Mestinya sih orang Indonesia kudu berenti ikut-ikut kebiasaan puasa orang Arab primitif ini..
Begitu jelas puasa, naik haji, tunggang-tunggik nyembah Allah yang nggak berbukti ada itu cuman kebiasaan orang Arab primitif... --- In proletar@yahoogroups.com, "Sunny" <ambon@...> wrote: > > Mengapa cuma dua tafsiran? > > > http://www.gatra.com/nasional-cp/1-nasional/2244-satu-lebaran-dua-tafsir > > Satu Lebaran Dua Tafsir > Selasa, 30 Agustus 2011 10:20 > > > Seorang ibu rumahtangga menulis di status Facebook-nya, "Kejadian lagi deh, > suami lebaran duluan." Rupanya, dia mengeluhkan pelaksanaan Idul Fitri > (lebaran) 1432 Hijriyah, yang "dua versi", yakni tanggal 30 Agustus 2011 dan > 31 Agustus 2011. Sang suami memilih Idul Fitri pada Selasa (30/8), sedangkan > ia sendiri berlebaran di hari berikutnya, Rabu (31/8). > > Tahun ini, kembali terjadi perbedaan dalam menetapkan tanggal 1 Syawal (hari > Idul Fitri). Pemerintah Indonesia, melalui Kementrian Agama menetapkan 1 > Syawal 1432 H jatuh pada hari Rabu, 31 Agustus 2011. Sedangkan organisasi > masyarakat (ormas), termasuk ormas besar Muhammadiyah, menetapkan 1 Syawal > itu pada Selasa, 30 Agustus 2011. Mengapa sampai terjadi perbedaan dalam > menetapkan tanggal 1 Syawal? > > Menurut Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lembaga > Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Prof Dr Thomas Djamaluddin, hal > ini terjadi karena posisi bulan cukup rendah untuk dilihat. "Tinggi bulan > saat maghrib pada akhir Ramadhan di wilayah Indonesia sekitar dua derajat > atau kurang," katanya. > > Ia mengatakan, ormas Islam seperti Muhammadiyah dengan kriteria wujudul hilal > memang sudah menghitung (hisab) dan menetapkan sejak jauh hari bahwa Idul > Fitri jatuh pada 30 Agustus. > > Namun ormas lainnya, seperti Nahdlatul Ulama termasuk pemerintah mengharuskan > selain hisab, perlu adanya kriteria imkan rukyat (visibilitas bulan sabit) > dan sidang itsbat. > > "Tetapi karena hilal sangat rendah, maka kemungkinan besar rukyat pada 29 > Agustus akan gagal melihat hilal, sehingga Ramadhan digenapkan 30 hari dan > diprakirakan Idul Fitri jatuh pada 31 Agustus," katanya. > > Ditegaskannya, kalender nasional memang mencantumkan 30 dan 31 sebagai libur > Idul Fitri, namun kepastiannya tetap menunggu sidang itsbat yang dihadiri > seluruh pimpinan ormas Islam. > > Ia mengakui, perbedaan penentuan hari raya di Indonesia berpotensi > menimbulkan keresahan di masyarakat, karena itu perlu ada solusi untuk > menyatukan kriteria penentuan 1 Syawal. > > Menurut dia, penyelesaian perbedaan penentuan hari raya bukan dengan > memperdebatkan perbedaan dalil tentang rukyat (pengamatan) dan hisab > (perhitungan), karena terbukti hal itu tidak pernah membuat tercapainya > kesepakatan. > > "Astronomi bisa digunakan untuk menemukan titik temu tersebut dengan tetap > berpijak pada dalil-dalil syar`i. Yakni titik temu antara faham rukyat dan > hisab dengan konsep kriteria visibilitas hilal (imkan rukyat)," katanya. > > Berdasarkan tawaran titik temu tersebut, semua pihak diajak untuk membangun > sistem kalender Hijriyah yang mapan yang setara dengan sistem kalender Masehi > dan penyatuan di tingkat nasional akan menjadi contoh untuk memperluas di > tingkat regional dan global, ujarnya. > > Tak masalah > > Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin > menyatakan, perbedaan penetapan 1 Syawal 1432 Hijriyah tidak perlu > dipermasalahkan, agar tidak menimbulkan pertentangan dan konflik di kalangan > umat Islam. > > "Perbedaan itu seyogianya disikapi dengan toleransi dan saling menghargai, > karena penetapan awal Syawal didasari oleh keyakinan keagamaan > masing-masing," katanya usai shalat Idul Fitri 1432 Hijriyah di Alun-alun > Utara Yogyakarta, Selasa (30/8). > > Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1432 Hijriyah jatuh pada Selasa (30/8), > sedangkan pemerintah menetapkan Hari Raya Idul Fitri itu jatuh pada Rabu > (31/8). > > Menurut Din, dalam Islam perbedaan itu diakui selama berdasarkan dalil > keagamaan yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, > perbedaan penetapan 1 Syawal 1432 Hijriyah tidak perlu diperdebatkan dan > dibesar-besarkan. > > "Keputusan Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1432 Hijriyah itu bukan > mengada-ada, tetapi berdasarkan keyakinan keagamaan. Muhammadiyah menetapkan > 1 Syawal jatuh pada Selasa (30/8), karena ijtima atau konjungsi matahari, > bulan, dan bumi sudah terjadi pada Senin (29/8)," katanya. > > Din mengungkapkan, negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura serta > negara-negara di Timur Tengah juga melaksanakan shalat Idul Fitri 1432 > Hijriyah pada Selasa (30/8). > > "Meskipun terjadi perbedaan dalam penetapan awal Syawal, kita harus tetap > menjaga ukhuwah Islamiyah dan meningkatkan silaturahmi. Perbedaan awal Syawal > tidak hanya terjadi pada tahun ini, tetapi juga pada beberapa tahun lalu," > katanya. > > Ia mengatakan, pemerintah diharapkan dapat mengayomi seluruh elemen > masyarakat terkait dengan perbedaan penetapan 1 Syawal tersebut. [TMA, Ant] > > > [Non-text portions of this message have been removed] > ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/