Indonesia udah siap ganyang malaysia nehh....
-----Original Message-----
From: "sunny" <am...@tele2.se>
Sender: proletar@yahoogroups.com
Date: Thu, 30 Sep 2010 23:48:24 
To: <Undisclosed-Recipient>
Reply-To: proletar@yahoogroups.com
Subject: [proletar] Bangsa Pemarah

Refleksi : NKRI bukan saja membutuhkan banyak TKI untuk mendatangkan devisa, 
tetapi juga  banyak pemarah agar kepetingan para petinggi negara selalu 
terjamin  jaya dan kaya. 

http://www.mediaindonesia.com/read/2010/09/09/171711/70/13/Bangsa-Pemarah-

Bangsa Pemarah 
Kamis, 30 September 2010 00:01 WIB      


KEKERASAN, kebrutalan, dan kerusuhan adalah tanda paling nyata sebuah 
masyarakat telah kehilangan kesabaran dan akal sehat. Yang dipamerkan justru 
emosi dan senjata. Yang diagungkan adalah kehendak menang sendiri bahkan dengan 
cara membunuh. 

Hal sepele saja bisa menyulut kebrutalan yang berakibat fatal dan menimbulkan 
jatuhnya korban jiwa dan harta benda. Itulah yang sedang kita saksikan 
hari-hari ini di seantero negeri. Kerusuhan di Tarakan, Kalimantan Timur, 
merenggut tiga nyawa serta melukai puluhan lainnya. Ribuan perempuan dan 
anak-anak menjadi pengungsi dan mencari tempat berlindung di kantor polisi atau 
markas tentara serta tempat-tempat ibadah. 

Tak hanya di Tarakan. Di Jakarta, dua kubu preman berseteru saling menyerang di 
depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Tiga nyawa melayang sia-sia. Mereka 
seolah tak peduli imbauan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang prihatin atas 
berbagai kerusuhan di Tanah Air. 

Kini bangsa ini menjadi bangsa pemarah. Kita kehilangan kemampuan bertoleransi. 
Kohesitas di antara beragam etnik kian renggang dan malah bersalin dengan 
semangat saling membantai, saling membunuh. 

Tragedi Tarakan yang berlangsung sejak Minggu (26/9) hingga kemarin adalah 
bukti kegagalan negara mengantisipasi. Padahal bukan baru sekali ini peristiwa 
bentrokan antaretnik muncul. Kita memiliki banyak pengalaman konflik 
antaretnik, tetapi kita tidak belajar dari pengalaman itu. 

Ada kasus kerusuhan antaretnik di Sampit, Kalimantan Tengah, beberapa tahun 
silam yang banyak menelan korban jiwa. Juga ada kasus Poso (Sulawesi Tengah), 
Ambon, Abepura (Papua), dan sejumlah tempat lain. Semuanya menebarkan maut dan 
amis darah. 

Semua itu menyebabkan masyarakat setempat hidup dalam trauma, saling curiga dan 
tidak percaya sesama anak bangsa. Dan sekarang hal yang memprihatinkan itu 
terjadi di Tarakan. 
Ada banyak faktor yang menyulut pecahnya konflik itu. Sebagian penyebabnya 
adalah rebutan penguasaan sumber daya ekonomi. 

Para pendatang menguasai sumber daya ekonomi tertentu dan menyingkirkan sumber 
daya ekonomi masyarakat lokal. Hal itu menimbulkan iritasi sosial kemudian 
meledak menjadi kerusuhan. 

Bentrokan mestinya dapat dicegah jika aparat negara sigap membaca fenomena dan 
tangkas melakukan antisipasi. Bentrokan antarkubu preman di Jakarta Selatan 
kemarin, misalnya, tanda-tandanya telah terjadi pekan lalu. Tetapi aparat 
lalai, alpa, atau tidak peduli. Setelah korban berjatuhan, barulah polisi 
datang. 

Pemerintah tidak boleh mendiamkan dan hanya sibuk memoles citra. Aparat negara 
tidak boleh menyepelekan kemudian lalai mengantisipasi. Harus ada ketegasan. 
Kerusuhan tidak bisa diselesaikan dengan pidato. 

Kita gemas melihat preman lebih berkuasa daripada aparat negara. Mereka leluasa 
menenteng samurai, parang, dan kelewang di jalan-jalan di tengah kota, mencari 
musuh, tanpa dilucuti polisi. Mereka bahkan memiliki senjata api dan melepaskan 
tembakan. Saling membunuh dan tidak bersikap toleran adalah budaya paling 
primitif dari sebuah peradaban. Ternyata bangsa ini belum juga beranjak dari 
situ. 

[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to