Orang jaman dulu butuh sesuatu unt ngatur timing kehidupan mereka, pilihannya 
adalah matahari atau bulan. Bulan itu lebih gampang dipakai krn perioda terang 
bulan itu lebih pendek dr matahari, jadi bulan yg dipakai. 


Selain itu, orang2 ignorant jg mikir bhw di siang hari itu tanpa matahari jg 
udah terang, ga perlu matahari, sedangkan tanpa bulan di malam hari, maka akan 
gelap gulita. Jadi ga heran kalo orang2 ignorant lebih mentingin bulan 
ketimbang matahari. Maka nongol deh dewi bulan, bukannya dewa matahari.

9:36. Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, 
dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di 
antaranya empat bulan haram [640]. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, 
maka janganlah kamu menganiaya diri [641] kamu dalam bulan yang empat 
itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun 
memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta 
orang-orang yang bertakwa.

9:37. Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu [642] adalah 
menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan 
mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan 
mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mempersesuaikan 
dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang 
diharamkan Allah. (Syaitan) menjadikan mereka memandang perbuatan 
mereka yang buruk itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada 
orang-orang yang kafir.


Ketololan auloh yg bilang cuma ada 12 bln (pake bulan) sambil ngritik orang 
lain yg bilang ada bln ke 13 nunjukin ketololannya yg ngebuktikan bhw auloh itu 
cuma bikinan orang Arab di gurun pasir. Di gurun pasir Arab, posisi matahari 
thd bumi ga terlalu penting krn sepanjang thn kering melulu selain di bln 
Januari yg bisa turun hujan 1x. Cuma temperaturnya aja yg berubah sepanjang 
thn, antara 40an derajat Celcius s/d sekitar 5 derajat Celcius.


Jadi ga aneh kalo si goblok "auloh" ngotot cuma ada 12 bulan (dlm sethn), ga 
kayak orang lain spt orang Cina yg ngoreksi 12 bulan mereka spy cocok dgn 
setahun penuh.





>________________________________
>From: pemerhatidunia <pemerhatidu...@yahoo.com>
>To: proletar@yahoogroups.com
>Sent: Tuesday, August 30, 2011 9:34 PM
>Subject: [proletar] Re: Jusuf Kalla dan Din Syamsudin serta Kriteria Hilal
>
>
>  
>Jangan-jangan Allah itu DEWA BULAN, alias ALIEN yang bermarkas di BULAN??? 
>
>Ia datang menampakkan diri MENGAKU sebagai "Jibril"
>
>Aku pernah baca artikel membuktikan bahwa Al Ilah itu dewi Bulan...
>
>
>ole...@yahoogroups.com, "Bukan Pedanda" <bukan.pedanda@...> wrote:
>>
>> 
>> 
>> Ini bukti tambahan bahwa yang menyusun buku taik onta itu adalah orang Arab 
>> primitif yang, ketika mereka menulis buku taik ontak itu, tidak tahu ilmu 
>> falak..
>> 
>> Yang mengherankan - dan menyedihkan - adalah bahwa Abbas Amin, Dipo, 
>> johny-indon,  PAREWA PAREWA, rezameutia, Roman Proteus dll. yang tahun 2011 
>> ini dan punya akses ke internet belum juga menyadari hal itu.. 
>> 
>> Betul-betul dungu kayak babi kabeh..
>> 
>> 
>> --- In proletar@yahoogroups.com, item abu <itemabu@> wrote:
>> >
>> > Yg tolol itu adalah auloh, kenapa make bulan unt referensi waktu. Sampe 
>> > ngocehnya sethn ada 12 bln, padahal kalo nurutin bulan, ternyata ada lebih 
>> > dr 12, hehehe...
>> > 
>> > 
>> > 
>> > 
>> > 
>> > 
>> > >________________________________
>> > >From: ajeg <ajegilelu@>
>> > >To: proletar@yahoogroups.com
>> > >Sent: Tuesday, August 30, 2011 11:11 AM
>> > >Subject: [proletar] Re: Jusuf Kalla dan Din Syamsudin serta Kriteria Hilal
>> > >
>> > >
>> > >  
>> > >
>> > >Serempak secara ilmiah untuk seluruh wilayah RI 
>> > >jelas nggak mungkin, tapi kalau secara politis bisa 
>> > >saja diatur. 
>> > >
>> > >Saking luasnya kepulauan nusantara ini (matahari 
>> > >butuh waktu sekitar 14 jam untuk menerangi / melintasi 
>> > >seluruh wilayah kepulauan) maka Indonesia harus 
>> > >membagi wilayahnya ke dalam 3 zona waktu (tadinya 6) 
>> > >berdasarkan koordinat, dihitung secara atomic, dan 
>> > >ditentukan secara politis. 
>> > >
>> > >Sama seperti Eropa yang secara geografis juga dibagi 
>> > >menjadi 3 wilayah waktu. Tetapi secara politis, 
>> > >Prancis & Spanyol yang berada pada koordinat bujur yang 
>> > >sama dengan Inggris (tepat di selatan Pulau Inggris) 
>> > >justru mengikuti zona Waktu Eropa Tengah. Sementara, 
>> > >Inggris & Portugal mengklaim berada di wilayah Waktu 
>> > >Eropa Barat. Uni Eropa sepertinya belum sempat 
>> > >memikirkan penyatuan waktu ini karena masih repot 
>> > >dengan penyatuan mata uang dan lain-lainnya. 
>> > >
>> > >Realitanya, secara ilmiah pun standar waktu di bumi 
>> > >(internasional) menggunakan 2 cara yaitu, dihitung 
>> > >berdasarkan frekuensi atom dan dibagi menurut koordinat 
>> > >- berdasar posisi bumi terhadap matahari. 
>> > >
>> > >Satu hal yang pasti, standar waktu internasional 
>> > >menggunakan perhitungan ilmiah berdasarkan posisi bumi 
>> > >terhadap matahari. Hitungan ini juga yang digunakan 
>> > >untuk menetapkan hari / tanggal, bulan, dan tahun baru. 
>> > >
>> > >Umat Islam juga menggunakan posisi matahari dalam 
>> > >kegiatan sehari-hari. Seperti misalnya untuk menentukan 
>> > >masuknya waktu shalat, atau menentukan waktu imsak dan 
>> > >berbuka puasa pada bulan Ramadhan. Tetapi untuk menentukan 
>> > >datangnya periode bulan baru, Islam tentu saja 
>> > >menghitungnya dari posisi bulan, bukan posisi matahari. 
>> > >
>> > >Dengan demikian, selain dibantu dengan hitungan ilmiah, 
>> > >manusia hendaknya mendekatkan hidup & kehidupannya dengan 
>> > >kondisi alamiah. 
>> > >
>> > >Jadi, penyatuan / penyeragaman waktu masuknya BULAN baru 
>> > >(sebutlah masuknya bulan Syawal) untuk seluruh wilayah 
>> > >Indonesia dengan menggunakan posisi MATAHARI justru menjadi 
>> > >lelucon. Tidak ilmiah, dan samasekali tidak alamiah. 
>> > >
>> > >Bicara NKRI ke depan, hal-hal ilmiah (keseragaman) dan 
>> > >alamiah (keberagaman) begini perlu dipahami dalam penerapan 
>> > >desentralisasi. Jangan sesumbar desentralisasi tapi isinya 
>> > >cuma menang-kalah dalam pilkada. Atau malah menuntut 
>> > >penyeragaman hal-hal yang secara alamiah berbeda. 
>> > >
>> > >--- baswati <baswati@> wrote:
>> > >
>> > >> Setuju, 
>> > >> mengikuti sidang tersebtu sungguh sangat inspiring untuk membangun > 
>> > >> NKRI masa depan.
>> > >> 
>> > >> Namun ada pertanyaan mengganjal nih dari orang awam.
>> > >> Ketika wilayah NKRI itu lebar sekali sehingga apakah hilal yang 
>> > >> terlihat di wilayah barat juga terlihat di wilayah timur. Artinya, 
>> > >> secara ilmiah apakah bisa disimpulkan sama untuk NKRI mengingat 
>> > >> bumi itu bulat ? 
>> > >> 
>> > >> 
>> > >> rifky pradana wrote:
>> > >> 
>> > >> > Sidang Itsbat dengan Memperhatikan Layar Hasil Pengamatan Teleskop
>> > >> > dari Beberapa Lokasi di Indonesia (Antara/Fouri Gesang Sholeh) 
>> > >
>> > >[...] 
>> > >
>> > >
>> > > 
>> > >
>> > >
>> > 
>> > [Non-text portions of this message have been removed]
>> >
>>
>
>
> 
>
>

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke