Yang pertama, saya minta dipotong ekornya yang bajelojelo, seperti kata salah seorang netter dulu, karena diantara kita banyak yang berplat hitam.

Yang kedua, anda kelewat membaca  kalimat dari saya sebagai berikut "Dari keterangan Dodi syarat untuk minta cerai dari si wanita sudah terpenuhi. Jadi dia seharusnya sudah mengambil keputusan tersebut.

Yang ketiga, kalimat " syaratnya dekatkanlah diri terus menerus dengan sunguh-sungguh  kepadaNya" adalah untuk memberikan kekuatan bagi si wanita untuk mengambil keputusan bercerai, karena bercerai secara umum dianggap malapetaka, namun suatu saat seseorang harus mengambil keputusan tersebut, dan mendekatkan diri kepada Allah adalah pemberi kekuatan yang paling tinggi , hingga wanita itu mampu dengan kepala tegak untuk menapak hidupnya yang baru, yang mungkin jauh lebih baik dari yang dialaminya sekarang.

 Saya tidak memaknai" seperti bayi yang mendekatkan mulutnya ke puting susu ibunya. Si bayi hanya mengharapkan keibaan hati dari si ibu dengan cara mendekati terus menerus dan sungguh-sungguh. Padahal bukan begitukan ........... karena syaidina Umar pernah memarahi seseorang yang kerjanya hanya mendekati diri kepadaNYa dengan hanya berdoa terus-menerus di dalam mesjid tanpa ada usaha duniawi." Saya tidak tahu dimana anda mendapat ide tersebut.

Saya juga menonton acara TV  tersebut, dan pertanyaan tersebut menurut saya sangat awam. Mungkin yang nanya wawasan dan pemikiran intelektualnya sangat sederhana, yah pak Quraish harus meneranginnya kayak gitu.

Salam
Isna

M. Ismet Ismail wrote:
Minggu kemarin saya mendengar ceramah dari bapak Quraish Shihab lewat TV Metro dan kebetulan menyinggung pembicaraan mengenai kalimat di bawah seperti yang ditulis Isna "...............Allah swt tidak pernah mungkir dengan janjinya................., maka jalan keluar juga akan diberikanNya, syaratnya dekatkanlah diri terus menerus dengan sunguh-sungguh  kepadaNya.  Mudah-mudahan Allah melimpahkan kasih sayangNya ................"
 
Ini hanya "sharing" pengetahuan saja yang baru saya dapat dari bpk Quraish yang menyatakan bahwa kalimat di atas sering diartikan bahwa "mendekatkan diri terus menerus dengan sungguh-sungguh kepada NYa" dengan beranggapan bahwa cara berpikir Allah itu sama dengan manusia sehingga kata-kata "mendekatkan diri terus-menerus dengan sungguh-sungguh" dimaknai seperti bayi yang mendekatkan mulutnya ke puting susu ibunya. Si bayi hanya mengharapkan keibaan hati dari si ibu dengan cara mendekati terus menerus dan sungguh-sungguh. Padahal bukan begitukan ........... karena syaidina Umar pernah memarahi seseorang yang kerjanya hanya mendekati diri kepadaNYa dengan hanya berdoa terus-menerus di dalam mesjid tanpa ada usaha duniawi.
 
Salam
 
MII 

____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Reply via email to