nah, persoalan anda dan bung tawang adalah sama, yaitu sama-sama mudah
percaya apa kata orang, sama-sama mudah percaya pada buku yang belum
memiliki keilmiahan.

mau tahu kenapa jangan mudah percaya pada orang? karena orang itu bisa
ngibul.
mau tahu kenapa jangan mudah percaya pada buku? karena buku juga bisa ngibul
dan produsen buku itu kebanyakan targetnya cuman duit. kalau ngibul tapi
laku ya gak masalah, yang penting laku dan habis laris dibeli oleh orang2
yang tidak pernah mengkritisi isi buku tersebut.

mau tahu saya enggak percaya LAI 76, karena anda itu tukang ngibul dan tidak
ada referensi di LAI sama sekali.

jadi tidak perlu menjadi polisi, tapi anda dan bung tawang harus selalu
JANGAN MUDAH PERCAYA.

selidiki terus, dan selidiki terus !

2010/8/18 ndeboost <rambitese...@rocketmail.com>

>
>
> Informasi berlaku juga utk @Wandu, @Wawan, mestinya.
> Kalau @Yusfiq karena sdh punya tunjangan, obsolete.
>
> BTW
> nT kok kek polisi saja mau main interogasi? Merasa demikian
> ya? Coba nT telusuri, "Dian/Albaz - dari Buku "Saya memilih
> Islam" Penyusun Abdul Baqir Zein, Penerbit Gema Insani"
> kalau serius. Kan p...@tawang nulisnya lengkap?
> Namun dari pengalaman nDeboost, nT ga serius alias males.
> Belum lagi tanya ke LAI mengenai Bibel edisi LAI76 sudah
> bilang ga ada LAI menerbitkan edisi ini. nT kan nyarinya
> hanya liwat gugel? Tak tawarin kopiannya, nolak. (nDeboost
> juga kalau ngirimkan kopian ke nT paling 10 lembaran).
>
> --- In proletar@yahoogroups.com <proletar%40yahoogroups.com>, David
> Silalahi <davidfr76...@...> wrote:
> >
> > sekali lagi: ini adalah cerita konyol.
> > mohon pertemukan saya pada orang yang mengaku menjadi mualaf hanya karena
> > suara azan. saya jamin begitu saya interogasi maka urutan kejadiannya
> akan
> > berbeda.
> >
> > di dunia ini ada sebuah organisasi yang senang mengungkap hal-hal yang
> > dinyatakan gaib, dan ada imbalan sebesar US$ i juta (SATU JUTA DOLAR)
> bila
> > memang terbukti gaib.
> >
> > nah, saya sarankan suruh orang2 yang mengaku mendengar atau merasakan hal
> > gaib itu dfan nyatakan pada lembaga peneliti tersebut untuk mendapatkan
> SATU
> > JUTA DOLAR.
> >
> > alamat website lembaga peneliti tersebut silahkan cari di google. kalau
> > malas nanti saya bantu carikan.
> >
> >
> > 2010/8/18 Tawangalun <tawanga...@...>
> >
> > >
> > >
> > > Kan Hotel Borobudur itu cedak dari Istiqlal kok gak mungkin,ini ada
> lagi
> > > tanggamu wong Medan malah:
> > >
> > > Yenni Farida (Liu Lie Hwa) : Mendengar Azan di Pesawat
> > > Kisah Mualaf - Kisah A to Z
> > >
> > > Wednesday, 31 August 2005 16:42
> > > Kalau mengingat kembali saat pertama saya merasa terpanggil untuk
> menjadi
> > > seorang muslimah, rasanya tidak mampu saya menahan perasaan kagum dan
> takjub
> > > saya pada Ilahi Rabbi, Sang Pencipta Yang Maha Agung. Betapa tidak,
> > > peristiwa terdengarnya suara azan di telinga saya saat berada di dalam
> > > pesawat dengan ketinggian 300-3000 kaki (feet), adalah sesuatu
> yang--kalau
> > > dipikirkan secara logika--sangat mustahil.
> > >
> > > Terlebih lagi, saat saya sadari bahwa suara azan, yang entah dari mana
> > > asalnya itu, hanya saya sendiri yang mendengar. Namun, saat detik itu,
> > > setelah saya dengar dengan khusyu suara azan "gaib" selama hampir 15
> menit
> > > itu, tertanam niat di hati saya untuk masuk Islam.
> > >
> > > Peristiwa di dalam pesawat yang terjadi beberapa tahun lalu itu, juga
> > > mengingatkan saya pada masa lalu, yang terus terang saja, tidak terlalu
> > > menyenangkan. Kehidupan yang saya jalani sebelum mengenal Islam adalah
> > > hari-hari yang seakan tak pernah berakhir. Terasa panjang, berat, dan
> sepi.
> > >
> > > Saya, Liu Lie Hwa, yang lahir di Medan, Sumatra Utara, tahun 1972 silam
> ,
> > > sudah harus bekerja keras banting tulang, agar pendidikan saya tidak
> > > berhenti di tengah jalan. Meski saya anak bungsu dari lima bersaudara,
> tapi
> > > saya bertekad untuk membiayai sendiri sekolah saya, setidak-tidaknya
> harus
> > > tamat SMU.
> > >
> > > Itu terjadi karena kedua orang tua kami meninggal dunia pada saat saya
> > > masih membutuhkan banyak biaya, terutama untuk pendidikan. Keempat
> kakak
> > > saya sebenarnya mau menanggung semua kebutuhan saya, setidaknya hingga
> saya
> > > merasa mampu untuk hidup mandiri. Tapi saya, dengan segala kerendahan
> hati,
> > > meminta kepada mereka agar membiarkan saya berusaha sendiri lebih dulu.
> > > "Bila aku nggak mampu, barulah kakak boleh membantuku," kata saya saat
> itu.
> > > Nekat, memang. Tapi, saya tidak menyesal sedikit pun dengan keputusan
> itu.
> > >
> > > Benar kata orang, di mana ada kemauan di situ ada jalan. Karena usaha
> > > keras, saya berhasil sekolah sambil bekerja sebagai tenaga pembukuan di
> > > sebuah toko kecil di kota Medan. Selain itu, saya yang kata orangpunya
> suara
> > > lumayan bagus mencoba juga untuk meniti karier dibidang tarik suara.
> Saya
> > > menjadi penyanyi amatir, sekadar untuk menambah uang saku. Lumayan,
> pikir
> > > saya. Dan selama itu halal, saya tidak malu menjalaninya.
> > >
> > > Begitulah kehidupan yang saya jalani saat itu. Dan, mengenai perjalanan
> > > batin saya dalam mencari ketenangan lewat agama, sempat juga membawa
> saya
> > > untuk berpaling dan agama semula, menjadi seorang pengikut Budha. Saya
> > > terang-terangan masuk agama Budha, tahun 1987, saat duduk di kelas satu
> SMU.
> > > Yang saya tahu scat itu, agama tersebut terasa lebih menarik untuk
> > > ditelusuri. Ajaran yang dikandungnya terasa seperti air mengalir, dan
> lebih
> > > banyak memberi saya ketenangan batin.
> > >
> > > Hijrah Ke Jakarta
> > >
> > > Setelah lulus SMU (1989), kegiatan saya sebagai pinyanyi semakin
> meningkat,
> > > karena lewat menyanyi segala kebutuhan saya lebih terjamin. Tawaran
> untuk
> > > show dalam dan luar kota, selalu saga terima dengan tangan terbuka,
> terlebih
> > > karena saya sudah tidak terikat lagi dengan waktu belajar.
> > >
> > > Ketika datang tawaran untuk show di Jakarta bersama artis senior
> lainnya
> > > dari kota Medan, saya tidak berpikir dua kali. Segera saya siapkan
> segalanva
> > > untuk berangkat ke Jakarta, karena selain untuk urusan menyanyi, di
> Jakarta
> > > pun saya ingin bertemu dengan paman dan tante yang sangat sayang pada
> saya
> > > walaupun mereka tahu saya sudah memeluk agama Budha.
> > >
> > > Paman dan tante saya sangat taat menganut agama Katolik --apalagi paman
> > > adalah seorang penginjil. Namun, mereka tetap sayang kepada saga.
> Barangkali
> > > yang menjadi pertimbangan mereka karena saya adalah anak yang sudah
> tidak
> > > beribu dan berayah, yang patut dikasihani. Entahlah.
> > >
> > > Singkatnya, saat ingin kembali ke Medan inilah, saya mengalami
> peristiwa
> > > azan "gaib" di dalam pesawat. Benar-benar tidak pernah saga duga
> sebelumnya.
> > > Bahkan malam hari sebelum peristiwa itu pun, saya tidak bermimpi
> apa-apa.
> > > Dan anehnya, saya yang selama ini belum mengenal Islam, kecuali
> sepintas
> > > lalu, tapi suara azan itu entah mengapa terasa tidak asing lagi di
> telinga
> > > saya. Saya menikmatinya dengan sungguh-sungguh, hingga dalam benak saya
> > > terbetik kata, "Mengapa tidak sejak dulu saya masuk Islam. Ientunva,
> suara
> > > azan seperti ini akan senantiasa saya dengar."
> > >
> > > Setelah suara azan dalam pesawat itu berlalu, saya yang tengah dilanda
> > > bingung itu tidak kuasa untuk menanvakan perihal pendengaran saya itu
> kepada
> > > siapa saja di pesawat itu yang mempunyai ciri-ciri seorang muslim atau
> > > muslimah. Kebetulan, penumpang yang ada di samping saya adalah seorang
> bapak
> > > berusia 60-an, yang mengenakan topi haji berwarna putih.
> > >
> > > Pikir saya, ia pasti seorang muslim. Tanpa banyak berpikir lagi, saya
> > > langsung menyapanya, memperkenalkan diri, dan menceritakan sedikit
> mengenai
> > > keajaiban yang barn saja saya alami.
> > >
> > > Orang tua berperawakan sedikit gemuk, yang sebagian rambutnya sudah
> > > berwarna putih itu, bernama Pak Rahmat. Ia ternyata benar-benar seorang
> > > muslim yang baik, karena dengan segala keramahan dan kebijakannya is
> > > menanggapi segala cerita saya.
> > >
> > > Tanpa sadar, selama perjalanan pulang Jakarta-Medan tersebut, saya
> > > menceritakan keseluruhan riwayat hidup saya padanya. Beliau ternyata
> sangat
> > > penyayang dan sangat memperhatikan setiap orang yang benar-benar
> tertarik
> > > pada Islam.
> > >
> > > Dikatakannya bahwa dalam rumahnya, ada juga beberapa mualaf yang untuk
> > > sementara, selama belum bisa mandiri baik lahir maupun batin, tinggal
> di
> > > rumahnya. "Seandainya kamu ingin masuk Islam dan perlu bimbingan,
> datanglah
> > > pada kami. Bapak dan ibu, anggaplah seperti orang tuamu sendiri. Orang
> tuamu
> > > yang seiman," ujarnya lembut.
> > >
> > > Mendengar penuturan Pak Rahmat, saya tidak bisa tidak, jadi menangis
> > > tersedu menahan haru. Betapa tidak, saya yang sejak usia muda ditinggal
> ayah
> > > dan ibu, tiba-tiba mendapat seorang ayah angkat, dalam sebuah pesawat,
> dan
> > > di perjalanan pulang yang singkat. Dan, semua itu membuat saya semakin
> > > yakinbahwa kasih dan sayang Allah SWT pada saya semakin deras mengalir.
> "Aku
> > > akan mengabdi pada-Nya dalam agama yang diridhai-Nya," ujar saya
> membatin.
> > >
> > > MasuK ISLAM
> > >
> > > Setelah sampai di Medan, tidak berapa lama kemudian saya datang
> mengunjungi
> > > ayah angkat saya, Pak Rahmat. Benar saja, ia dan keluarganya menyambut
> saya
> > > dengan keceriaannya yang tulus. Pada Pak Rahmat yang biasa saya panggil
> > > Bapak, saya utarakan niat saya yang sudah mantap untuk masuk Islam.
> Maka
> > > tidak berapa lama kemudian tepatnva pada tanggal 17 September 1991,
> saya
> > > resmi masuk Islam. Setelah menjadi muslimah sava berganti nama menjadi
> Yenni
> > > Farida.
> > >
> > > Sejak menjadi muslimah, otomatis segala aktivitas menyanyi saya
> hentikan.
> > > Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, saya bekerja kembali sebagai
> tenaga
> > > pembukuan di sebuah perusahaan kecil. Selama setengah tahun saya
> tinggal
> > > dengan keluarga Pak Rahmat. la tidak pemah menyinggung perasaan saya.
> > > Sikapnya dan keluarganya, semua sangat baik pada saya. Tapi saya sadar,
> saya
> > > tidak bisa selamanya menyusahkan mereka. Saya mulai berpikir untuk
> hidup
> > > mandiri, dan tidak bergantung pada Bapak lagi.
> > >
> > > Akhirnya saya putuskan untuk pergi merantau mencari pekerjaan di
> Jakarta.
> > > Niat ini semula ditentang oleh Bapak, dengan alasan Jakarta kota besar
> yang
> > > tidak selamanya ramah. la takut saya akan terjebak atau tanggelam oleh
> > > derasnya arus kota Jakarta.
> > >
> > > Namun, setelah saya yakinkan padanya bahwa saya bisa menjaga diri,
> terlebih
> > > setelah saya katakan bahwa saya tinggal dengan om dan tante saya di
> Jakarta,
> > > mereka lumayan tenang melepaskan kepergian saya. Namun, ada satu pesan
> Bapak
> > > yang tidak akan pernah saya lupakan dan selalu saya laksanakan hingga
> detik
> > > ini, yaitu agar saya jangan sampai lupa untuk melaksana kan shalat lima
> > > waktu maupun shalat sunat lainnya. "Itu yang tetap menjadikanmu sebagai
> > > muslimah, Anakku," ujarnya pada saya.
> > >
> > > Menikah
> > >
> > > Di Jakarta, saya cuma sebentar tinggal bersama tante, karena setelah
> > > mendapatkan pekerjaan, saya segera pindah ke tempat kos di jalan
> Latumeten,
> > > Jakarta Barat. Kepindahan saya ke tempat kos itu, ternyata punya arti
> > > tersendiri. Di sanalah saya bertemu dengan seorang pemuda bersama
> Muhammad
> > > Majid, asal Kebumen, Jawa Tengah yang kelak menjadi suami saya.
> > >
> > > Sebagai perantau dan sekaligus "pendatang baru" dalam Islam, saya
> > > membutuhkan seorang teman yang bisa membimbing saya untuk menjadi
> seorang
> > > muslimah yang baik. Alhamdulillah, figur pembimbing tersebut ada pada
> diri
> > > Muhammad Majid. Kami menjadi semakin Akrab, karena saya sering
> berkonsultasi
> > > masalah-masalah keagamaan dengannya. Tanpa kami sadari, kami jadi
> saling
> > > membutuhkan. Benih cinta mulai bersemi di antara kami berdua.
> > >
> > > Singkat cerita, tak lama kemudian, pada tanggal 29 Januari 1992, saya
> dan
> > > dia resmi menikah. Dan sejak saat itu, kebahagiaan saya menjadi Iengkap
> > > dengan hadirnya seorang pendamping yang saleh, yang akan selalu ada di
> sisi
> > > saya. Meski kami cuma hidup dari penghasilan suami saga yang guru
> agama,
> > > namun hidup ini saya jalani dengan penuh keikhlasan.
> > >
> > > Dian/Albaz - dari Buku "Saya memilih Islam" Penyusun Abdul Baqir Zein,
> > > Penerbit Gema Insani
> > >
> > > Shalom,
> > > Tawangalun.
> > >
> > >
> > > --- In proletar@yahoogroups.com <proletar%40yahoogroups.com><proletar%
> 40yahoogroups.com>, David
> > > Silalahi <davidfr766hi@> wrote:
> > > >
> > > > gak percaya.
> > > > itu cerita konyol yang dikarang-karang.
> > > >
> > > > 2010/8/16 Tawangalun <tawangalun@>
> > >
> > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > Ya reaksi orang non muslim denger azan itu macem2,pernah ada tamu
> bule
> > > > > Hotel Borobudur waktu terbangun gara2 loudspeaker dari masjid
> > > > > Istiqlal.Karena marah dia turun kerecepcion nanya itu suara opo? Oo
> itu
> > > > > panggilan solat subuh namanya azan.Artinya opo itu ? wah coba
> tanyakan
> > > ke
> > > > > yang azan dimasjid itu kan deket.
> > > > > Betul bule tadi penasaran nanya opo artinya azolatu chairum
> minanaum =
> > > > > Bahwa solat itu lebih baik dari pada tidur.Percoyo gak bule tsb
> ahirnya
> > > jadi
> > > > > mualaf.
> > > > >
> > > > > Shalom,
> > > > > Tawangalun.
> > > > >
> > > > >
> > > > > --- In proletar@yahoogroups.com <proletar%40yahoogroups.com><proletar%
> 40yahoogroups.com><proletar%
> > > 40yahoogroups.com>, Scheherazade
> > >
> > > > > Scheher <scheherazade2009@> wrote:
> > > > > >
> > > > > > Ini cuman omongan klas minoritas wan,istri anda rupanya orang
> khazars
> > > > > ya??
> > > > > >
> > > > > > --- On Mon, 8/16/10, wawan <selarasmilis@> wrote:
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > From: wawan <selarasmilis@>
> > > > >
> > > > > > Subject: [proletar] loudspeaker masjid...
> > > > > > To: proletar@yahoogroups.com <proletar%40yahoogroups.com><proletar%
> 40yahoogroups.com> <proletar%
> > > 40yahoogroups.com>
> > >
> > > > > > Date: Monday, August 16, 2010, 10:20 AM
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > Â
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > orang islam itu bakal kehilangan sense...
> > > > > > karena mereka terima ajaran secara doktrinal...
> > > > > >
> > > > > > bukan suatu "pengetahuan" yang diolah dari sense-nya sendiri...
> > > > > >
> > > > > > termasuk loudspeaker mesjid itu menunjukan ketiadaan sense orang
> > > islam...
> > > > > >
> > > > > > aku ingat banget dulu...pagi-pagi ketika bawa bini nengok
> > > > > mertua...pagi-pagi dia denger azan...dia bilang "kenapa ada orang
> gila
> > > > > teriak-teriak pagi-pagi subuh????"
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > --
> > > >
> > > > Asuransi Allianz terbaik 2010 di Indonesia, INFOBANK:
> > > >
> > >
> http://www.antaranews.com/berita/1277927039/infobank-umumkan-peringkat-perusahaan-asuransi
> > > >
> > > > Allianz, Top 20 The Biggest Company in the world:
> > > >
> > >
> http://money.cnn.com/magazines/fortune/global500/2010/snapshots/7674.html
> > > >
> > > > Allianz, The most Admired Company in the World:
> > > >
> > >
> http://money.cnn.com/magazines/fortune/mostadmired/2010/snapshots/7674.html
> > > > <
> > >
> http://www.antaranews.com/berita/1277927039/infobank-umumkan-peringkat-perusahaan-asuransi
> > > >
> > > > Contact me for your A to Z insurance needs.
> > > >
> > > >
> > > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > > >
> > >
> > >
> > >
> >
> >
> >
> > --
> >
> > Asuransi Allianz terbaik 2010 di Indonesia, INFOBANK:
> >
> http://www.antaranews.com/berita/1277927039/infobank-umumkan-peringkat-perusahaan-asuransi
> >
> > Allianz, Top 20 The Biggest Company in the world:
> >
> http://money.cnn.com/magazines/fortune/global500/2010/snapshots/7674.html
> >
> > Allianz, The most Admired Company in the World:
> >
> http://money.cnn.com/magazines/fortune/mostadmired/2010/snapshots/7674.html
> > <
> http://www.antaranews.com/berita/1277927039/infobank-umumkan-peringkat-perusahaan-asuransi
> >
> > Contact me for your A to Z insurance needs.
> >
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
>
>  
>



-- 

Asuransi Allianz terbaik 2010 di Indonesia,  INFOBANK:
http://www.antaranews.com/berita/1277927039/infobank-umumkan-peringkat-perusahaan-asuransi

Allianz, Top 20 The Biggest Company in the world:
http://money.cnn.com/magazines/fortune/global500/2010/snapshots/7674.html

Allianz, The most Admired Company in the World:
http://money.cnn.com/magazines/fortune/mostadmired/2010/snapshots/7674.html
<http://www.antaranews.com/berita/1277927039/infobank-umumkan-peringkat-perusahaan-asuransi>
Contact me for your A to Z insurance needs.


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke