DeLancey,
Perjalanan Spiritual Seorang Pembantu Pastor Menjadi Seorang Muslim 

Senin, 13
Okt 2008 11:34  

   

"Saya tidak bisa menemukan
jawaban-jawabannya di Alkitab. Begitu saya sadar bahwa Trinitas cuma sebuah
mitos dan bahwa Tuhan cukup kuat untuk "menyelamatkan" seseorang
tanpa membutuhkan bantuan dari seorang anak atau siapapun, atau apapun.  

Semuanya kemudian berubah. Keyakinan saya selama ini terhadap ajaran
Kristen runtuh. Saya tidak lagi mempercayai ajaran Kristen atau menjadi seorang
Kristiani." 

Jalan
untuk meraih cita-citanya sebagai pastor atau pemimpin misionaris terbuka
lebar, namun jalan yang terbentang itu justru membawanya untuk mengenal Islam.
Sehingga ia akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang Muslim dan melepaskan
semua ambisinya, meski pada saat itu ia sudah menjadi pembantu pastor. Dia
adalah Abdullah DeLancey, seorang warga Kanada yang menceritakan perjalanannya
menjadi seorang Muslim. 

"Dulu,
saya adalah penganut Kristen Protestan. Keluarga saya membesarkan saya dalam
ajaran Gereja Pantekosta, hingga saya dewasa dan saya memilih menjadi seorang
jamaah Gereja Baptist yang fundamental," kata DeLancey mengawali
ceritanya. 

Menurutnya,
sebagai seorang Kristen yang taat, kala itu dia kerap terlibat dengan berbagai
aktivitas gereja seperti memberikan khotbah pada sekolah minggu dan
kegiatan-kegiatan lainnya. "Saya akhirnya terpilih sebagai pembantu
pastor. Saya benar-benar ingin mengabdi lebih banyak lagi pada Tuhan dan
memutuskan untuk mengejar karir sampai menjadi seorang Pendeta," tutur
DeLancey yang kini bekerja memberikan pelayanan pada para pasien di sebuah
rumah sakit lokal. 

Keinginannya,
sebenarnya menjadi seorang Pastor atau menjadi seorang misionaris. Namun ia
berpikir, jika menjadi seorang Pendeta maka akan memperkuat komitmen hidupnya
dan keluarganya pada gereja secara penuh. DeLancey pun mendapatkan beasiswa
untuk mengambil gelar sarjana di bidang agama. 

"Sebelum
mengikuti kuliah di Bible 
 College , saya berpikir
untuk lebih menelaah ajaran-ajaran Kristen dan saya mulai menanyakan sejumlah
pertanyaan-pertanyaan serius tentang ajaran agama saya. Saya mempertanyakan
masalah Trinitas, menagapa Tuhan membutuhkan seorang anak dan mengapa Yesus
harus dikorbankan untuk menebus dosa-dosa manusia seperti yang disebutkan dalam
Alkitab," ujar DeLancey yang dikaruniai tiga anak dari perkawinannya
selama hampir 20 tahun. 

Hal
lainnya yang menjadi tanda tanya bagi DeLancey, bagaimana bisa orang-orang yang
disebutkan dalam "Kitab Perjanjian Lama" bisa "selamat" dan
masuk surga padahal Yesus belum lahir. "Saya dengan serius merenungkan
semua ajaran Kristen, yang selama ini saya abaikan," sambung DeLancey. Ia
mengakui tidak mendapatkan jawaban yang masuk akan dan cukup beralasan atas
semua pertanyaan-pertanyaan yang menjadi dasar ajaran Kristen itu. 

"Lantas,
untuk apa Tuhan memberikan kita akal yang luar biasa jika kemudian kita tidak
boleh menggunakannya. Itulah yang perintahkan agama Kristen, agama Kristen
meminta kita untuk tidak menggunakan akal ketika menyatakan bahwa Anda harus
punya keyakinan. Sebuah keyakinan yang buta," kata DeLancey, mengenang
pengalamannya di masa lalu. 

Sejak
itu, DeLancey sadar bahwa selama ini ia sudah menelan ajaran Kristen dengan
secara buta dan tidak pernah mempertanyakan hal-hal yang sebenarnya membuatnya
bingung. "Saya sama sekali tidak pernah menyadarinya," ujar DeLancey. 

"Saya
tidak bisa menemukan jawaban-jawabannya di Alkitab. Begitu saya sadar bahwa
Trinitas cuma sebuah mitos dan bahwa Tuhan cukup kuat untuk
"menyelamatkan" seseorang tanpa membutuhkan bantuan dari seorang anak
atau siapapun, atau apapun. Semuanya kemudian berubah. Keyakinan saya selama
ini terhadap ajaran Kristen runtuh. Saya tidak lagi mempercayai ajaran Kristen
atau menjadi seorang Kristiani." 

"Saya
meninggalkan gereja untuk selamanya dan istri saya mengikuti langkah saya,
karena ia juga mengalami hal yang sama dalam menerima ajaran-ajaran Kristen.
Inilah yang akan menjadi awal perjalanan spritual saya, ketika itu saya tanpa
agama tapi tetap percaya pada Tuhan," papar DeLancey. 

Hidayah Itupun Datang 

DeLancey
mengakui, saat-saat itu menjadi saat-saat yang sulit bagi dirinya dan
keluarganya yang selama ini hanya tahu ajaran Kristen. Namun ia terus mencari
kebenaran dan mulai mempelajari berbagai agama. DeLancey tetap menemui
kejanggalan-kejanggalan dalam agama-agama yang dipelajarinya, sampai ia
mendengar tentang agama Islam. 

"Islam
!!! Apalagi itu? Sepanjang yang saya ingat, saya tidak pernah mengenal seorang
Muslim dan tidak pernah mendengar Islam, bahkan pembicaraan tentang Islam
sebagai salah satu agama di tempat saya tinggal di Kanada kecuali cerita-cerita
buruk tentang Islam. Ketika itu, saya sama sekali tidak mempertimbangkan
Islam," tutur DeLancey. 

Tapi
kemudian, DeLancey mulai membaca-baca informasi tentang Islam dan mulai membaca
isi al-Quran. Isi al-Quran itulah yang mengubah kehidupannya sehingga ia
tertarik untuk membaca segala sesuatu tentang Islam. Beruntung, DeLancey
menemukan sebuah masjid yang letaknya sekitar 100 mil dari
 kota tempat tinggalnya. 

"Saya
lalu membawa keluarga saya ke masjid ini. Dalam perjalanan, saya merasa gugup
tapi juga dipenuhi semangat dan saya bertanya pada diri sendiri, apakah saya
akan diizinkan masuk ke masjid karena saya bukan seorang Arab atau
Muslim," kisahnya. 

Setelah
sampai di masjid, saya pun merasa bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Ia
dan keluarganya disambut hangat oleh seorang Imam dan sejumlah Muslim di masjid
itu. "Mereka sangat baik. Tidak seburuk berita-berita tentang
Muslim," aku DeLancey. 

Di
masjid itu, DeLancey diberi buku yang ditulis oleh Ahmad Deedat dan ia
diyakinkan bisa menjadi seorang Muslim. DeLancey membaca semua
material-material tentang Islam dan sangat menghargai pemberian itu, karena di
perpustakaan di tempatnya tinggal hanya ada empat buku tentang Islam. 

"Setelah
mempelajari buku-buku itu, saya sangat syok. Bagaimana bisa saya menjadi
seorang Kristiani begitu lama dan tidak pernah mendengar ada kebenaran? Saya
akhirnya meyakini Islam dan ingin masuk Islam," kisah DeLancey. 

Ia
kemudian mengontak komunitas Muslim di kotanya dan pada 24 Maret 2006 saya
pergi ke masjid dan mengucapkan syahadah beberapa saat sebelum pelaksanaan
salat Jumat, dengan disaksikan komunitas Muslim di kotanya. 

"Saya
mengucapkan La illaha ill Allah, Muhammadur Rasul Allah, tiada tuhan selain
Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Saya pun menjadi seorang Muslim. Hari
itu adalah hari paling indah dalam hidup saya. Saya mencintai Islam dan
merasakan kedamaian sekarang," tukas DeLancey mengingat kembali saat-saat
ia menjadi seorang Mualaf. 

DeLancey
mengakui, ia dan keluarganya menghadapi masa-masa sulit setelah memutuskan
memeluk Islam terutama dari teman-temannya yang Kristen dan dari kedua
orangtuanya. Ia tidak diakui lagi sebagai anak dan teman-temannya yang Kristen
tidak mau lagi bicara dengannya. DeLancey dijauhi bahkan ditertawai. 

"Saya
senang menjadi seorang Muslim, tak masalah jika teman-teman saya sesama orang
Kanada memandang saya aneh karena memilih menjadi seorang Muslim. Karena saya
sendiri yang akan mempertanggungjawabkan perbuatan saya pada Allah setelah saya
mati." 

"Allah
memberi saya kekuatan dan Allah yang Maha Besar menolong saya untuk melewati
masa-masa sulit setelah saya masuk agama Islam. Saya punya banyak sekali
saudara seiman sekarang," tandas DeLancey. 

Setelah
masuk Islam, DeLancey mengubah nama depannya dan jadilah namanya sekarang
Abdullah DeLancey. menjadi orang pertama dan satu-satunya pembimbing rohani
Islam yang dibolehkan bekerja di rumah sakit di kotanya. Ia juga mengelola
sebuah situs Islam Muslimforlife.com yang
dididirikannya. 

"Saya
seorang Muslim dan saya sangat bahagia menjadi seorang Muslim. Rasa syukur saya
panjatkan pada Allah swt," tukas DeLancey mengakhiri kisah perjalanannya
dari seorang pembantu pastor menjadi seorang Muslim. (iol) 

   

  Shalom,Tawangalun.
 



 

____________



      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to