Tokoh Papua tolak Kongres Rakyat Papua III

Kamis, 20 Oktober 2011 18:45 WIB | 1349 Views

Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah tokoh Papua, antara lain Ramses Ohee, Hems 
Bonay, dan Umar Askad Sabuku menolak Kongres Rakyat Papua (KRP) III beserta 
hasil-hasilnya, dan menilai forum itu hanya permainan sekelompok elit di Dewan 
Adat Papua yang sama sekali tidak mewakili mayoritas warga Papua dan Papua 
Barat.

"Kongres di Abepura jangan ditanggapi itu keinginan seluruh warga Papua," kata 
Ramses kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

Menurut tokoh adat yang terlibat dalam Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969 
yang memutuskan Papua bergabung dengan Indonesia itu, Papua punya tujuh 
kesatuan masyarakat adat dan hingga saat ini tidak ada persoalan dengan NKRI.

"Bicara Papua pisah dari NKRI, belum ada sesuatu yang terjadi dari tujuh 
wilayah adat ini," kata Ramses yang juga Ketua Umum Barisan Merah Putih.

Hal senada dikemukakan Hems Bonay, putri Gubernur Papua (dulu Irian Jaya) 
pertama, Elieser Jan Bonay.

Menurutnya, KRP III justru mengorbankan banyak rakyat Papua, karena itu ia 
meminta seluruh rakyat Papua agar tidak terprovokasi dengan hasutan-hasutan 
yang justru akan menyesatkan mereka.

"Elit politik Papua jangan aspirasi merdeka diproyekkan untuk cari makan, cari 
hidup. Rakyat tak berdosa jadi korban," katanya.

Tokoh Papua Barat Umar Askad Sabuku pun menyatakan hal serupa. Ia menegaskan, 
tidak ada orang Papua yang menyetujui KRP III.

"Sudah diberi otsus (otonomi khusus) kita sudah gontok-gontokan, apalagi kalau 
keluar NKRI. Kami akan jadi negara-negara kecil seperti di Afrika, kami banyak 
suku," katanya.

Namun, mereka menyadari bahwa ada persoalan di Papua sehingga isu keluar NKRI 
masih saja diangkat ke permukaan, dan meminta pemerintah serius menanganinya.

"Pasti ada masalah hingga ada persoalan itu. Ada suatu ketidakpedulian dari 
pemerintah tentang yang terjadi di Papua. Jangan terlalu cepat disalahkan yang 
bikin kongres, itu anak-anak kita," kata Ramses.

Menurutnya, pemerintah belum merangkul semua pihak di Papua untuk membicarakan 
hambatan dalam pembangunan dan pelayanan masyarakat Papua.

Umar menambahkan isu Papua keluar dari NKRI bisa jadi diangkat agar pemerintah 
memberikan perhatian.

"Bicara disintegrasi untuk cari perhatian, ini pasti didengar karena sensitif. 
Jadi jangan ada pendekaran militer," katanya.

Tokoh muda Papua Frans Ansanay menyatakan salah satu solusi persoalan Papua 
adalah dengan menjalankan UU Otsus dengan sungguh-sungguh.

"Kalau otsus dilakukan dengan baik maka saya percaya lama kelamaan terjadi 
perubahan signifikan di Papua dan tak ada peluang orang bicara merdeka," kata 
Umar.

(S024/R018)

Editor: Suryanto





------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke