Bahasa Indonesia berpeluang jadi Bahasa ASEAN

Senin, 24 Oktober 2011 08:49 WIB | 6810 Views

Cagayan de Oro, Filipina (ANTARA News) - Kemungkinan Bahasa Indonesia menjadi 
bahasa resmi kedua di lingkup ASEAN setelah bahasa Inggris semakin membesar 
dengan semakin banyaknya peminat bahasa ini di ASEAN, termasuk Filipina.

"Selamat pagi bapak-bapak dan ibu-ibu, selamat datang di Filipina. Apa kabar 
anda semua?" kata Sekretaris Kepresidenan Filipina untuk Bidang Komunikasi, 
Herminio B. Coloma, Jr. saat membuka Forum Media BIMP-EAGA 
(Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippnies/East Asia Growth Area) di Cagayan de 
Oro, Mindanao, Flipina Selatan, baru-baru ini.

Coloma melontarkan kalimat-kalimat tersebut dalam Bahasa Indonesia yang fasih 
sebelum menggunakan Bahasa Inggris kepada para peserta forum dari Brunei, 
Indonesia, Malaysia dan Filipina yang diselenggarakan paralel dengan pertemuan 
tingkat menteri ke-16 BIMP-EAGA di kota ini.

Coloma yang jabatannya setingkat menteri dalam kabinet Pemerintah Filipina itu 
menyatakan BIMP-EAGA yang dibentuk pada 1994 itu akhir-akhir ini semakin 
berbentuk sebagai sebuah pusat pertumbuhan bersama bagi negara-negara yang 
terlibat di dalamnya.

BIMP-EAGA adalah mata uji bagi sukses integrasi ASEAN secara keseluruhan 
sehingga diharapkan wadah kerjasama ini berjalan baik.

Dalam penjelasannya kepada ANTARA, Drs. Soehardi MBA dari Kantor Informasi 
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Davao, Provinsi Mindanao, 
akhir-akhir ini jumlah warga Filipina yang datang ke KJRI untuk belajar Bahasa 
Indonesia semakin meningkat.

Soehardi menyatakan ada kesadaran di kalangan warga Filipina, khususnya kawasan 
selatan negara ini, bahwa Bahasa Indonesia dimengerti dan digunakan oleh 
sedikitnya empat negara anggota ASEAN, yaitu Brunei, Malaysia, Singapura dan 
Thailand (selatan).

Selain iktu, warga Kamboja, Laos dan Vietnam dari suku Champ juga memahami 
bahasa Melayu.

"Bahasa Indonesia dipandang menarik dan penting karena penggunanya berkisar 350 
juta orang di kawasan ASEAN," kata Soehardi.(*)

E-004
Editor: Jafar M Sidik


- 

Empat Negara Upayakan Bahasa Melayu Pengantar PBB

Internasional / Selasa, 25 Oktober 2011 11:49 WIB 

Metrotvnews.com, Batam: Empat negara serumpun, Indonesia, Malaysia, Brunei 
Darussalam dan Singapura mengupayakan Bahasa Melayu menjadi bahasa pengantar 
resmi di Perserikatan Bangsa-Bangsa. "Konvensi bahasa yang dihadiri perwakilan 
Indonesia, Malaysia, Brunei dan Singapura menyepakati mengusulkan Bahasa Melayu 
menjadi bahasa pengantar di PBB," kata Ketua Pusat Maklumat Kebudayaan Melayu, 
Raja Malik Hafriza saat dihubungi pada Selasa (25/10).

Ia mengatakan empat negara sepakat untuk lebih serius memperjuangkan masuknya 
Bahasa Melayu menjadi bahasa pengantar PBB dengan rangkaian diplomasi yang 
dilakukan Kementerian Luar Negeri masing-masing negara. Menurut dia, Bahasa 
Melayu pantas dijadikan bahasa pengantar bagi badan dunia, karena digunakan 
banyak warga bumi sebagai bahasa percakapan.

"Penggunanya lebih banyak dari pada Bahasa Perancis, tapi, saya tidak persis 
angkanya," kata pria yang juga pengumpul naskah Melayu kuno.

Bahasa Melayu, selain digunakan negara-negara ASEAN juga banyak dijadikan 
bahasa percakapan di negara-negara Eropa dan Afrika, seperti Madagaskar dan Sri 
Lanka. Selain itu, Bahasa Melayu juga banyak menarik pemerhati budaya 
internasional, terbukti dengan adanya kelas Bahasa Melayu di perguruan tinggi 
dan sekolah-sekolah di Australia dan Eropa.

"Bahasa Melayu juga mudah dipelajari," kata Malik.

Mengenai perkembangan Bahasa Indonesia, ia mengatakan semakin kaya dengan 
serapan dari bahasa asing dan bahasa pergaulan sehingga agak jauh dari Bahasa 
Melayu. Meski begitu, menurut dia, Bahasa Indonesia tidak akan lari jauh dari 
Bahasa Melayu sebagai bahasa ibu.

"Bahasa Indonesia dan Melayu, seumpama ibu dan anak, Bahasa Indonesia terus 
membesar. Walaupun tidak persis sama, namun tidak akan meninggalkan sifat-sifat 
asli bahasa ibunya," kata dia.

Perkembangan Bahasa Indonesia, kata dia, adalah sesuatu yang wajar dan baik, 
karena semakin memperkaya. "Istilah asing banyak merempuh Bahasa Indonesia, itu 
sesuatu yang wajar," kata dia.

Dalam pertemuan wartawan dan budayawan Malaysia-Indonesia di Gedung Tri Arga 
Bukittinggi beberapa waktu lalu, Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan 
Malaysia Dr Datok Sri Rais Yatim mengusulkan agar Bahasa Indonesia-Melayu 
menjadi bahasa komersial di kawasan Asia Tenggara.

"Setidaknya hal itu dapat diterapkan pada lima negara yaitu Indonesia, 
Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam, dan Thailand bagian selatan," kata 
pejabat tinggi Malaysia.

Menurut Datok Sri, bahasa merupakan produk budaya yang bernilai tinggi yang 
perlu dilestarikan dan disebarluaskan keberadaannya serta menjadi alat 
komunikasi yang utama. Sebuah negara akan besar dan kuat jika memiliki budaya 
yang kuat sebagaimana yang dimiliki Amerika Serikat dan Inggris.

Selama ini dalam menjalin hubungan baik di antara negara-negara yang ada lebih 
mengedepankan pendekatan politik. Padahal hubungan itu dapat lebih dipererat 
dengan pendekatan budaya dan bahasa. "Jika hal itu terwujud maka paling sedikit 
300 juta orang akan terlibat aktif menggunakannya," katanya.

Oleh karena itu, ia mengajak pemerintah kedua negara untuk mengambil langkah 
agar hal ini bisa terwujud.(Ant/BEY)







------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke