Washington,
DC: 22 April 2011
Press
Release KBRI Watch
KBRI
Watch Sesalkan Tudingan Pihak KBRI
Kepada
Yth.
Redaksi
Harian/Media
di
Jakarta
Dengan
hormat,
Bersama
ini kami dari organisasi KBRI Watch mengeluarkan press
release
sebagai tanggapan atas pernyataan pers resmi pihak KBRI yang dimuat
di Detik.Com hari Selasa (19/4) “KBRI Washington: 4 Staf Dino
Sengaja Kabur agar Bisa Menetap di AS”.
KBRI
Watch menyesalkan tuduhan Duta Besar Dino Djalal dan pihak KBRI
terhadap ke-4 staf RT Wisma Dubes dengan serta-merta menyatakan
bahwa mereka sudah merencanakan kabur sejak awal kedatangan mereka
di Washington DC, tanpa ada itikad untuk mau melakukan introspeksi
atas apa yang menjadi penyebab sesungguhnya para staf RT tersebut
hingga nekad meninggalkan Wisma Dubes. KW mendapat pengaduan bahwa
staf ke-4 yang kabur (Fasih Atun yang bekerja sebagai baby
sitter)
hanya digaji $500/bulan dengan jam kerja hampir setiap hari (7 hari
seminggu). Sementara KBRI Watch memperkirakan upah minimum di daerah
Washington DC yang ditentukan pemerintah AS untuk pekerja seperti
baby sitter dengan jam kerja 7 hari seminggu (belum termasuk
overtime)
bisa lebih dari $1.500/bulan.
KBRI
Watch berpandangan bahwa baik KBRI Washington dan Duta Besar belum
paham sepenuhnya dan tampak belum siap menerima pelaksanaan UU No.
14/2008 mengenai Keterbukaan Informasi Publik. Sebagai lembaga
publik dan pejabat publik – yang dibiayai dengan uang rakyat –
seharusnya KBRI lebih tahu dan paham akan UU KIP yang sudah
diberlakukan selama tiga tahun. Seyogyanya, Dubes atau pihak KBRI
tidak perlu menuding atau mencap macam-macam atas keberadaan lembaga
pengawas (watchdog) seperti KBRI Watch. Apapun yang dilakukan KBRI
Watch mengawasi lembaga publik sepenuhnya dijamin dan dilindungi
oleh UU 14/2008 tersebut.
KBRI
Watch juga merasa jengah dengan tudingan KBRI bahwa sejumlah aktivis
KW punya konflik kepentingan atas proyek acara budaya di KBRI, yakni
dengan keinginan menjadi event organizer (apalagi sampai disebutkan
sosok KW telah mendesak Dubes Dino Djalal untuk melanggar hukum di
AS). Tuduhan ini sama sekali tidak berdasar, dan kami kawatir bahwa
ini merupakan taktik pengalihan isu pokok yang dilontarkan KW soal
transparansi gaji staf Rumah Tangga Wisma Dubes yang sangat besar.
Pada kenyataaanya, seluruh aktivis KWyang berjumlah 30-an orang
mempunyai penghasilan tetap, dan samasekali tidak tergantung pada
proyek apapun dari KBRI. KBRI Watch menilai tuduhan-tuduhan yang
dilontarkan merupakan upaya “character
assassination”
untuk mendiskreditkan lembaga KBRI Watch yang selama ini aktif
mengkritisi kinerja KBRI Washington dan Duta Besar.
KBRI
Watch mempertanyakan klaim bahwa Dubes Dino memperlakukan seluruh
staf rumah tangga dengan fair
dan respectful
sebagai layaknya anggota keluarga sendiri dan senantiasa
memperhatikan kesejahteraan dan keselamatan mereka.
Namun,
menurut pengaduan yang masuk kepada KBRI Watch dan pernyataan Fasih
Atun yang dimuat media online Kabarinews,
alasan Fasih kabur dari Wisma Dubes adalah karena ia merasa tidak
“di-orangkan” (atau tidak dihargai) dan sering dimarahi dengan
kata-kata yang kasar dan menyakitkan (yang tidak pantas untuk
dikemukakan di sini), padahal Fasih bekerja selama 7 hari seminggu
dengan upah jauh di bawah upah minimum yang diwajibkan pemerintah AS.
Fasih
juga mengaku mengalami perlakuan tidak semestinya karena pernah dua
kali ditinggalkan majikannya di tempat umum, terakhir ia sampai
menangis karena tidak tahu bagaimana caranya bisa pulang ke Wisma
Tilden (untung kemudian Fasih ditolong oleh warga Indonesia lainnya
yang kebetulan berada di sana). Fasih Atun juga mengaku tidak
sekalipun dihubungi via telepon sejak dia kabur dari Wisma Tilden.
Padahal menurutnya, baik Dubes maupun isterinya mengetahui nomor
ponsel-nya.
Disamping
itu KW juga menyesalkan pernyataan Dubes dalam akun twitter-nya
bahwa dia sangat sibuk dengan misi besar hubungan RI-AS dan tugasnya
sebagai Dubes, sehingga tak sempat mengurus masalah pembantunya yang
kabur. Pernyataan yang kurang bertanggungjawab dari seorang pejabat
publik yang katanya menganggap staf RT-nya sebagai keluarga sendiri.
Fakta-fakta
ini tampaknya bertentangan dengan klaim yang diceritakan Dubes Dino
yang dilaporkan oleh pihak KBRI.
KBRI
Watch juga meragukan bahwa pihak KBRI ingin menyelesaikan masalah
ini dengan niatan baik. Pasalnya kami mendapat beberapa e-mail
pengaduan bahwa sejumlah warga Indonesia di Washington DC sudah
di-interogasi dan ditakut-takuti oleh sejumlah aparat KBRI yang
mendatangi rumahnya, malah ada yang mengakui didatangi beberapa
aparat KBRI pada saat tengah malam. KBRI Watch sangat menyesalkan
andaikata memang kedatangan sejumlah aparat untuk melakukan
interogasi ini sengaja diperintahkan oleh Duta Besar.
Sebagai
lembaga pengawas badan publik, KBRI Watch menuntut agar cara aparat
KBRI menakut-nakuti warga Indonesia yang diduga berhubungan dengan
Fasih Atun, seperti cara-cara intimidasi pada jaman Orde Baru ini
dihentikan dan tidak diulangi lagi. KBRI Watch berpandangan bahwa
tidak selayaknya lembaga publik yang mewakili pemerintah Indonesia
dan dibiayai rakyat justru membuat resah rakyatnya sendiri, apalagi
ini dilakukan di luar negeri.
Terakhir,
dengan pernyataan ini KBRI Watch ingin mengajak pihak KBRI untuk
“kembali ke laptop”, yaitu bagaimana mengatasi masalah kaburnya
ke-4 staf RT Wisma Tilden ini dengan cara-cara yang lebih manusiawi,
bermartabat, dan dengan niatan yang baik. Tidak perlu lagi
menggunakan taktik intimidasi warga atau pengalihan isu dengan cara
menuduh KBRI Watch berkonspirasi dan memiliki kepentingan ekonomi
dalam kasus ini.
Sekali
lagi, KBRI Watch hanya menjalankan amanah UU KIP No. 14/2008 untuk
melakukan fungsi pengawasan. Masyarakat mengadu, maka kami menerima,
dan kemudian mengkomunikasikan pengaduan itu kepada pihak terkait
dengan cara-cara kami yang tidak bisa didikte oleh siapapun.
KBRI
Watch sendiri sejak berdirinya sudah menegaskan dan berkomitmen akan
selalu menjadi lembaga watchdog yang non-partisan dan tidak terikat
oleh kepentingan politik tertentu.
Demikian
tanggapan resmi KBRI Watch atas pernyataan resmi pihak KBRI di
Detik.com tanggal 19 April 2011.
Hormat
kami,
(Tertanda)
Irwan
Rosyadi
Koordinator
HP:
+1-202-468-2635
e-mail:
kbriwa...@yahoo.com
twitter.com/kbriwatch
Facebook.com
KBRI Watch page
--- On Sun, 4/24/11, KBRI Watch <kbriwa...@yahoo.com> wrote:
From: KBRI Watch <kbriwa...@yahoo.com>
Subject: URGENT: Mohon Dimuat: KBRI Watch Sesalkan Tudingan KBRI
To: reda...@vivanews.com, reda...@okezone.com,
Cc: "heri Latief" <herilat...@yahoo.com>
Date: Sunday, April 24, 2011, 8:38 AM
Yth. Pimpinan Redaksi:
Terlampir mohon diterima Press Release dari kami sebagai tanggapan atas
tudingan/tuduhan pihak KBRI kepada kawan-kawan KBRI Watch yang disiarkan di
Detik.com (19 April) dan Kabarinews.com tanggal 20 April.
Tudingan KBRI kami nilai sebagai upaya mendiskreditkan KBRI Watch yang selama
ini selalu aktif mengkritisi kinerja Dutas Besar dan KBRI Washington. Upaya
pendiskreditan KBRI sudah menjurus kepada upaya "character assasination"
sehingga perlu diklarifikasi dan diluruskan.
Disamping itu, KW juga mengecam adanya intimidasi aparat KBRI terhadap warga
Indonesia yang mereka duga tahu keberadaan Fasih Atun.
Mohon bisa dipertimbangkan untuk dimuat di media anda agar masyarakat
mendapatkan opini yang berimbang.
Terimakasih atas perhatian dan
kerjasamanya.
Hormat kami,
atas nama KBRI Watch Washington, DC
(Tertanda)
Irwan Rosyadi
Koordinator
HP: +1-202-468-2635
e-mail: kbriwa...@yahoo.com
twitter.com/kbriwatch
Facebook.com KBRI Watch page
ps:
Bung Heri, silakan yang ini juga disebarkan ke milis satra pembebasan.
Terimakasih.
[Non-text portions of this message have been removed]
------------------------------------
Post message: prole...@egroups.com
Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner : proletar-ow...@egroups.com
Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
proletar-dig...@yahoogroups.com
proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
proletar-unsubscr...@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/