MALAM KETUJUH
Bahasan :
Mengakui Nabi Muhammad SAW Utusan Allah, Terang yang Menyebutkan bahwa Yesus 
adalah Anak Manusia, Bukan Anak Tuhan, Kesaksian
Mengakui Nabi Muhammad SAW Utusan Allah
A: Sesudah saya terangkan pada Saudara tentang ayat-ayat Al Qur'an yang 
menerangkan tentang proses asal kejadian manusia yang Saudara tanyakan 
ayat-ayatnya kemarin malam itu, apakah terdapat pertentangan? Apakah Nabi 
Muhammad ada kekeliruan menyampaikan sebagaimana Saudara sangka semula?
B: Tidak ada, Bapak telah menerangkan dari segi Ilmiah yang seharusnya secara 
jujur saya mempercayainya.
A: Jadi Nabi Muhammad benar, tidak kelirukah penyampaiannya?
B: Tidak keliru, malah benar.
A: Jadi Saudara mengakui bahwa Nabi Muhammad benar sebagai Rasul Allah?
B: Saya mengakui, karena beliau benar.
A: Terima kasih, saudara-saudara yang hadir menyaksikan sendiri pengakuan 
Saudara Antonius sendiri atas kerasulan Nabi Muhammad SAW, tanpa paksaan, 
melainkan dengan kesadarannya sendiri setelah berlangsung dengan diskusi. 
Betulkah Saudara mengakui kerasulan Nabi Muhammad dan mengakui Nabi Muhammad 
itu utusan Allah?
B: Betul, dengan saksi Tuhan saya mengakuinya.
A: Alhamdulillah, Saudara Antonius sudah 50 % Islam. Saya katakan 50% Islam 
oleh karena hanya mengerti dan mempercayai atas kerasulan Nabi Muhammad, jadi 
masih tinggal 50% lagi, oleh karena Saudara belum meyakinkan atas ke-Esa-an 
Tuhan yang Maha Tunggal .
B: Ya, betul begitu. Keyakinan saya terhadap Trinitas (Tuhan Bapak, Tuhan Anak 
dan Ruhul Kudus) masih belum lenyap sama sekali, walaupun Bapak telah 
menerangkan Kitab Bibel yang tak dapat saya membantahnya. Akan tetapi dengan 
keterangan-keterangan Bapak saya mulai ragu-ragu terhadap Trinitas itu. 
Sungguhpun begitu, apakah Bapak masih bersedia lagi memberikan 
keterangan-keterangan (alasan-alasan) dalam Kitab Bibel yang menyebutkan bahwa 
Yesus itu bukan Tuhan?
A: Sebetulnya pada pertemuan kita yang pertama telah saya sebutkan berdasarkan 
Kitab Injil sendiri bahwa Yesus bukan Tuhan seperti telah Saudara Periksa 
sendiri dalam Matius pasal 1 ayat 16; Markus pasal 13 ayat 32; Ulangan pasal 4 
ayat 33; Ulangan pasal 6 ayat 4; Markus pasal 12 ayat 29. Kesemuanya itu telah 
kita baca. Tetapi demi untuk memenuhi pengharapan Saudara agar lebih 
meyakinkan, saya lanjutkan lagi. Silahkan baca Lukas pasal 4 ayat 1 dan 2.
B: Baik, di sini disebutkan: "Maka Yesus pun penuhlah dengan Rohul Kudus, balik 
dari Yarden, lalu Roh itu membawa dia ke padang belantara. Empat puluh hari 
lamanya dicobai Iblis. Selama itu suatu apa pun tiada dimakannya. Setelah genap 
hari itu ia merasa lapar.
A: Di ayat ini menyebutkan bahwa Rohul Kudus membawa Yesus ke padang belantara. 
Kalau Yesus itu Tuhan, mustahil akan dapat dibawa oleh siapa pun juga. Di ayat 
ini menyebutkan bahwa Yesus dicobai oleh Iblis. Pantaskah Tuhan dicobai oleh 
Iblis atau wajarkah Iblis berani mencobai Tuhan? Di ayat ini pun ada 
menyebutkan bahwa Yesus merasa lapar. Wajarkah Tuhan itu lapar? Kalau begitu 
sifat-sifat Yesus itu sama saja dengan sifat manusia biasa; bisa dibawa, bisa 
dicobai iblis dan merasa lapar. Periksa lagi Matius pasal 4 ayat 5.
B: Baik, di situ menyebutkan: "Kemudian daripada itu Iblis itu pun membawa 
Yesus ke negeri suci, lalu ditaruhnya dia di atas bumbung bait Allah".
A: Di ayat ini ada menyebutkan bahwa Yesus dibawa oleh Iblis. Pantaskah Tuhan 
dibawa oleh Iblis? Wajarkah Tuhan tunduk kepada kemauan Iblis sehingga dibawa 
kemana-mana, ke suatu tempat? Pantaskah Iblis begitu berani kepada Tuhan? 
Periksa lagi Matius pasal 27 ayat 1 dan 2.
B: Baik, di situ menyebutkan: "Setelah hari siang, maka segala kepala Imam dan 
orang tua-tua kaum pun berundinglah atas hal Yesus supaya dibunuhkan dia. Maka 
diikatnya dia serta dibawa pergi, lalu diserahkan kepada Pilatus, yaitu wakil 
pemerintah".
A: Di ayat ini menyebutkan bahwa Yesus diikat; pantaskah Tuhan dapat diikat 
oleh manusia? Kalau begitu dimanakah kekuatan Tuhan, sehingga dengan rela 
menyerahkan dirinya kepada manusia? Periksa lagi Lukas pasal 2 ayat 21.
B: Baik, di situ menyebutkan: "Apabila genap delapan hari, ia bersunat, lalu 
disebut namanya Yesus … "
A: Wajarkah Tuhan itu disunat? Perlu apakah Tuhan itu disunat?
Terang yang Menyebutkan bahwa Yesus adalah Anak Manusia, Bukan Anak Tuhan
B: Apakah ada keterangan yang lebih tegas bahwa Yesus itu benar-benar anak 
manusia bukan anak Tuhan?
A: Silahkan buka Matius pasal 26 ayat 2.
B: Baik, disitu menyebutkan bahwa: "Anak manusia akan diserahkan supaya 
disalibkan."
A: Yang dimaksud anak manusia di situ Yesus. Jadi jelaslah bahwa Yesus itu 
bukan anak Tuhan, melainkan anak manusia. Silahkan periksa di Matius pasal 5 
ayat 45.
B: Baik, di situ menyebutkan bahwa: "Supaya kamu menjadi anak Bapamu … dan 
seterusnya."
A: Di sini menyebutkan bahwa orang-orang yang taat kepada Tuhan, menurut Yesus 
akan menjadi anak Tuhan. Jadi bukan saya yang mengatakan bahwa Yesus itu bukan 
anak Tuhan yang Tunggal, melainkan anak-anak Tuhan itu akan bertambah lagi 
jumlahnya, berdasarkan Kitab Bibel sendiri di Matius pasal 5 ayat 45 yang kita 
baca tadi ialah: "Supaya kamu menjadi anak-anak Bapamu … " Silahkan buka Matius 
pasal 7 ayat 21.
B: Di situ menyebutkan: "Bukannya tiap-tiap orang yang menyeru aku: Tuhan, 
Tuhan, akan masuk ke dalam kerajaan sorga, hanyalah orang-orang yang melakukan 
kehendak Bapaku yang di sorga."
A: Di Bibel sendiri jelas, bahwa Yesus menyangkal malah menolak kepada orang 
yang menyerukan: "Tuhan, Tuhan" kepadanya, malah orang itu tidak dapat masuk ke 
dalam kerajaan sorga. Apakah belum cukup bukti-bukti yang telah saya tunjukkan 
kepada Saudara?
B: Sudah Cukup. Terima kasih; tetapi kalau masih ada, saya minta, demi kepuasan 
saya.
A: Minta yang mana lagi yang Saudara maksudkan?
B: Yang menyebutkan di Kitab Injil bahwa Yesus anak manusia bukan "anak Tuhan".
A: Baik, akan saya penuhi harapan Saudara, silahkan Saudara periksa di Matius 
pasal 16 ayat 27.
B: Di pasal dan ayat ini ada menyebutkan: "Karena anak manusia datang dengan 
kemuliaan Bapanya beserta dengan malaikatnya; pada masa itu Ia akan membalas 
kepada tiap-tiap orang menurut perbuatannya".
A: Di ayat ini ada menyebutkan anak manusia, menurut tafsiran Saudara, siapakah 
yang dimaksudkan dengan anak manusia di ayat ini?
B: Ya, tentu Yesus.
A: Jadi di Kitab Injil sendiri ada menyebutkan bahwa Yesus itu adalah "anak 
manusia"; bukan anak Tuhan, betulkah atau tidak?
B: Ya, betul.
A: Nah, kalau betul, mengapa Saudara menyebutkan Yesus anak Tuhan?
B: Yesus itu Tuhan tapi diserupakan dengan manusia.
A: Kalau Yesus itu Tuhan, mengapa diperanakkan oleh manusia (Maria). Yesus 
berupa manusia karena diperanakkan oleh manusia (Maria). Terlalu janggal kalau 
manusia (Maria) memperanakkan Tuhan. Bisakah ilmu pengetahuan lahir maupun ilmu 
pengetahuan bathin (Kerohanian) menerima bahwa ada Tuhan yang diperanakkan oleh 
manusia? Bisakah ilmu pengetahuan exact maupun yang abstract (Exact abstract 
Wetenschap) menerimanya?
B: Ya, memang mustahil ada Tuhan yang diperanakkan oleh manusia.
A: Bukan itu saja, malah di Kitab Injil Saudara Yesus sendiri yang berkata 
bahwa ia bukan anak Tuhan, melainkan utusan Tuhan. Sebagaimana telah saya 
tunjukkan ayatnya pada pertemuan kita yang lalu.
B: Betul, telah Bapak sebutkan. Tetapi saya minta diulangi lagi ayatnya, oleh 
karena saya agak lupa susunannya.
A: Silahkan periksa di Yahya pasal 5 ayat 30.
B: Di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Suatupun tiada aku dapat berbuat menurut 
kehendak sendiri, melainkan aku menjalankan hukum sebagaimana aku dengar, dan 
hukuman itu adil adanya; karenanya bukannya aku mencari kehendak diriku, 
melainkan kehendak Dia yang menyuruhkan aku".
A: Ayat ini tegas sekali, jelas menunjukkan bahwa Yesus sendiri mengaku bahwa 
ia bukan Tuhan, melainkan pesuruh Tuhan. Di ayat ini Yesus memberitahukan bahwa 
ia tidak berbuat menurut kehendak Tuhan, maka wajarkah Tuhan tidak dapat 
berbuat sekehendaknya, dan pantaskah ada Tuhan disuruh (diutus) menjadi utusan?
B: Ya, saya mengaku; Yesus sendiri mengaku bukan anak Tuhan.
A: Demi kepuasan Saudara, silahkan periksa lagi di Yahya pasal 3 ayat 13.
B: Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Seorang pun tidak naik ke surga, 
kecuali Ia yang sudah turun dari surga, yaitu anak manusia".
A: Berdasarkan ayat-ayat Bibel yang saya tunjukkan dan Saudara sendiri yang 
memeriksa dan membacanya itu, maka sekali lagi saya bertanya: "Anak manusiakah 
Yesus itu atau anak Tuhan"?
B: Ya, berdasarkan ayat-ayat tersebut saya berkata: "Yesus adalah anak manusia".
A: Di ayat yang Saudara baca tapi, Matius pasal 16 ayat 27, selain menyebutkan 
bahwa Yesus itu anak manusia, juga menyebutkan bahwa akan membalas tiap-tiap 
orang menurut perbuatannya. Betulkah begitu? silahkan periksa kembali.
B: Ya, betul di ayat itu ada menyebutkan.
A: Menurut susunan ayat tersebut, jelas: "Menolak adanya dosa waris" 
berdasarkan ayat tersebut setiap orang akan dibalas menurut perbuatannya 
masing-masing, jadi tidak ada penebus dosa.
B: Ya, tentang dosa waris telah selesai kita bicarakan dan memang saya telah 
mengakui "tidak ada dosa waris".
A: Betul, sudah kita bicarakan, saya hanya menambah saja, untuk lebih 
menguatkan lagi keterangan yang lalu.
B: Sudah cukup jelas keterangan Bapak.
A: Jelas bagaimana?
B: Berdasarkan ayat-ayat Injil sendiri bahwa Yesus itu bukan anak tuhan 
melainkan anak manusia. Dan berdasarkan Kitab Injil menyebutkan bahwa Yesus 
sendiri mengakui ia bukan anak Tuhan, melainkan "pesuruh (Utusan) Tuhan".
A: Syukurlah kalau begitu. Jadi bagaimanakah kepercayaan Saudara sekarang 
terhadap "Trinitas" (Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan Ruhul Kudus)?
B: Dengan sendirinya kepercayaan saya terhadap Trinitas terhapus.
A: Alhamdulillah, jadi Saudara mengakui bahwa Tuhan itu TUNGGAL?
B: Sebelum itu saya ingin menyampaikan pertanyaan.
A: Baik, tetapi Saudara telah mengakui pada pertemuan yang lalu dan 
saudara-saudara yang hadir juga telah ikut menyaksikan bahwa: Pertama, Saudara 
telah membenarkan kitab Al Qur'an. Beberapa ayat Al Qur'an yang Saudara 
kemukakan yang pada mulanya oleh Saudara dianggap berselisih antara satu ayat 
dengan ayat yang lain, setelah saya terangkan dan saya tafsirkan, lalu Saudara 
akui bahwa ayat-ayat tersebut pada hakikatnya tidak ada perselisihan antara 
yang satu dengan yang lain. Bukankah begitu pengakuan Saudara?
B: Ya, betul begitu.
A: Kedua, Pada pertemuan yang lalu Saudara telah mengakui kebenaran Nabi 
Muhammad SAW selaku Utusan Tuhan, betulkah demikian?
B: Ya, betul saya telah mengakuinya.
A: Ketiga, Saudara telah membenarkan bahwa ayat-ayat di Kitab Injil (Bibel) 
terdapat beberapa ayat yang berselisih antara yang satu dengan yang lain. 
Sebagaimana telah saya tunjukkan ayat-ayatnya pada pertemuan yang lalu, 
benarkah pengakuan Saudara itu?
B: Ya, saya mengakui. Akan tetapi saya masih memerlukan bukti-bukti yang lain 
tentang ayat-ayat Injil yang ada perselisihannya antara yang satu dengan yang 
lain, demi kepuasan bagi saya, walaupun sebenarnya keterangan Bapak saya 
pandang cukup memuaskan. Tetapi mungkin ada lagi ayat-ayat yang lain untuk 
meresapnya ke perasaan saya.
A: Baiklah, saya penuhi pengharapan Saudara, silahkan Saudara periksa kitab 
Yahya pasal 8 ayat 14.
B: Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Jikalau Aku menyaksikan dari hal 
diriku sendiripun, benar juga kesaksian itu".
Kesaksian
A: Silahkan periksa lagi Yahya 5 ayat 31.
B: Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan: "Jikalau Aku menyaksikan dari hal 
diriku, maka kesaksianku tidak benar".
A: Nah, Saudara membuktikan sendiri perselisihan di dua ayat ini. Di satu ayat 
menyebutkan: "Kesaksianku benar", sedangkan di ayat lain menyebutkan 
"Kesaksianku tidak benar". Dua ayat yang berselisih itu, tersebut di kitab 
suci. Dan yang berbicara adalah seorang. Manakah yang benar antara dua ayat 
ini? Wajarkah di dalam kitab suci mengandung ayat-ayat yang berlawanan antara 
yang satu dengan yang lain?
B: Ya, saya akui memang tidak cocok.
A: Bukan saja tidak cocok, tetapi adalah satu selisih yang menyolok.
B: Tetapi mungkin salah satu dari ayat tersebut salah cetak.
A: Sekiranya salah cetak, tentunya ada ralat; tetapi di kitab ini tidak 
disebutkan apa-apa.
B: Bibel ini berbahasa Indonesia, permisi sebentar, saya akan memeriksa Bibel 
yang berbahasa Inggris.
A: Itu lebih baik, sayakah yang akan memeriksa ataukah Saudara?
B: Oleh karena Bapak banyak hafal ayat-ayat Bibel maka saya serahkan agar Bapak 
saja memeriksanya, sepaya lebih cepat.
A: Baiklah; harap Saudara memperhatikan juga saudara-saudara yang hadir, kitab 
yang saya pegang ini adalah Bibel berbahasa Inggris ialah "The Holy Bible" 
"Containing the Old and New Testaments (American Bible Society)". Saya serahkan 
kitab ini kepada Saudara Antonius dan saya akan menunjukkan pasal dan ayatnya 
untuk diteliti bersama.
B: Baik, saya terima Kitab Bibel yang berbahasa Inggris.
A: Silahkan Saudara periksa di Yahya pasal 8 ayat 14 pada halaman 104.
B: Baik, di halaman 104 kitab Yahya pasal 8 ayat 14 di sini ada menyebutkan: 
"THOUGH I BEAR RECORD OF MY SELF, YET MY RECORD IS TRUE"
A: Kalau susunan ayat ini kita salin ke dalam bahasa Indonesia, adalah 
demikian: "Jikalau aku menyaksikan dari hal diriku sendiripun, benar juga 
kesaksianku itu" Betulkah begitu artinya?
B: Ya, betul begitu.
A: Jadi sama artinya dengan Injil yang berbahasa Indonesia di Yahya pasal 8 
ayat 14, harap Saudara cocokkan dulu.
B: Betul, artinya sama kuatnya.
A: Sekarang silahkan periksa di Yahya pasal 5 ayat 31.
B: di sini menyebutkan: "IF BEAR WITNES OF MYSELF, MY WITNES IS NOT TRUE".
A: Ayat ini kalau kita salin ke dalam bahasa Indonesia akan demikian: "Jikalau 
aku menyaksikan dari hal diriku, maka kesaksianku itu tiada benar". Betulkah 
begitu?
B: Ya, benar.
A: Silahkan Saudara periksa lebih teliti lagi di Kitab Bibel yang berbahasa 
Inggris ini. Di satu ayat menyebutkan "IS TRUE" adalah benar, sedangkan di ayat 
lain menyebutkan "IS NOT TRUE" adalah tidak benar.
B: Ya, memang berbeda.
A: Kalau begitu, di Injil yang berbahasa Indonesia maupun yang berbahasa 
Inggris tidak ada perbedaan arti dan maksudnya.
B: Betul Demikian.
A: Jadi tidak salah cetak, yang salah ialah yang mengisi kitab suci itu. Kalau 
betul kitab suci (Injil) itu wahyu dari Tuhan, mustahil ayat-ayatnya akan 
berselisih antara yang satu dengan yang lain. Jadi kitab itu telah dicampuri 
oleh tangan manusia.
B: Menurut pendapat saya, dua ayat itu bukan berlawanan, mungkin ayat yang satu 
dicabut, lalu kemudian diganti dengan ayat yang lain. Jelasnya, ayat yang satu 
di hapus diganti dengan ayat yang lain (yang baru). Setahu saya dalam ayat-ayat 
Al Qur'an terdapat apa yang disebut "Nasich dan Mansuch" ialah satu ayat 
terhapus hukumnya, lalu diganti dengan ayat yang lain (hukum yang baru).
A: Di dalam Al Qur'an terdapat "Nasich dan Mansuch", ada disebutkan ayatnya, 
tetapi di Kitab Injil sama sekali tidak disebutkan.
B: Di manakah di dalam Al Qur'an yang menyebutkan ayat tentang Nasich dan 
Mansuch itu?
A: Sebetulnya sayalah yang harus bertanya kepada Saudara, oleh karena dari 
Saudaralah timbulnya ucapan Nasich-Mansuch itu. Akan tetapi sekalipun demikian, 
akan saya tunjukkan; ialah di surat Al Baqarah ayat 106. Susunan ayat itu ada 
ulama yang menafsirkan tentang adanya "Nasich dan Mansuch". Sebagian lagi ada 
yang menafsirkan bahwa susunan ayat tersebut tidak menunjukkan adanya 
Nasich-Mansuch. Kalau Saudara memerlukan, akan saya terangkan tafsirnya ayat 
tersebut.
B: Hal itu, baiklah kita tangguhkan dulu. Tetapi sehubungan dengan dua ayat di 
Bibel yang tadi, saya berpendapat bukan berlawanan, melainkan satu ayat 
digantikan dengan ayat lain, sehingga nampaknya ada berlawanan. Bolehkah saya 
berikan misal?
A: Silahkan, Saudara berhak penuh berbicara dengan saya dalam pertemuan kita 
ini.
B: Saya sebutkan misal: Dikeluarkan suatu peraturan, setiap pengendara sepeda 
di waktu malam diharuskan memakai lampu. Kemudian datang lagi peraturan tidak 
boleh pakai lampu, karena ada peperangan misalnya. Di sini ada dua peraturan, 
yang pertama: "Diharuskan memakai lampu" sedang yang kedua "Dilarang". Dua 
perintah itu, yang terpakai adalah yang kemudian. Demikian juga dua ayat di 
Bibel tadi tidak berlawanan, melainkan salah satu di antaranya sudah tidak 
berlaku lagi (dicabut). Ini menurut pendapat saya.
A: Baiklah, tetapi tentunya Saudara mengerti, apabila suatu peraturan yang 
diganti, mestinya harus diikuti penjelasan, bahwa artikel nomer sekian ayat 
sekian, tahun sekian dicabut, diganti dengan artikel nomer sekian dan 
selanjutnya. Akan tetapi dua ayat di Bibel itu, tidak ada sebutan ayat yang 
satu diganti, dengan lain kata dua ayat tetap berlawanan antara yang satu 
dengan yang lain. Tidak ada penjelasan bahwa salah satu telah dicabut, atau 
diganti.
Sebelumnya :
Dialog Malam Pertama
Dialog Malam Kedua
Dialog Malam Ketiga
Dialog Malam Keempat
Dialog Malam Kelima
Dialog Malam Keenam
Berikutnya :
Dialog Malam Kedelapan

Shalom,
Tawangalun.



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to