--- Led Zeppelin <led.zeppelin31@...> wrote: > --- ajeg <ajegilelu@...> wrote: > > > > Bukan soal absolut-absolutan, tapi analisismu > > soal manusia yang takut bertindak / takut mati itu > > =Ini masalah utamanya,wawan selalu melihat pemikiran2 > yang berbau ''Metafisik dengan pemekiran fisafat ''analitik, > yang ingin menyerupai ilmu kealaman sehingga kereteria > yang berlaku dalam ilmu eksakta juga harus dapat diterapkan > pada filsafat/fikiran(misalnya harus dapat dibuktikan dengan > nyata,istilah2 yang dipakai harus berarti tunggal jadi > menolak adanya ''analogi)
Barangkali bisa ditarik simpul, wawan sedang (selalu?) butuh kepastian hidup - kalau nggak boleh dibilang lagi bingung (melulu? :)) > > > terlalu mentah. Kurang data. Kurang liat-liat > > ke luar jendela. > > =Masih ber-putar2 pada pertanyaan yang menjadi pemikiran > yang buksn jswaban nya Ini simpul yang tepat! "berputar-putar pada pertanyaan".. Sebab, jawaban yang dikehendaki sudah ada. Jadi tinggal cari-cari pertanyaan nyang cocog.. ehe,... > > > Sebab faktanya di luar sana kematian bukan sesuatu > > yang ditakuti orang. Ada yang pasang bom di badan, > > =Karena `kematian' adalah tema yang relatif jarang diangkat > dan dikaji secara filosofis. Dalam setiap ranah pemikiran, > gagasan terbagi ke dalam tiga wilayah: `yang terpikirkan' > (the thought), `yang tak terpikirkan' (the unthought), > `yang tak boleh dipikirkan' (the unthinkable). > > Tema `kematian' barangkali termasuk dalam wilayah `yang tak > terpikirkan', sehingga tugas kita menjadikannya sesuatu yang > `terpikirkan'. Hal ini terungkap dari fakta bahwa tema kematian, > walaupun sudah dikaji sejak ribuan abad lampau Tepatnya barangkali kematian tidak diilmiahkan terlalu jauh dalam kajian akademik, termasuk oleh fak. filsafat. Kalau di wilayah kebudayaan, sebutlah seni musik, soal kematian cukup banyak direnungkan. Selain berlahiran lagu- lagu requiem juga lahir pemikiran semacam: "kematian itu ibarat pindah dari mobil satu ke mobil lain" (siapa yang bilang ini?). Atau lainnya, "Why should I be frightened of dying? There's no reason for it, you've gotta go sometime.." > > > lompat dari jembatan Brooklyn, ada pilot kamikaze, > > atau pemrotes dengan sejerigen bensin macam Bouazizi di > > Tunisia yang meniru gaya protes para biksu. > > =Karena `kematian' sering kali dimaknai secara dangkal—dan ini > yang terpenting. Kematian bukan lagi sesuatu yang menggetarkan > hati dan pikiran manusia. Karena pengaruh teknologi media > mutakhir, kematian tercerabut dari konteksnya sebagai pengalaman > manusiawi yang unik dan khas, dan menjadi sekadar data. Pendek > kata, kematian menjadi fakta; ia menjadi faktualitas, tetapi > kehilangan maknanya sebagai faktisitas, pengalaman manusiawi yang > human dan `riil' "dimaknai secara dangkal", ini sekedar penghalusan dari dimaknai secara bodoh. Ya, bodoh. Karena tak mampu membaca hal-hal di balik yang tampak. Membaca apa yang tersirat dari yang tersurat. Selalu menuntut pembuktian fisik secara langsung, nyata. Sehingga tak ragu membuat sendiri tuhannya dari material emas dalam wujud seekor sapi (atau kebo?). Malahan tuhan tidaknya seseorang dibuktikan dengan mempan enggaknya orang itu disalib... Kebodohan yang pongah. Dan tetep pongah sekalipun sudah disindir begitu keras dengan penyembuhan orang buta. Begitu kalap pongahnya sehingga mereka pun lupa diri. Mabuk. Nggak sadar bahwa teori evolusi maupun teori big bang adalah juga takhyul. Takhyul akademik. Nggak seorang pun pernah membuktikan, menyaksikan secara langsung & nyata kejadian evolusi & big bang itu. Apalagi kedua-duanya masih (cuma) bersifat teori. Kenapa mereka tiba-tiba meyakini, melahap, kedua teori itu tanpa pernah menuntut, mana itu 'barang' yang disebut evolusi & big bang? Pasti hanya lantaran kedua "firman / wahyu" itu dikemas dengan bungkus "ilmiah". > > > Lumayan lucu juga analisis selemah itu dengan yakinnya > > dipake untuk memojokkan agama. Padahal, keyakinan > > yang kuat juga bisa bikin penganut komunis asyik main > > Russian Roulette. > > =Itu ""kebosanan'' ...''Hidup segan''atau ''BT?'' bukan nya itu > penyakit abad 21 Bisa jadi. Tapi awal '70an dulu banyak grafiti di JKT yang bunyinya, "hidup segan mati tak mau". Mereka bosan dengan hidupnya tapi terus menyalahkan keadaan sekitar dan...takut bertindak. Takut matek. ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/