http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/12/16/o3.htm
Kemiskinan dan penderitaan masyarakat sering dijadikan peluang untuk menjatuhkan lawan politik yang sedang berkuasa dan sekaligus akan memainkan politik uang dalam pemilu merupakan pilihan-pilihan sementara sebagai konsekuensi dari lemahnya SDM Nasib Kebijakan Publik Oleh Tonggo Anthon UJUNG-UJUNG yang akan diukur publik dari tindakan perombakan kabinet SBY-Kalla adalah penampilan berbagai kebijakan publik yang dilakukan oleh kabinet. SBY boleh saja meyakinkan masyarakat bahwa dalam penyusunan kabinet barunya itu dirinya benar-benar bebas dari tekanan dan juga bebas dari pertimbangan politik, melainkan bebas dan rasional demi efektivitas untuk perbaikan kinerja pemerintahannya. Ini berarti, secara diam-diam SBY-Kalla pun mengakui bahwa kinerja pemerintahnya setahun ini mengecewakan alias gagal. -------------------------------------------- Untuk mempertahankan dukungan yang sudah ada adalah dengan menyampaikan ''terima kasih'' berupa masuknya sejumlah tokoh parpol pendukung ke dalam kabinet. Sedangkan untuk meraih kemenangan yang akan datang adalah dengan dua cara, yaitu menarik ''masuk'' (''merayu'') tokoh puncak dari parpol yang tidak mendukung dan menarik segelintir kaum profesional yang mampu memberi bobot setiap kebijakan publik yang diambil. Kehadiran kaum profesional ini untuk menarik simpati anggota yang berposisi netral. Penyusunan kabinet dengan model koalisi semacam ini akan berefek pada kesulitan bagi kabinet untuk memiliki putra-putri terbaik bangsa ini. Sementara itu, efekivitas kebijakan publik yang mereka mainkan nanti murni dipengaruhi oleh kualitas SDM mereka. Apakah kabinet baru SBY-Kalla akan evektif memecahkan berbagai masalah bangsa? Atau, apakah kinerja kabinet baru SBY-Kalla akan lebih baik dari yang sebelumnya? Sosok Menteri dan Efektifitas Kebijakan Publik Ada empat kondisi yang bisa mempengaruhi efektivitas kebijakan publik, yaitu teknik kebijakan yang tersedia, kondisi sosial-budaya-politik, kondisi finansial, dan aparat. Apa yang dilakukan SBY-Kalla dalam perombakan kabinet adalah upaya untuk memenuhi kriteria keempat, yaitu aparatur. Artinya, menteri-menteri yang ada diharapkan mampu menampilkan kinerja kebijakan publik yang baik. Di kabinet SBY-Kalla yang lalu didominasi oleh orang-orang parpol seperti di masa lalu. Hanya segelintir orang saja yang muncul karena profesionalisme mereka dari bidang-bidang tertentu. Sementara itu, perombakan kabinetnya hanya terbatas pada enam kursi (dengan memasuki tiga wajah baru), dan di antara mereka itu hanya Dr. Budiono - Menko Perekonomian- dan Dr. Sri Mulyani - Menteri Keuangan- sebagai orang profesional. Justru jumlah kaum profesional dalam kabinet hasil perombakan itu semakin kecil dan dari kalangan parpol lebih diperbesar yaitu dengan masuknya Paskah Suzetta dari Partai Golkar sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Erman Suparno dari PKB sebagai Menakertrans. Penempatan Aburizal Bakrie sebagai Menkokesra, Fahmi Idris sebagai Menperin, dan Erman Suparno sebagai Menakertrans tetaplah bukan dari putra-putri terbaik bangsa ini untuk pos-pos itu. Reputasi mereka di bidang-bidang itu tidak memadai. Bakrie lebih dikenal sebagai pengusaha, Fahmi Idris dan Erman lebih sebagai politisi dari Golkar dan PKB. Kalaupun mereka dianggap tepat, maka bandingannya dengan sesama politisi saja. Karena kabinet ini pun masih diwarnai oleh semangat koalisi dan penempatan orang yang bukan pada bidangnya, maka proses pembuatan kebijakan publik akan jauh dari proses rasional. Kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh masa depan masih tetap sama dengan masa lalu, yaitu tidak efektif untuk memecahkan masalah bangsa. Hal ini karena ketidakprofesionalan para menteri dan menonjolkan ''ucapan terima kasih'' kepada para pendukung masing-masing kelompok serta menarik simpati publik untuk pemilu akan datang. SBY-Kalla sulit menepis anggapan orang bahwa kabinet terbarunya pun penuh dengan nuansa politik. Sebab, ketika SBY membantah tuduhan itu tanpa disertai argumen yang membuktikan bahwa dia benar-benar melepaskan diri dari kompromi politik. Orang baru percaya bahwa pengangkatan menteri yang sudah tepat kecuali harus diikuti dengan tindakan pembuktian bahwa hanya mereka itulah yang merupakan putra-putri terbaik bangsa saat ini. Masih Ada Harapan Kemiskinan dan penderitaan masyarakat sering dijadikan peluang untuk menjatuhkan lawan politik yang sedang berkuasa dan sekaligus akan memainkan politik uang dalam pemilu merupakan pilihan-pilihan sementara sebagai konsekuensi dari lemahnya SDM. Andaikan ada kemampuan SDM yang memadai untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat, maka politik kotor tidak akan dipilih. Jika demikian, maka satu-satunya cara untuk menjamin efektivitas kebijakan publik di tangan kabinet terbaru SBY-Kalla adalah dengan memberi kesempatan yang sebesar-besarnya kepada kaum profesional untuk menjadi staf ahli para menteri. Memang selama ini pun para pejabat selalu punya tim ahli. Apakah kebijakan publik yang tidak efektif selama ini pun untuk membuktikan bahwa kapasitas para ahli kita pun tidak lebih baik dari yang politisi? Kata Prof. Dr. Agus Dwiyanto ketika memberi kuliah Kebijakan Publik untuk mahasiswa S2 Ilmu Administrasi Negara UGM (1999), ''Posisi kami sebagai tim ahli para pejabat tidak punya kekuatan untuk menekan dan tidak ada hukum yang mengatur untuk memberi sanksi bagi pejabat yang tidak mengikuti nasihat tim ahli. Kami hanya bisa memberi nasihat, dipakai atau tidak oleh pejabat bukan wewenang kami lagi...!'' Bila persoalannya terletak pada posisi tim ahli yang tidak kuat di mata pejabat, maka DPR dan presiden harus segera pula mengeluarkan regulasi yang mengatur hubungan antara tim ahli dan pejabat serta posisi nasihat ahli di hadapan pejabat. Tentu saja pejabat tersebut harus dikenakan tindakan administratif maupun hukum. Penulis, Direktur Institut Kebijakan Publik Indonesia, tinggal di Yogyakarta [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Know an art & music fan? Make a donation in their honor this holiday season! http://us.click.yahoo.com/.6dcNC/.VHMAA/Zx0JAA/uTGrlB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage : http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/