > > > Gabriella
> > > >
> > > >
> > >
> >
>



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to