Penganut NII Harus Ditindak dan Ditumpas Bukan Disadarkan
                                          
NII itu adalah pemberontak dan bukan bagian dari RI, jadi bukan masalah 
kesadaran yang menjadi penyebab melainkan memang falsafahnya berbeda.

Oleh karena itu politik Jusuf Kala yang mendukung pemerintah untuk menyadarkan 
NII adalah politik blunder, karena kalo memang pemerintah mau berdamai dengan 
NII, gantilah falsafah Pancasila dengan falsafah Syariah Islam...  gampang koq. 
 Jadi enggak perlu banyak cingcong lagi kalo pemerintah bersedia mengubah 
negara ini menjadi negara Syariah Islam karena berdasarkan AlQuran dan ajaran 
Islam pun umat Islam dilarang dan diharamkan untuk tinggal satu atap dengan 
orang kafir, dengan orang murtad dan dengan penyembah berhala.  Jadi sebagai 
negara Islam nantinya, lambang Garuda itu harus diganti karena Garuda itu 
adalah lambang berhala.

http://us.detiknews.com/read/2011/04/23/235112/1623908/10/jk-pemerintah-harus-menyadarkan-tokoh-nii

Tapi Jusup Kala tidak sependapat, menurutnya pemerintah RI harus menyadarkan 
bahwa aqidah Islam yang benar itu bukan seperti yang dipahami NII melainkan 
sama seperti yang dipahami pemerintah Pancasila saat ini.

Betul2 si Jusuf Kala inilah yang keblinger, justru soal Islam itu orang2 NII 
itu tentunya lebih tahu dari Pemerintah RI dan Jusuf Kala.  Malah kalo mau 
berbicara soal Islam, NII itulah yang harusnya menyadarkan pemerintah yang 
menganut ajaran Islam secara sesat.

Silahkan para pembaca membaca sendiri pendapat Jusuf Kala yang sesat ini, sesat 
berdasarkan falsafah pancasila, dan juga sesat berdasarkan Syariah Islam:

"Menurut JK ada pemahaman yang salah dari para tokoh NII yang ada saat ini. NII 
selama ini juga kerap dikaitkan dalam kasus pencucian otak dan hilangnya 
mahasiswa di beberapa kampus di Indonesia.  "NII harus dilawan, pemerintah dan 
para ulama harus memberikan pengetahuan yang benar," tambahnya.  Selain itu, JK 
menambahkan, gerakan radikalisme di Indonesia saat ini semakin berbahaya. Para 
Radikalis menganggap surga sebagai sesuatu yang mudah diraih begitu saja, 
misalnya dengan bom bunuh diri dan menganggap dirinya mati syahid."

Jadi tidak ada perlu dan kaitannya dan bukan urusan pemerintah untuk menambah, 
mengubah, atau menyalahkan pengetahuan para pendukung NII ini.

Karena pengetahuan itu bisa didapat mereka dengan bersekolah, tetapi ternyata 
disemua sekolah di Indonesia sudah tidak ada lagi pelajaran Pancasilanya, 
tetapi diganti dengan pelajaran Syariah Islam.  Akibatnya, pemerintahlah yang 
harus mendapatkan pengetahuan dari para pendukung NII, dengan kata lain 
pemerintah harus mengundurkan diri dan menyerahkan negara dalam posisinya 
sekarang kepada NII untuk selanjutnya dijalankan berdasarkan pengetahuan Islam 
yang didapatnya disekolah.

Yang jelas, Syariah Islam itu melanggar HAM dan tidak mendapatkan persetujuan 
dari UN yang berarti Indonesia dikucilkan dan dikeluarkan dari UN beserta 
sanksi2 ekonomi, perdagangan maupun persenjataan.  Maka sekali sanksi ini 
jatuh, nasib bangsa ini sama seperti orang utan yang cuma makan daun2an.  
Dikeluarkan dari UN, bahkan tanpa dikeluarkan cukup dikenakan sanksi saja, 
pemberontakan di Indonesia akan pecah di-mana2 tidak terkendali dan penguasa 
NII juga tidak sanggup untuk menentang yang lebih banyak ini.

Pendukung NII di Indonesia sangat sedikit kurang dari 1%, meskipun begitu 
mereka itu betul2 teroris jihad yang mampu mengacaukan kehidupan masyarakat 
yang lebih banyak ini.  Untuk itulah pemerintah bukan harusnya menyadarkan 
mereka tapi harus menyadarinya sendiri akan bahayanya mereka kalo tidak 
ditumpas habis, tidak ada tempat untuk mereka, atau bagi mereka tidak ada 
tempat bagi kita, itulah pilihannya cuma satu bukan dua dan bukan satu setengah.

Ny. Muslim binti Muskitawati.












------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke