alis matanya menyatu ke tengah, jidat yang bersendawa bergelegak dalam sorot
tajam merah mata. kilatan cahaya tak lagi malu-malu berkata pada hati yang
gundah. kulabrak aja kau, kukepruk. besok toh kami lupa

2010/10/1 sunny <am...@tele2.se>

>
>
> Refleksi : NKRI bukan saja membutuhkan banyak TKI untuk mendatangkan
> devisa, tetapi juga banyak pemarah agar kepetingan para petinggi negara
> selalu terjamin jaya dan kaya.
>
> http://www.mediaindonesia.com/read/2010/09/09/171711/70/13/Bangsa-Pemarah-
>
> Bangsa Pemarah
> Kamis, 30 September 2010 00:01 WIB
>
> KEKERASAN, kebrutalan, dan kerusuhan adalah tanda paling nyata sebuah
> masyarakat telah kehilangan kesabaran dan akal sehat. Yang dipamerkan justru
> emosi dan senjata. Yang diagungkan adalah kehendak menang sendiri bahkan
> dengan cara membunuh.
>
> Hal sepele saja bisa menyulut kebrutalan yang berakibat fatal dan
> menimbulkan jatuhnya korban jiwa dan harta benda. Itulah yang sedang kita
> saksikan hari-hari ini di seantero negeri. Kerusuhan di Tarakan, Kalimantan
> Timur, merenggut tiga nyawa serta melukai puluhan lainnya. Ribuan perempuan
> dan anak-anak menjadi pengungsi dan mencari tempat berlindung di kantor
> polisi atau markas tentara serta tempat-tempat ibadah.
>
> Tak hanya di Tarakan. Di Jakarta, dua kubu preman berseteru saling
> menyerang di depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Tiga nyawa melayang
> sia-sia. Mereka seolah tak peduli imbauan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
> yang prihatin atas berbagai kerusuhan di Tanah Air.
>
> Kini bangsa ini menjadi bangsa pemarah. Kita kehilangan kemampuan
> bertoleransi. Kohesitas di antara beragam etnik kian renggang dan malah
> bersalin dengan semangat saling membantai, saling membunuh.
>
> Tragedi Tarakan yang berlangsung sejak Minggu (26/9) hingga kemarin adalah
> bukti kegagalan negara mengantisipasi. Padahal bukan baru sekali ini
> peristiwa bentrokan antaretnik muncul. Kita memiliki banyak pengalaman
> konflik antaretnik, tetapi kita tidak belajar dari pengalaman itu.
>
> Ada kasus kerusuhan antaretnik di Sampit, Kalimantan Tengah, beberapa tahun
> silam yang banyak menelan korban jiwa. Juga ada kasus Poso (Sulawesi
> Tengah), Ambon, Abepura (Papua), dan sejumlah tempat lain. Semuanya
> menebarkan maut dan amis darah.
>
> Semua itu menyebabkan masyarakat setempat hidup dalam trauma, saling curiga
> dan tidak percaya sesama anak bangsa. Dan sekarang hal yang memprihatinkan
> itu terjadi di Tarakan.
> Ada banyak faktor yang menyulut pecahnya konflik itu. Sebagian penyebabnya
> adalah rebutan penguasaan sumber daya ekonomi.
>
> Para pendatang menguasai sumber daya ekonomi tertentu dan menyingkirkan
> sumber daya ekonomi masyarakat lokal. Hal itu menimbulkan iritasi sosial
> kemudian meledak menjadi kerusuhan.
>
> Bentrokan mestinya dapat dicegah jika aparat negara sigap membaca fenomena
> dan tangkas melakukan antisipasi. Bentrokan antarkubu preman di Jakarta
> Selatan kemarin, misalnya, tanda-tandanya telah terjadi pekan lalu. Tetapi
> aparat lalai, alpa, atau tidak peduli. Setelah korban berjatuhan, barulah
> polisi datang.
>
> Pemerintah tidak boleh mendiamkan dan hanya sibuk memoles citra. Aparat
> negara tidak boleh menyepelekan kemudian lalai mengantisipasi. Harus ada
> ketegasan. Kerusuhan tidak bisa diselesaikan dengan pidato.
>
> Kita gemas melihat preman lebih berkuasa daripada aparat negara. Mereka
> leluasa menenteng samurai, parang, dan kelewang di jalan-jalan di tengah
> kota, mencari musuh, tanpa dilucuti polisi. Mereka bahkan memiliki senjata
> api dan melepaskan tembakan. Saling membunuh dan tidak bersikap toleran
> adalah budaya paling primitif dari sebuah peradaban. Ternyata bangsa ini
> belum juga beranjak dari situ.
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to