http://www.surya.co.id/2010/11/05/biaya-produksi-tinggi-upaya-penggabungan-pg-ditolak.html

Biaya Produksi Tinggi, Upaya Penggabungan PG Ditolak
Jumat, 5 Nopember 2010 | 07:44 WIB

SURABAYA - SURYA - Polemik atas rencana penutupan atau penggabungan tujuh 
pabrik gula (PG) di Jatim mendapat sorotan sejumlah pihak. 

PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI yang akan melakukan penggabungan atau 
amalgamasi terhadap PG langsung ditolak petani tebu, dengan alasan bakal 
menimbulkan biaya tinggi.

Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Arum Sabil mengatakan, 
penggabungan PG berdampak pada melonjaknya biaya produksi yang harus ditanggung 
petani. 

Pasalnya, mereka akan menanggung biaya angkut yang lebih jauh. Dampaknya, 
selain petani tak lagi melirik tanam tebu, harga jual gula ke konsumen ikut 
terkerek.

"Ini bukan solusi tepat. Kami menolak tegas penutupan atau penggabungan tujuh 
PG. Harusnya PTPN mengevaluasi lebih detail penyebabnya," kata Arum, di 
Surabaya, Kamis (4/11).

Alasan PTPN XI menggabung tujuh PG yang berlokasi di Situbondo, Probolinggo, 
dan Madiun karena alasan merugi. Sebagai akibat tidak tercapainya kapasitas 
produksi PG, sementara pasokan tebu dari petani minim.

Menurut Arum, PTPN harus mengkaji dulu mengapa pasokan tebu berkurang. Jika 
kekurangan itu akibat turunnya rendemen tebu, harus diciptakan varietas tebu 
yang baik dan mendesak revitalisasi menyeluruh terhadap PG.

"Kami berharap Gubernur Jatim bisa menjembatani untuk dibawa ke pemerintah 
pusat agar revitalisasi PG segera dilakukan, misal, diambilkan dana APBN," 
tegas Arum, yang memproyeksikan anggaran revitalisasi PG dan lahan tanam tebu 
mencapai Rp 500 miliar setiap PG.

Pernyataan itu dilontarkan, mengingat selama ini PTPN cenderung membebankan 
tanggung jawab produksi gula hanya kepada petani, selain mengambinghitamkan 
produktivitas karyawan.

Arum optimistis revitalisasi PG yang terintegrasi mampu kembali meningkatkan 
produktivitas gula dan merangsang petani kembali tanam tebu. 

"Kalau pemerintah mau, dana bisa dikucurkan melalui bank BUMN dan mesin PG 
dikerjakan BUMN di bidangnya," ucapnya.

Corporate Secretary PTPN XI Adig Suwandi menambahkan, tidak mudah melakukan 
amalgamasi PG. Selain pertimbangan ekonomis, finansial, perusahaan tentu 
mempertimbangkan dampak sosial.

"Kami harap ada dukungan lahan dari pemkab/pemkot dan masyarakat sekitar, kalau 
PG tetap ingin dipertahankan," ungkap Adig.

Saat ini, PTPN XI tengah mengkaji kebutuhan tebu ideal untuk memenuhi kapasitas 
giling PG agar dapat menghasilkan gula berkualitas dan harga pokok bersaing. 

Guna menindaklanjuti ini, Gubernur dan Wagub Jatim bersama manajemen PTPN X dan 
XI, bakal membentuk tim teknis yang bertugas menyusun grand strategi 
revitalisasi PG di Jatim. "Konsepnya akan dibahas bersama bupati/wali kota yang 
daerahnya terdapat PG," imbuhnya.ndio


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke