Makanya dibaca dulu yg bener. Ini belum apa2 hati anda udah busuk duluan, 
persis seperti firman agar meracuni orang non yahudi

--- Pada Sab, 30/4/11, sunny <am...@tele2.se> menulis:

Dari: sunny <am...@tele2.se>
Judul: [proletar] Terbit Malam Ketika Soeharto Mangkat
Kepada: undisclosed-recipi...@yahoo.com
Tanggal: Sabtu, 30 April, 2011, 12:25 AM







 



  


    
      
      
      Refleksi : Waktu membaca judul berita dibawah ini saya kira mengenai  
matahari terbit malam hari ketika Soeharto mati dicekik malekat Jibrael, tetapi 
ternyata tentang koran SH terbit malam hari. Semoga Allah tidak mencatat 
kekeliruanku sebagai dosa yang tak terbayar.



http://www.sinarharapan.co.id/content/read/terbit-malam-ketika-soeharto-mangkat/



29.04.2011 12:07



Terbit Malam Ketika Soeharto Mangkat

Penulis : Tim Sinar Harapan



Edisi Suharto tutup usia terbit pukul 7 malam.(foto:dok/ist)

Saat Presiden Soeharto meninggal Minggu 27 Januari 2008, Sinar Harapan 
menerbitkan edisi malam hari.

Harian sore yang pernah diberedel rezim Soeharto pada 9 Oktober 1986  akibat 
berita headline halaman satu berjudul "Pemerintah Akan Cabut 44 SK Tata Niaga 
Bidang Impor" ini terbit sekitar pukul 19.00 WIB ketika Soeharto mangkat.



Edisi Soeharto tutup usia itu dibanderol dengan harga Rp 4.000 per eksemplar. 
Sejumlah pengecer ada yang menjual hingga Rp 5.000 per eksemplar karena hingga 
tengah malam masih ada pembeli yang mencari edisi khusus itu.



Halaman pertama Sinar Harapan edisi itu hanya memuat dua berita. Satu berita 
utama berjudul "Soeharto Wafat, Keluarga Minta Dimaafkan", sedangkan berita 
lainnya bertajuk "Hujan Deras Warnai Astanagiri Bangun". 



Tiga foto menghiasi halaman pertama yakni Soeharto semasa hidup saat keluar 
rumah sakit dan foto jenazah jenderal berbintang lima itu tengah dijenguk 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, serta foto dua kolom bergambar putri tertua 
Soeharto, Ny Siti Hardiyanti Rukmana atau biasa disapa Mbak Tutut, tengah 
memberi keterangan pers.



Edisi meninggalnya Soeharto itu juga diberitakan laman berita detik.com. 
Diberitakan bahwa meninggalnya mantan Presiden Soeharto menjadi momen penting 
bagi media massa. 



Biasanya pada hari Minggu, koran yang pernah diberedel empat kali di masa 
kepemimpinan Soeharto ini tidak pernah terbit. Namun kali ini harus terbit 
untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai meninggalnya Soeharto.

"Karena ini momen penting. Maka kami menyiapkan edisi khusus untuk memberikan 
informasi kepada masyarakat," kata Pemimpin Redaksi Sinar Harapan Kristanto 
Hartadi ketika itu.



Sebenarnya ketika Soeharto sakit, Sinar Harapan melaporkan setiap ada 
perkembangan terkait mantan penguasa Orde Baru tersebut. Singkat kata: media 
massa memberikan arti luas bagi masyarakat untuk ikut merasa terlibat dengan 
Soeharto. Semenjak sakitnya, media terutama televisi seolah mengajak masyarakat 
ikut "menunggui" Soeharto di rumah sakit. Apalagi saat ia meninggal, media 
berlomba-lomba mengeksploitasinya dengan menampilkan berita sebanyak dan 
selengkap mungkin.



Saat Siti Hartinah meninggal, di mana Soeharto sebagai suaminya masih Presiden 
RI, dilakukan TV pooling di mana seluruh stasiun televisi yang ada saat itu 
(TPI, RCTI, SCTV) diwajibkan menyiarkan ulang atau relay dari TVRI. Saat 
Soeharto meninggal pada 27 Januari 2008, memang tidak ada kebijakan seperti 
itu, namun sepertinya TVRI bersama Sekretariat Negara diberi hak eksklusif 
menempatkan kameranya hingga jarak terdekat. Hal itu terutama terlihat saat 
jenazah Soeharto masih disemayamkan di Jalan Cendana. Adanya tulisan "Eksklusif 
TVRI" makin menegaskan hal itu.



Persiapan Terbit



Jauh sebelum Soeharto meninggal, jajaran redaksi Sinar Harapan memang telah 
menyiapkan sejumlah laporan terkait tokoh yang dijuluki "The smiling general" 
itu. Redaksi memutuskan untuk membuat folder khusus bagi koresponden, reporter, 
dan redaktur yang ditugasi menulis sosok Soeharto dari pelbagai sisi. 



Tulisan itu di antaranya tulisan Yuyuk Sugarman, koresponden Sinar Harapan di 
Yogyakarta yang menuliskan soal izin pertunjukan di masa Orde Baru dengan judul 
artikel "Pentas di Zaman Orba Harus Penuh Siasat". Isyanto, redaktur olahraga, 
juga tak ketinggalan menulis olahraga di masa Soeharto dengan judul "Soeharto 
dan Sepakbola: Sekali Kayuh, Dua Pulau Terlampaui".



Selain itu juga ada tulisan tentang "Lunturnya 'Tinta Emas' Warisan Soeharto" 
yang ditulis Web Warouw. Editor internasional Sinar Harapan ketika itu, Renne 
Kawilarang, juga menyumbang tulisan berjudul "Timor Timur, Kerikil yang Jadi 
Batu Besar". 



Renne yang kini bekerja di laman berita Vivanews itu juga menulis perihal ASEAN 
dan Myanmar, "Tak Akan Lupa 'Jasa' Soeharto", sedangkan Kristanto Hartadi yang 
saat itu menjabat pemimpin redaksi menulis artikel berjudul "Harumkan Nama 
Indonesia di Kancah Dunia". Wartawan senior Sinar Harapan Daud Sinjal pun ikut 
nimbrung menulis artikel berjudul "Manfaatkan Perintah Pangti!".



Kasus yang membelenggu Soeharto juga disoroti dalam edisi khusus Sinar Harapan 
itu yang disajikan dalam bentuk boks berjudul "Byar Pet Kasus Soeharto".

Tak kalah wartawati Sinar Harapan yang pernah ngepos di Istana Merdeka, Sri 
Wahyu Dramastuti, juga menyumbang tulisan berjudul "Mengungkung Pers Demi 
Langgengnya Kekuasaan". 



Karena semua naskah telah dipersiapkan jauh-jauh hari, edisi meninggalnya  
mantan penguasa Orde Baru itu tidak sulit. Ini karena redaksi hanya mengerjakan 
berita di halaman utama dan sambungan. Dan, reporter pun sudah ditugasi untuk 
memburu kejadian Soeharto meninggal. Begitu juga dengan fotografer. Ada yang 
meluncur ke Rumah Sakit Pusat Pertamina, ada pula yang siaga di kediaman 
Soeharto di Cendana. 



Koresponden juga disiapkan terutama untuk meng-cover keadaan di pemakaman di 
Astanagiri Bangun karena Soeharto akan dimakamkan di sana, di sebelah Siti 
Hartinah alias Ibu Tien Soeharto. 



[Non-text portions of this message have been removed]





    
     

    
    


 



  





[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke