-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]]On Behalf Of muhammad dafiq saib
Sent: Friday, May 26, 2000 12:30 PM



Assalamu'alaikum wr.wb.,

Iko nan jadi topik partamuan di rumah Bandaro tanggal 18 kapatangko,
manyitir baliak kato-kato urang-urang tuo kito Buya Hamka jo pak Natsir. Nan
nampak di ambo, nan labiah kurang dimukasuik jo batang nan tarandam cako
adolah adat jo limbago urang Minang saisuak nan bamotto Adat basandi syarak,
syarak basandi kitabullah. Nampak-nampakno kini mungkin alah agak lapuak dek
ujan, alah baransua lakang dek paneh. Ado ujan budayo asiang nan manyosoh,
ado paneh pijakan ekonomi asiang pulo nan manyangai.>>>

Ass.wr.wb.

Mak Lembang, kalau filsafat adat bersandi syarak syarak bersandi kitabullah,
filsafat yang dibuat diatas bukit  Marapalam, filsaat yang tak ada
hubungannya dengan aqidah ini dianggap sebagai batang kito nanlah tarandam,
yo lah bedo kaji nampakno. Tapi manuruik ambo indak disinan batang kito nan
tarandam doh. Postulat ini adalah postulat  kebudayaan, bekerja pada
kebudayaan dan yang namanya kebudayaan senantiasa mengalami perubahan.

Sebab sejauh pengamatan saya bila seorang itu mengidentifikasikan dirinya
sebagai manusia Minang tak ada diantara mereka yang tak menuliskan Islam di
KTP-nya. Tapi  apakah mereka menjalankah aqidah dan syariah murni sesuai
shahadat islam, itu kaji lain. Setahu saya rakyat Minangkabau tak pernah
benar-benar murni menjalankan ajaran islam, maksudnya persis seperti islam
saat-saat rasulullah masih hidup. Perang paderi yang melahirkan piagam Bukit
Marapalam tersebut adalah perang antara ulama tua beraliran syiah dengan
golongan ulama sunni yang di bantu oleh golongan  golongan muda syiah.
Ketika itu golongan tua syiah dianggap tidak berdaya selain meneriakaan
ancaman-ancaman api neraka di  surau-surau sementara praktek-2 bida'ah
seperti judi,sabung ayam  dan minuman keras tetap terjadi dalam masyarakat.
Semangat pembaharuan alah Khawarij itulah yang di coba di bawa  oleh empat
orang haji yang kembali dari Mekah ke ranah Minangkabau, mengembalikan Islam
pada ajarannya yang murni.

Tapi apakah sejak piagam Marapalam itu diterapkan lantas Minangkabau bebas
dari praktek-praktek bida'ah? I don't think so. Contoh paling mudah saja
apakah baampok tidak terjadi lagi dalam masyarakat Minang? I don't think so
juga. Praktek-praktek yang tak sesuai dengan ajaran Islam akan selalu ada
dan terus eksis sepanjang manusia Minangkabau itu menghirup oksigen. Karena
Islam yang bekerja  pada tingkat kebudayaan akan terus mengalami perubahan.
Contoh nya, kalau sekarang ada anak gadis rang Minang hamil di luar nikah,
apa dulu tidak ada? Kalau sekarang gadis-gadis muda berok mini mendapat cela
apakah gadis-gadis jaman dulu tak mendapat cela saat mereka ramai-ramai
memakasi  celana panjang  dan jalan-jalan ke Panorama?  Telinga  kita
sekarang tak menjadi bising jika mendengar ada ABG pamit pada orang  tuanya
bahwa mereka  hendak jalan-jalan ke Ngarai  atau Panorama. Bahkan celana
panjang  yang pernah dianggap bida'ah  bila dikenakan perempuan sekarang
malah di terima sebagai bagian dari busana muslim.

Itulah Mak Lembang  mengapa saya tidak setuju jika di katakan bahwa postulat
tersebut  lah yang dianggap sebagai salah satu batang kita yang tarandam.
Bahwa masyarakat kita  sedang mengalami perubahan, itu memang  betul.

Menurut saya, yang lebih tepat untuk dikatakan tarandam itu kini ialah
falsafah mamak-kemenakan. Siapa diantara kita yang duduk di  Lapau ini
sekarang yang betul-betul menjalankan fungsi sebagai Mamak? Saya kasih
contoh lagi.Kemarin dunsanak Khatik bertanya kepada  mamak-mamak sekalian
tentang pembangunan rumah gadang? Siapa diantara mamak disini yang sanggup
menjawabnya? Yang saya tahu selain gelar penghulu, bahwa filsafat rumah
gadang itu juga harus di turunkan oleh para mamak kepada kemenakannya. Apa
filsafat yang terkandung dalam ukiran itiak pulang patang yang tertera di
dinding rumah gadang, itu seharusnya di  jelaskan oleh para mamak kepada
para kemenakannya!Begitu pula warna-warna. Mengapa warna hitam dan merah
begitu dominan di rumah gadang? menurut yang saya baca ini juga tanggung
jawab mamak untuk menerangkan pada para kemenakannya? Bagaimana menurut
mamak-mamak sekalian?


Sekian. Toloang bari ambo maoh nan sagadang-gadangnyo.


Wassalam,


Evi




LAPAU RantauNet di http://lapau.rantaunet.web.id
Isi Database ke anggotaan RantauNet:
http://www.egroups.com/database/rantaunet?method=addRecord&tbl=1
=================================================
WEB-EMAIL GRATIS ... @rantaunet.web.id ---> http://mail.rantaunet.web.id
=================================================
Subscribe - Mendaftar RantauNet Mailing List, kirimkan email
Ke / To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email / Messages: subscribe rantau-net email_anda

Unsubscribe - Berhenti menerima RantauNet Mailing List, kirimkan email
Ke / To: [EMAIL PROTECTED]
Isi emai / Messages: unsubscribe rantau-net email_anda
=================================================
WebPage RantauNet http://www.rantaunet.web.id dan Mailing List RantauNet
adalah servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA
=================================================

Kirim email ke