Tulisan ini juga disajikan dalam website http://umarsaid.free.fr/

yang sampai sekarang sudah dikunjungi  735  290  kali

_ _ _ _    _ _ _ _      _ _ _ _







Memperingati Hari Lahir BK 6 Juni



Pancasila Menurut Ajaran-ajaran

Revolusioner Bung Karno







Hari kelahiran Bung Karno (6 Juni 1901)  kali ini kita peringati dalam
situasi yang jauh lebih baik dari pada selama ini sejak Suharto dan
konco-konconya (kaum reaksioner di dalam dan luar negeri)  menggulingkannya
dalam tahun 1966-1967. Dengan diselenggarakannya peringatan Hari Lahir
Pancasila 1 Juni baru-baru ini kedudukan Bung Karno sebagai bapak bangsa dan
penggali Pancasila kembali diakui dan dihormati oleh sebagian terbesar
bangsa kita.



Dengan dilancarkannya gerakan besar-besaran secara nasional untuk penguatan
Pancasila (atau re-vitalisasi dan applikasi Pancasila), yang sudah
disepakati oleh 9 lembaga tertinggi negara, maka dengan sendirinya sosok
agung  Bung Karno sebagai tokoh tinggi pemersatu rakyat dan inspirator besar
perjuangan bangsa makin menjulang tinggi untuk selanjutnya.



Perkembangan baik seperti itu sangat penting untuk hari kemudian bangsa dan
negara, yang dewasa ini sedang dalam keadaan yang serba membusuk, atau
rusak, atau bobrok, dan kehilangan arah, akibat kebejatan moral para
pejabat-pejabat dan tokoh-tokoh terkemuka masyarakat pada umumnya, di
seluruh negeri dan yang sudah berlangsung lama.



Di tengah-tengah kerusakan moral atau membusuknya akhlak yang tercermin di
seluruh kehidupan bangsa dan negara (terutama di kalangan atas) itulah
peringatan Hari Lahir Bung Karno sekarang ini makin terasa penting sekali.



Sebab, begitu hebatnya keparahan penyakit-penyakit mental dan begitu
banyaknya masalah-masalah berat yang dihadapi bangsa kita sehingga  -
sekarang ini  -  tidak ada seorang pun yang bisa memastikan apakah situasi
yang serba semrawut dan bejat sekarang ini bisa diatasi, baik  dalam waktu
dekat maupun dalam jangka panjang.



Orde Baru adalah perusak jiwa Pancasila


Sudah sebegitu besarnya  kebobrokan budi dan sebegitu luasnya pembusukan
rochani di banyak kalangan masyarakat sehingga segala macam teori
muluk-muluk tidak bisa dipakai lagi untuk mengatasinya, dan segala macam
ayat-ayat suci juga tidak mempan untuk mencegahnya atau mengobatinya. Segala
mesjid atau mushollah dan gereja serta klenteng dan kuil juga seperti
dikentuti atau diludahi saja oleh para koruptor dan berbagai macam penjahat
lainnya.



Karenanya, di bawah Suharto dan penerus-penerusnya,  NKRI sudah berubah
menjadi negaranya para  maling berdasi, pejabat-pejabat yang bertindak
sebagai penjahat,,perampok-perampok uang negara dan rakyat, dan
penipu-penipu besar yang suka mengucapkan sumpah palsu di depan Tuhan atau
sembahyang dengan tujuan-tujuan yang haram.



NKRI yang dikelola   -- dari yang paling atas sampai yang  paling bawah  --
oleh orang-orang yang sehaluan dengan Suharto dan anti Bung Karno itulah
yang merupkan sumber dari segala macam penyakit parah bangsa sekarang ini.



Kalau sama-sama kita telaah dalam-dalam, dan kalau kita renungkan
akibat-akibatnya, maka jelaslah bahwa rejim militer Orde Baru adalah perusak
besar NKRI, dan pengkhianat cita-cita para perintis kemerdekaan, dan
pengotor Pancasila, dan penjegal revolusi rakyat, dan pembunuh Bung Karno,
dan penginjak-injak ajaran-ajaran revolusionernya.



Karenanya, ketika kita semua memperingati Hari Lahirnya Bung Karno perlulah
kiranya kita ingat juga kepada dosa-dosa besar dan pengkhianatan Suharto
beserta pendukung-pendukung setianya . Sebab, pengkhianatan Suharto (beserta
konco-konconya) terhadap Bung Karno  adalah -- pada hakekatnya --
pengkhianatan terhadap seluruh kekuatan yang mendukungnya. Pengkhianatan
Suharto (bersama sekutu-sekutunya dalam dan luar negeri)  terhadap Bung
Karno merupakan kerugian besar sekali bagi rakyat Indonesia, dan kelumpuhan
bagi kekuatan-kekuatan revolusionernya, serta kelemahan bagi perjuangan
menentang imperialisme dalam segala bentuknya.



Lahirnya Bung Karno adalah anugerah agung bagi bangsa


Dengan lahirnya Bung Karno dalam tahun 1901 di Surabaya (bukan di Blitar
seperti yang sering dikatakan selama ini) maka bangsa Indonesia dianugerahi
dengan seorang putera yang paling agung dalam sejarah Indonesia. Sejak umur
belasan tahun (16 tahun) ia sudah belajar dalam perjuangan politik di bawah
bimbingan HOS Tjokroaminoto, tokoh raksasa Sarekat Islam. Ketika baru umur
26 tahun, ia sudah mengeluarkan gagasan besarnya dalam tulisannya «
Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme », suatu gagasan yang kemudian
dikembangkannya menjadi konsepsinya yang terkenal dengan NASAKOM.



Tanpa menelusuri kembali secara terperinci sejarah hidup Bung Karno sudah
dapat dikatakan dengan tegas dan gamblang bahwa hidup Bung Karno adalah
terutama sekali untuk perjuangan rakyat Indonesia, baik untuk melawan
kolonialisme dan merebut kemerdekaan, dan kemudian diteruskan dengan
perjuangan untuk melawan imperialisme dan neo-kolonialisme dan
memperjuangkan masyarakat adil dan makmur, yaitu sosialisme à la Indonesia



Untuk itu, Bung Karno sudah menyumbangkan jasa-jasanya yang besar dan
berharga sekali, bukan saja dengan meringkuk dalam penjara dan hidup di
pembuangan di Ende (Flores) dan Bengkulu, tetapi juga dengan melahirkan
gagasan-gagasan besarnya untuk bangsa, antara lain : Pancasila,Bhinneka
Tunggal Ika, NASAKOM, Panca Azimat Revolusi, Manipol, USDEK, BERDIKARI,
RESOPIM,TAVIP.



Gagasan-gagasan  besarnya atau pemikiran-pemikiran agungnya untuk bangsa ini
masih dapat terus disimak kembali oleh setiap orang dengan membuka halaman
buku-bukunya yang amat penting dan bersejarah seperti « Dibawah Bendera
Revolusi » dan « Revolusi Belum Selesai » atau buku-bukunya yang lain.



Bung Karno tokoh besar di dunia internasional


Dengan melihat kembali sejarah perjuangan Bung Karno sebelum menjadi
presiden dan juga selama jadi presiden (sebelum dikhianatinya oleh Suharto)
maka jelaslah bahwa tidak ada pemimpin Indonesia lainnya yang mempunyai
sosok yang sebesar dan  setinggi dirinya. Bung Karno adalah satu-satunya
pemimpin bangsa yang mumpuni dalam banyak hal yang berkaitan dengan
kepentingan rakyat, negara dan bangsa. Tidak ada orang lain yang bisa
menandinginya apalagi melebihinya !!!



Kebesaran atau keagungan Bung Karno justru terletak di sini, yaitu cintanya
yang tak terbatas (dan sunugguh-sungguh !!!), kepada Indonesia, kepada
rakyatnya, kepada negaranya dan kepada bangsanya. Untuk itu pulalah ia telah
selalu mencurahkan segala-galanya dalam mendorong semua kekuatan bangsanya
untuk menjalankan revolusi terus-menerus dengan memegang teguh ajaran-ajaran
revolusionernya.



Tetapi, kebesaran dan keagungan Bung Karno tidaklah terbatas di Indonesia
saja, melainkan juga menjangkau negara-negara lain di dunia, terutama di
Asia-Afrika dan Amerika Latin, dalam perjuangan melawan imperialisme
(terutama AS). Ini tercermin dalam prestasi besarnya untuk menyelenggarakan
konferensi AA di Bandung, kemudian GANEFO dan KIAPMA (Konferensi
Internasional Anti Pangkalan Militer Asing) di Jakarta, dan dukungannya
kepada berbagai gerakan-gerakan solidaritas Asia-Afrika (contoh :
PWAA –Persatuan Wartawan Asia-Afrika, OSRAA –Organisasi Setiakawan Rakyat
Asia-Afrika, KPAA –Konferensi Pengarang Asia-Afrika, KJAA –Konferensi Jurist
Asia-Afrika)



Itu semualah yang  membuat Bung Kano menjadi sosok internasional yang
sejajar  (bahkan juga melebihi) tokoh-tokoh termashur seperti Kwame Nkrumah
dari Ghana, Nasser dari Mesir, Tito dari Yugoslavia, Nehru dari India, Ho
Chi Min dari Vietnam, dan Mao Tse-tung , Chou En-lai dari Tiongkok. Tidak
ada pemimpin Indonesia lainnya yang bisa mencapai kedudukan begitu tinggi
dan terhormat di bidang internasional. Suharto tidak, dan lain-lainnya pun
tidak ! Dan itu semua jugalah yang menjadikan Bung Karno sebagai musuh nomor
yang berbahaya  sekali bagi kekuatan imperialis di dunia, termasuk
agen-agennya di Indonesia.





             Pancasila adalah penjelmaan jiwa besar Bung Karno



Dalam berbagai kegiatan untuk memperingati Hari Lahir Bung Karno kali ini
pastilah banyak orang akan ingat kepada Pancasila. Hal yang demikian adalah
wajar-wajar saja, bahkan sudah semestinya harus begitu, atau tidak bisa
lain. Sebab, Pancasila dan  Bung Karno adalah satu, dan tidak bisa
dipisahkan. Pancasila adalah Bung Karno dan Bung Karno adalah juga
Pancasila. Pancasila adalah penjelmaan semua gagasan luhur dan agung Bung
Karno untuk rakyat, bangsa dan negara, Indonesia.



Oleh karena itu, seseorang yang mau mengerti betul-betul isi atau jiwa
Pancasila sudah seharusnyalah  mengerti betul-betul jiwa dan gagasan-gagasan
agung Bung Karno. Orang yang tidak mengerti, atau tidak mau mengerti,
gagasan-gagasan agung dan ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno, tidak akan
mengerti isi atau jiwa Pancasila. Dan karena itu pulalah kita katakan bahwa
orang-orang yang anti Bung Karno serta anti ajaran-ajaran revolusionernya
adalah dengan sendirinya anti Pancasila pula.



Dalam kaitan ini perlu sama-sama kita ingatkan  (dan juga amati )  bahwa
gerakan besar-besaran secara nasional untuk me-revitalisasi dan applikasi
Pancasila yang sedang dilancarkan dewasa ini haruslah dijalankan  dengan isi
atau  jiwa Pancasila yang asli, yaitu yang menurut gagasan agung dan
ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno sendiri. Revitalisasi Pancasila tidak
akan bisa berhasil kalau dijalankan dengan cara-cara dan isi yang
bertentangan dengan ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno.



Ajaran-ajaran Bung Karno masih relevan sekarang ini


Ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno adalah khazanah yang kaya sekali
dengan petunjuk atau bimbingan dalam perjuangan rakyat di bidang politik,
ekonomi, sosial, kebudayaan, moral, yang meliputi masalah-masalah
pemerintahan, pendidikan, militer, perjuangan melawan imperialisme, dan
usaha untuk menciptakan sosialisme à la Indonesia, di bawah bendera
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.



Banyak sekali dari berbagai ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno itu yang
masih relevan, atau masih sesuai dengan kebutuhan situasi dewasa sini, baik
yang mengenai masalah dalam negeri maupun luarnegeri. Umpamanya, nation
building and character building, patriotisme kerakyatan, semangat gotong
royong, pemupukan rasa pengabdian kepada kepentingan rakyat, perjuangan
menentang imperialisme atau neo-liberalisme, perjuangan untuk sosialisme à
la Indonesia.



Di antara ajaran-ajaran atau gagasan Bung Karno yang sudah mendapat
pengakuan, penghormatan, dan dukungan dari sebagian terbesar sekali rakyat
Indonesia adalah Pancasila. Tetapi bukanlah Pancasila model P4-nya rejim
Orde Baru, yang diselewengkan atau dipalsukan dan dipaksakan secara
memuakkan  selama puluhan tahun. Pancasila-nya rejim militer Suharto adalah
pada hakekatnya anti-Pancasila yang asli, karena digunakan untuk
mengkhianati Bung Karno dan menghancurkan kekuatan revolusioner pendukung
berbagai politiknya, dan  melumpuhkan golongan kiri yang dipelopori PKI.



Seluruh bangsa Indonesia, mulai dari generasi para pejuang perintis
kemerdekaan (termasuk yang dipenjara pemerintahan kolonial Belanda dan
dibuang ke Digul) sampai kepada generasi yang berjuang untuk  revolusi
Agustus 45  -- dan  juga semua generasi-generasi yang akan datang !  --
mendapat karunia besar dengan lahirnya Bung Karno, yang di kemudian harinya
menyumbangkan Pancasila (dan berbagai ajaran-ajaran revolusionernya yang
lain) kepada seluruh rakyat Indonesia.



Pancasila adalah kiri dan anti neo-liberalisme


Pancasila yang lahir dari penggalian atau penggagasan Bung Karno adalah satu
ideologi pembimbing untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang majemuk,dan
terdiri dari ratusan suku bangsa, adat, agama dan aliran kepercayaan, dan
berjumlah 240 juta jiwa yang hidup di 17 000 pulau-pulau.



Ketika negara dan bangsa kita sedang menghadapi kebobrokan dimana-mana dan
berbagai penyakit parah akibat ulah para maling berdasi dan  penjahat
(pejabat !!!) yang menyalahgunakan hukum dan menginjak-injak rasa keadilan
dan bersekongkol dengan kepentingan asing (neo-liberalisme) maka
ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno menghadapi kekuatan asing terasalah
makin diperlukan dewasa ini.



Untuk menghadapi itu semualah Pancasila-nya Bung Karno merupakan senjata di
tangan bangsa kita. Sebab, menurut ajaran-ajaran Bung Karno Pancasila adalah
kiri, adalah progresif, adalah anti-imperialis, adalah senjata untuk
menciptakan masyarakat adil dan makmur, yaitu sosialisme à la Indonesia.



(Mengingat pentingnya arti ungkapan Bung Karno bahwa Pancasila adalah kiri
atau berjiwa anti-imperialis dan pro-sosialisme, maka akan diusahakan adanya
tulisan tersendiri).



Untuk memperingati Hari Lahir Bung Karno kali ini, tulisan ini ditutup
dengan kutipan bait-bait lagu Franky Sahilatua « Pancasila rumah kita » yang
mempunyai arti yang dalam dan juga mengandung pesan yang besar, yang antara
lain berbunyi sebagai berikut :

« Pancasila rumah kita, rumah untuk kita semua. Nilai dasar Indonesia, rumah
kita selamanya. Untuk semua keluarga saling menyatu, untuk semua saling
membagi. Pada setiap insan sama dapat, sama rasa, oh Indonesiaku, oh
Indonesiaku,” (kutipan selesai)



Akhir kata, Bung Karno telah lahir dan berjuang sepanjang hidupnya, dan
sampai wafatnya ia tetap setia dan memegang  teguh kepada ajaran-ajarannya,
antara lain Pancasila. Bung Karno telah tiada, namun Pancasila tetap ada,
dan untuk selama-lamanya !





Paris,  4 Juni  2011



A. Umar Said


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke