Aku jadi ingat dengan solusi yg dilakukan oleh Rusia ketika di kuasai hutang 
IMF, gebrakan Putin adalah hanya memperkejakan warga negara Rusia asli, yg 
namanya peranakan apalagi pendatang baru, tidak boleh bekerja, mereka mau 
ngapain di biarkan selama tidak mengganggu masyarakat, hasilnya Putin mampu 
keluar dari krisis ditambah dengan melakukan nasionalisasi perusahaan kelas 
konglo, pilihan konglo hanya dua saham diberikan ke negara sedikit buat si 
konglo, akhirnya malah cadangan devisa langsung meningkat, memang sadis, ada 
konglo yg di tembak mati.
Salah satu konglo yg mau bekerja sama Abraham .... pemilik klub sepak bola 
Chelsea..
Chenya ( maaf bila tulisannya keliru ) yg kena provokasi Europa dilibas 
habis, akibatnya Europa sangat tergantung dengan Rusia karena kran gas nya 
menjadi milik Rusia, negara Eropa macam macam tinggal tutup kran gasnya.

Bila memakai ukuran HAM sepertinya tidak akan ada perubahan, dunia ngomel 
gak diladeni, lha negara lagi krisis mengapa negara lain yg pusing ?, 
sedangkan HAM didengung dengungkan hanya menjadi angin surga semata, HAM 
tidak akan menyelesaikan masalah materi, dengan kata lain HAM tidak akan 
membuat rakyat jadi kekenyangan karena mudah utk makan, yg ada malah kaya 
dan miskin semakin menjauh, Amerika pun idem ditto, apa yg didapat 
perusahaan perusahaan raksasa apa mau peduli dengan kondisi krisis di 
Amerika ?, yg terjadi malah memindahkan usahanya ke luar Amerika, semisal 
Coca Cola, Pepsi yg membuat produk baru kemasan isi air kelapa murni yg 
membuat pabrik di Brasil, sedang hasilnya dijual ke Amerika dengan jargon 
minuman penyegar alami.

Bila di Indonesia dilakukan nasionalisasi, sebenarnya secara otomatis satu 
bayi lahir langsung mendapatkan uang, sedang sekarang sekali bayi lahir 
langsung kebagian hutang.

Coba penguasa Indonesia berani melakukan hal yg sama, 10 tahun sudah lebih 
dari cukup, mengenai kecaman dunia, Indonesia tinggal pilih negara pendukung 
seperti Rusia, China dan India.

Perusahaan yg berhubungan dengan kehidupan masyarakat banyak di 
nasionalisasikan sedang pemilik diberikan saham lebih kecil, lha para 
pengusaha jadi konglo kan di Indonesia bukan dari luar Indonesia, silahkan 
hitung perusahaan konglo yg ada di Indonesia, baik asing maupun lokal.

Demi membela ratusan juta rakyat dengan mengorbankan materi dari konglo aku 
perkirakan para konglo akan langsung masuk surga tanpa perlu mati dulu.

sur.
ps.
Mengenai kondisi Rusia aku dapatkan dari millis sebelah ditambah dengan 
mesin googlle.
----- Original Message ----- 
From: "FiMoT" <admfi...@yahoo.com>


> Selain menurunkan upah, ada alternatif lain, misalkan mendatangkan bangsa 
> lain (seperti dari Afrika) untuk kerja di pabrik2 yang berlokasi di US.. 
> Mirip kebijakan "perbudakan" zaman Firaun tapi bedalah yg ini digaji, cuma 
> rendah.. Selisihnya dijadikan subsidi untuk menopang bangsa yang maunya 
> digaji tinggi..
>
> Bangsa yang mau digaji tinggi dulu bisa sustain gara2 punya jajahan.. 
> Begitu jajahan merdeka, hancurlah minah..
>
> Mau tak mau jika ada golongan "anak emas" harus ada "anak penopang" untuk 
> mensubsidi "anak emas".. Dulu ditandai dengan perbudakan negro di US.. 
> Sekarang sudah tidak boleh perbudakan.. Lama kelamaan "anak penopang" 
> pasti protes.. Ya iyalah namanya juga manusia..
>
> Mungkin tujuan agresi di Afrika itu kali.. Supaya bisa survive dengan cara 
> mencari "anak penopang" baru..
>
> Jika seseorang tidak bisa kerja, sekalipun dia "anak emas", berarti tidak 
> perlu makan.. kecuali jika ada "anak penopang" yg bisa dikerahkan untuk 
> mensubsidi "anak emas".. Sejarah ini berulang-ulang ya sepertinya..
>
> Seperti sebuah dalil yang mengatakan yang tak kerja tak perlu makan.. 
> serta "yang tidak berpunya" justru akan menopang "yang berpunya".. 99% 
> menopang 1%.. Entahlah :)
>
>
> Selamat pagi,
>
> FiMoT.org
>
> -----Original Message-----
> From: "JT" <jt2...@yahoo.com>
>
> Sur.
>
> Biarkan sajalah, mereka mau bikin analisa ini dan itu, antep sajah. Kan di 
> sana katanya banyak orang2 pinter yang pada dapat hadiah Nobel Ekonomi, 
> masa gitu2 sajah tidak mengerti. Menurut kita mah, cara buat ciptakan 
> lapangan kerja di sono ya suruh mereka rubah gaya hidupnya. Yang dulunya 
> makan daging, keju, susu, plus roti / kentang, sekarang suruh makan kulub 
> sampeu/hui (singkong/ubi rebus) sabaskom, dagingnya kalu masih punya duit 
> cukup secuil saja. Lagi juga lebih sehat makan kaya gitu. Nah jadinya upah 
> mereka bisa diturunin jadi US$.10 sehari, bukan US$.10 sejam apalagi 
> US$.35 sejam. Baru pabrik2 mereka bisa pada jalan lagi, dan barangnya bisa 
> dijual, asalkan bossnya jangan ambil untung segunung. Kalu mereka ga mau 
> denger omongan kita, ya sebodo amat. Emang gua pikirin?
>
> Terus stop itu ngerampokin negara laen dengan alasan democrazy dan HAM 
> plus sausage, yang sebenernya cuma mau ngerampok minyak doang. Pertama 
> Afganistan, terus Irak, Iran dan Korut sudah mulai diutak- atik, eh 
> jebulnya malah Mesir, Libya dan tetangga2nya. Mereka mau dictator atau 
> apalah namanya, ya sebodo amat. Biarin aja rakyatnya yang urus sendiri, 
> orang luar ga perlu ikut campur dengan alasan yang boten2. Bubarkan saja 
> itu PBB kalu cuma dijadikan tukang stempel buat mengesahkan ulah para 
> perampok minyak di dunia doang. Indonesia kalu berani ngelawan perampok 
> emas & uranium, kayanya bakal dapat giliran juga. Makanya saya selalu 
> bilang berkali- kali, kalu mereka itu KUALAT, wan po wan, sebab sudah 
> kelewat banyak dosa2nya.
>
> Salam
> JT
>
> -----------
>
>
> --- In tionghoa-...@yahoogroups.com, "suryana" <gsuryana@...> wrote:
>>
>> Sepertinya mantan Senator ini melihat sejarah sejak Kennedy sd Reagan, 
>> dan



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to