Assalamualaikum.Wr.Wb.

Sudah entah kesekian berapa kalinya saya membaca
berita anak-anak,remaja,dewasa,yang mencoba mengakhiri
hidupnya,haya karena tidak dapat membayar uang
sekolah.


Menurut pengamatan saya,hal ini seharusnya diatasi
dengan masing-masing pihak sekolah yang
terkait,memberi keringanan,dan memperhatikan kondisi
siswa masing-masing murid ( seperti  langsung saya,dan
guru2,pegawai lainnya  lakukan sendiri,kala saya
mengajar di MAN 2 BKT ).Memang ketika itu,saya sangat
banyak membantu mereka.Kasihan sekali anak-anak
semacam ini.


Memang sangat banyak murid2,mahasiswa yang
miskin,sulit membayar uang sekolahnya,padahal dari
segi otak,ia cukup lumayan.Sayang kalau SDM ini,kita
sia-siakan.

Cara yang termudah dilakukan,adalah dengan turut
berperan sertanya guru2,pegawai di sekolah dengan
meringankan biaya murid,atau kalau bisa membantu
mereka,juga mencarikan mereka orang tua yang dapat
memberikan bea siswa,meski hanya untuk uang sekolahnya
saja,apalagi biaya hidupnya sehari2.Minimal uang
sekolah saja,pasti akan sangat meringankan beban sang
anak,dan keluarganya.


Cara yang kedua,memberikan data-data siswa miskin pada
pemerintah daerah,ataupun pusat,agar memperhatikan
mereka.


Cara yang ketiga,selalu memberikan siraman rohani
keagamaan pada sang anak/siswa,murid ,agar
bagaimanapun pahitnya hidup,jangan sampai mereka
berusaha untuk membunuh diri mereka.Memberikan mereka
peluang untuk bekerja ( yang tidak menguras waktu
untuk belajar ),juga cukup baik.

Wassalam.Rahima.


PADANG, METRO 
Diduga dipicu masalah ekonomi keluarga yang berimbas
kepada dirinya dan kelangsungan studinya, Via (17)
—bukan nama sebenarnya-- seorang siswi SMKN 8 Cengkeh,
Lubuk Begalung, Padang--, nekad menelan 12 butir
Bodrex sekaligus, Selasa (23/12), sekitar pukul 08.00
WIB. Akibatnya, siswi kelas II Tekstil 2 ini
berkelojotan dan kemudian terkapar tak sadarkan diri
alias kritis di lantai Pustaka sekolahnya.  
 
 

Korban diduga mengalami over dosis (OD). 
Informasi yang dihimpun POSMETRO menyebutkan,
terjadinya peristiwa memiriskan itu diduga karena
ekonomi keluarga Via yang tidak melanjutkan pendidikan
dirinya. Pasalnya gadis kamek ini sudah 3 bulan
menunggak pembayaran uang sekolah atau sumbangan BP3
sebesar Rp 20 ribu/bulan yang dikenakan padanya selaku
siswi di SMKN itu. Sudahlah begitu, dalam rentang
seminggu ke depan, ia sudah harus mengikuti ujian yang
salah satu persyaratannya adalah melunasi segala
hutang-piutang kepada pihak sekolah. 
Dengan kondisi yang demikian, siapa yang tidak akan
stres. Mengingat untuk dapat melunasi uang sekolah
yang totalnya sekitar Rp 60 ribu bukanlah perkara yang
mudah bagi keluarganya yang berekonomi lemah. Itulah
kondisi yang menjadi beban pikiran bagi Via dalam
menghadapi ujian yang sedianya akan dimulai pada Senin
(29/12) mendatang itu. 
Diduga karena kalut itulah, Via menjatuhkan pilihan
untuk mengakhiri “pusing 7 keliling” yang dideritanya
itu. Dan pilihannya tidak jauh-jauh dari obat sakit
kepala yang memang mangkus untuk mengobati sakit
kepala. Cuma karena, sakit kepalanya jenis stadium
“paniang 7 kaliliang”, tentu saja tidak cukup satu
atau dua tablet untuk menghilangkannya. Itu disadari
betul oleh Via. Ia berpikiran, lebih dari 1-2 tablet
pasti akan menuntaskan “paniang”nya hingga
tuntas...tas...tas. 
Maka, di pagi naas tepatnya pada jam pelajaran pertama
yang kebetulan gurunya sedang kosong, Via keluar kelas
menuju kantin sekolah. Disana ia memesan sebotol
minuman jenis karbonasi merek terkenal rasa strawberry
yang rencanakan akan digunakan sebagai “pengantar”
obat sakit kepala yang telah dikantonginya. Satu, dua,
tiga butir hingga mencapai 12 butir Bodrex sukses
bersemayam di lambungnya berkat disertai minuman
karbonasi tadi. 
Usai itu, ia bergegas ke pustaka sekolah untuk
—rencananya— istirahat sembari membaca buku. Tidak
lama berselang di pustaka, ternyata sakit kepalanya
bukan hilang tapi malah menjadi-jadi yang membuatnya
terhuyung-huyung hingga kemudian tergelatak tidak
sadarkan diri di lantai pustaka. 
Melihat kawannya terkapar serupa itu terang saja,
siswa-siswi yang ada di dalam pustaka tersebut
langsung “bagaleboh”, termasuk para guru dan pengelola
pustaka. Tidak mau terjadi hal yang tidak diinginkan,
Via langsung diselamatkan ke RS Dr M Djamil untuk
mendapatkan pertolongan tim medis. Oleh tim medis, isi
lambung Via langsung dikuras dengan ramuan medis yang
khusus untuk itu, hingga akhirnya korban siuman dan
mulai membaik. Akhirnya sekitar pukul 14.00 WIB, Via
diijinkan pulang untuk mendapatkan perawatan dan
pengawasan lanjutan dari pihak keluarga, agar
peristiwa serupa ini tidak terulang kembali. (max 


__________________________________
Do you Yahoo!?
New Yahoo! Photos - easier uploading and sharing.
http://photos.yahoo.com/
____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke