Bahkan Obama sendiri menyatakan bahwa kalopun Amerika menyerang Syria, hanya 
cuma serangan udara saja dan waktunya tidak lebih dari 60 hari !!!  Jadi tidak 
penting apakah Amerika benar2 menyerang atau tidak, yang paling penting adalah 
anda harus memahami politik Global Amerika.

1.  Perang di Syria itu sebenarnya 100% perang antara Suni dan Syiah !!!  
Artinya sponsor utama perang disini adalah Iran (pusat Islam Syiah) dan Arab 
Saudi (pusat Islam Suni).  Islam Syiah adalah minoritas Islam yang tidak punya 
wilayah sebelumnya, tapi dengan bantuan rahasia CIA, Khomeini berhasil 
mendirikan pusat Islam Syiah pertama didunia ini.  Untuk menyebarkan Islam 
Syiah tidak ada jalan selain perang yaitu "revolusi Islam" yang sudah di imani 
seluruh umat Syiah diseluruh dunia.

2. Ambisi hegemonis Amerika bukanlah fisik melainkan politik dalam bentuk 
keseimbangan kekuatan disetiap regional, artinya kekuatan fisik angkatan perang 
Amerika bukanlah bertujuan menguasai melainkan menciptakan keseimbangan 
kekuatan2 yang saling bermusuhan seperti diwilayah Timur Tengah antara kekuatan 
Suni dan Syiah.

Kedua pokok diatas inilah yang menjadi pertimbangan Amerika dalam menyusun 
strategi keseimbangan kekuatan dimana di Mesir se-olah2 mendukung rezim militer 
yang didominasi Suni sedangkan di Syria juga mendukung rezim pemberontak Suni 
untuk se-olah2 ingin menjungkalkan rezim minoritas Syiah (Basyar Assaad).

Sementara itu media berita yang dikuasai Amerika sengaja bungkam untuk tidak 
menyingkap bahwa perang yang sektarian Suni vs Syiah dikamuflase se-olah2 
menjadi perang Anti-Islam vs Pro-Islam.  Hal ini menjadi stereotype dunia Islam 
dimana Amerika selalu dikelompokkan sebagai "anti-Islam".

Muslimin diseluruh dunia terjebak mendukung kelompok Syiah akibat 
stereotype-nya ini.  Rencana Amerika menyerang Syria mendapat response langsung 
menentang dari muslimin seluruh dunia, sedangkan mendukung militer di Mesir 
berakibat menambah dukungan muslimin dunia kepada Mursi yang Syiah.  Tindakan 
Amerika ini sejalan dengan aliansinya Arab Saudia yang sekalipun dibantu 
Amerika tapi disudutkan muslimin diseluruh dunia.

Kalo Iran menjadi negara Islam Syiah yang pertama, maka Syria diharapkan akan 
menjadi negara Syiah yang kedua, kejadian ini sangat menguatirkan rezim 
mayoritas Islam yang Suni yang didominasi Arab Saudia.  Jadi bukan hal yang 
aneh, setiap Amerika memerangi Islam ternyata hasilnya lahir negara Islam Syiah 
yang baru, dan hal ini akan segera terbukti dengan makin dominan-nya 
pemerintahan Syria meskipun ditaburi ancaman2 Amerika.  Dunia Islam yang 
anti-Amerika terpaksa membuka dukungannya kepada rezim Islam Syiah diluar 
kehendaknya.

Hal inipun telah menjebak teroris Hamas yang membantu pemberontak Suni 
memerangi pemerintah Syria yang dikuasai Syiah, tapi sebaliknya, Hamas 
mendukung Mursi yang Syiah untuk memerangi militer Mesir yang didukung oleh 
Islam Suni.  Lebih dari separuh pasukan Hamas dimusnahkan pemerintah Syria 
dibawah Basyaar Assaad.  Sisa2 Hamas dimanfaatkan Mursi yang Syiah, dan Hamas 
terpaksa berlindung di Mesir dibawah Mursi dengan harapan Mursi akan melindungi 
ratusan terowongan2 dibawah tanah yang dikelola oleh Hamas.

Hamas yang secara ideologis Islam Suni akhirnya terjebak dibantai militer Mesir 
yang justru juga Islam Suni sebagai akibat blunder berkonspirasi dengan Mursi 
yang diduganya semula sebagai penguasa Mesir, sayang dugaannya salah sehingga 
dosa2nya dalam mendukung Mursi harus dibayar dengan kehancuran-nya yang lebih 
hebat daripada kehancurannya di Syria.


Ny. Muslim binti Muskitawati.

Kirim email ke