menarik melihat email dari pak dokter rahyusalim dan
ronald,
Sebuah kontemplasi yg menyentuh , pak dokter, 
sebuah mimpi yg menghangatkan ronald , 

tapi bak kata pepatah : 
"Walau tidur pada bantal yg sama, mimpi bisa
berlainan"

mengomentari email perenungan dari pak dokter
rahyussalim ;

selain variable waktu , perbedaan tsb, antara mereka
yg pergi ke mesjid dan mereka yg ternganga di depan TV
, adalah juga apa yg banyak mengendap di otak bawah
sadar mereka.

Otak bawah sadar yg konon berada di otak kecil (
limbik ), di bagian belakang otak, bagaikan tempat
menampung endapan , dari berbagai pencitraan, memori
dan apa yg terlintas dalam pikiran.

Otak berpikir untuk kegiatan sehari hari, banyak
dilakukan di otak depan , yg dikenal juga dg pembagian
otak kanan dan otak kiri.

Apa yg sering teringat di benak kita,masa kecil,
kampuang halaman, rang gaek, kerabat, teman
sepermainan , semua pengalaman hidup yg terlintas tsb
, sebagian akan tertanam dalam otak bawah sadar masing
masing kita

sekali waktu ia akan terlintas keluar, tanpa sengaja,
dalam perenungan,bisa juga keluar ketika kita mengigau
dlsb , dalam mimpi atau angan angan sebagaimana yg
disampaikan ronald . 

interaksi kita di milis ini pun , tanpa disadari bisa
pula menimbulkan endapan pemikiran di otak bawah sadar
kita.

apa yg kita lihat di TV, apa yg didengar di radio
mobil, apapun yg terlintas di hadapan kita, sebagian
akan membekas.

Pencitraan itulah yg sebenarnya tertanam dalam otak
bawah sadar, anak anak dan para pemuda kita , yg
membuat mereka memiliki karakter dan pandangan hidup
berbeda dg orang orang tua .

Otak bawah sadar , sebenarnya adalah sangat powerfull,
bila bisa dibangkitkan , sebagian orang  menghubungkan
nya dg tenaga dalam ( kundalini, reiki dll )

ahli yoga dg konsentrasi yg tinggi, menghubungkan otak
bawah sadar nya dg energi tubuh dalam , sehingga pada
posisi bersila, ia bisa terbang, mengalahkan efek
gravitasi. 
Ia me resonansi kan limbik nya dg resonansi daun

begitu pula ketika pesilat shaolin bisa terbang
melayang, atau berjalan di atas air, ia menggerakkan
limbik nya membangkitkan energi tenaga dalam tubuh ,
dg mengembangkan resonansi burung atau ikan, sehingga
bisa terbang atau berjalan di atas air

Itulah namanya tenaga harmonisasi dg alam,
menyelaraskan resonansi energi tubuh dg alam sekitar
nya, suatu hal yg bisa dijelaskan secara ilmiah...

mungkin baintun lah, caronyo pesilat shaolin dari
china berguru pada alam nan terkembang..

suatu saat kelak, mungkin ada orang yg demikian hebat
, bisa mengalirkan resonansi energi dalam diri melalui
internet , sehingga bagaikan mengirim attachment
email, resonansi bisa mengalir , menyambungkan otak
bawah sadar kita....

yg bisa jadi sebenarnya ada sedikit kesamaan karena ,
mengandung endapan memori pencitraan pengalaman
hidup,emosi, maupun mimpi berkaitan dg minang.( baik
secara budaya, sosial kemasyarakatan maupun individu
)....

salam hangat 

Hendra M
Banduang

---------------
Senja di tengah hiruk pikuknya kota Jakarta. Lalu
lalang kendaraan apa saja
dengan berebutan mengarah pada tujuan masing-masing.
Deru mesin yang
memekakkan telinga mengalahkan suara orang mengaji di
mesjid2 baik dari
kaset dengan tartil yang sangat indah sampai pada
suara anak-anak yang
mengaji apa adanya.

Di rumah-rumah di setel televisi dengan acara akademia
yang mengundang
selera cinta dunia dengan segala impiannya. Anak-anak
muda, orang dewasa
muda bahkan kelompok anak-anak ramai menonton di depan
telivisi kepunyaan
sendiri dengan mulut komat kamit mengiringi nyanyian
si penyanyi yang sedang
berlatih di akademia. Mereka tampak sangat antusias,
sangat menikmati
sampai-sampai lupa bahwa waktu merambat akan memasuki
gerbang maghrib.
Mungkin saja mereka memang tidak shalat maghrib karena
mereka bukan muslim,
atau bisa saja mereka para wanita yang sedang mendapat
halangan tidak
melaksanakan ibadah maghrib. Di kota besar kadang
memang sulit membedakan
antara muslim dengan yang bukan muslim.

Senja ini aku sengaja menyetir agak pelan sambil
membuka kaca jendela, ingin
ku dengar suara shalawat dan mengaji para qori. Aku
pasang telinga pada
frekwensi 50 hz dan memasang separator suara supaya
aku dapat menikmati
bacaan al quran dengan baik. Suara orang mengaji ini
melayangkan ingatan ku
kembali ke masa silam. Masa kanak-kanak ketika belajar
mengaji di surau.
Sungguh satu masa yang indah menurutku.....

Seolah seperti dalam gerbong waktu, aku berada di era
70-an ketika setiap
menjelang maghrib surau kami selalu mengalunkan suara
membaca alquran dengan
tartil yang sangat bagus, tidak dari kaset tapi dari
remaja kampung kami.
Demikian pula suara azan mereka yang sangat memukau
ketika menyentuh selaput
gendang telinga ku, bahkan bacaan imam yang membuat
khusu' ibadah maghrib.
Para remaja, orang tua, anak2 biasanya berdatangan ke
surau dengan gaya
jalan masing-masing. Anak2 dengan tingkah polahnya
yang terkadang membuat
geram orang tua yang merasa terhalang jalannya.

Variabel waktu ternyata sangat signifikan dalam
membuat suatu perubahan
dalam konteks ini.
Tujuh puluhan suara microphon menjelang maghrib tidak
membuat para
pendengarnya menjelang maghrib terganggu;dua ribuan
suara yang sama kadang
membuat protes pendengarnya.
Tujuh puluhan tua, muda dan anak2 seperti berlomba ke
surau untuk
melaksanakan ibadah maghrib dengan berbagai tujuan;
dua ribuan tua, muda dan
anak2 didepan televisi komat kamit mengiringi
pujaannya dengan tujuan
masing-masing.
Variabel waktu memang akan selalu mengadakan
perubahan-perubahan. T

Rahyussalim

__________________________________
Do you Yahoo!?
Get better spam protection with Yahoo! Mail.
http://antispam.yahoo.com/tools
____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke