Assalamu'alaikum WW

Amabo sangaik surprise mambaco posting dari Mamak, memang itulah kaadaannyo 
kini...

Mungkin MAmak ado rencana untuak mamulai mambuek karya sastra nan bermutu, 
atau amuah jadi penerbit dari karya sastra nan kini agak kurang di gandrungi 
urang..., atau malah ado rencana untuak maadokan "lomba karya sastra 
Minangkabau"....

Wassalam

Z Chaniago - Palai Rinuak

>Dicari: Sastrawan Minang
>
>Oleh: Badroni
>
>
Belakangan ini
>saya tidak melihat  lagi adanya karya monumental dari
>sastrawan Minang setelah cerpen Robohnya Surau Kami
>karya AA. Navis yang sempat memancing polemik sampai
>ke negeri jiran sana.
Selain itu ada Gus Tf., sastrawan muda jebolan
>insinyur pertanian yang saat ini cukup produktif
>menulis. Di kala-ngan sastrawan nasional namanya sudah
>mulai diperhitungkan. Tapi karya-karyanya agak sulit
>dicerna karena terlalu kontemporer. Kurang nuansa
>Minang dan ruh keagamaan seperti yang banyak kita baca
>di novel karya sastrawan lama di atas.
>Kenapa hal ini sampai terjadi. Kemana para pendekar
>sastra Mi-nang yang begitu terkenal akan kepandaiannya
>merangkai kata-kata? Agaknya tidak mudah ditemukan
>jawabnya. Dari pengamatan saya kelangkaan ini karena
>adanya ang-gapan menjadi sastrawan adalah pekerjaan
>pemimpi dan tidak dapat mempertebal dompet. Banyak
>orang Minang belaka-ngan ini yang terjebak dalam cara
>pandang pragmatis. Pokoknyo nan capek jadi pitih.
>Berangkat dari susahnya parasaian hidup di perantauan,
>para orang tua mengarahkan anak-anaknya untuk sekolah
>yang bila lulus bisa segera be-kerja dan hidup
>sejahtera, tidak susah seperti orang tua-nya. Maka
>dipilihlah bidang-bidang studi nan capek jadi pitih
>itu. Saya sendiri termasuk di anta-ranya. Menurut
>mereka sekolah dibidang sosial huma-niora seperti
>sastra, seni, buda-ya, politik, bahkan agama akan
>mempersulit cari kerja nanti. Sebagai alasan
>pragmatis, pen-dapat tersebut dapat dimaklu-mi.
>Celakanya adalah bila tidak ada lagi yang tertarik
>dengan bidang-bidang sosial humaniora. Alhasil, kita
>akan tetap merindukan jago-jago politik seperti Bung
>Hatta, Sjahrir dan Haji Agus Salim. Kita akan tetap
>merindukan ulama sekaliber Hamka dan Muhammad Natsir.
>Kita akan lupa bahwa kita pernah menikmati goresan
>pena Chairil Anwar dan Abdul Moeis. Kita akan
>kehilangan jejak kesejarawanan Muhammad Yamin dan
>Taufik Abdullah. Merekalah yang telah membawa nama
>harum tidak hanya masyarakat Minang tapi juga nama
>bangsa dan agama.
>Penyebab lain adalah kurangnya minat baca di kalangan
>masyarakat kita. Tapi bukannya minat terhadap cerita
>itu sendiri tidak ada. Buktinya masyarakat begitu
>antusias bila ada orang menceritakan Tambo yang entah
>sampai saat ini belum bisa dibuktikan kebenarannya.
>Begitu juga dengan sambutan hangat mas-yarakat saat
>ditayangkannya sinet-ron Siti Nurbaya, Sengsara
>Mem-bawa Nikmat dan Salah Asuhan. Artinya masyarakat
>punya minat terhadap dongeng atau cerita. Hanya saja
>malas membaca. Masyarakat kita lebih menyukai melihat
>atau mendengar. Jadi, bagaimana mung-kin ditumbuhkan
>kebiasaan menulis di kalangan masyarakat Minang
>sedangkan minat baca saja masih kurang.
>Kesalahan lain dapat juga ditimpakan pada kurikulum
>pendi-dikan yang hanya menitikberatkan kepada nilai
>yang diperoleh daripada apresiasi terhadap ilmu itu
>sendiri. Proses pendidikan yang kita dapat-kan selama
>ini juga membuat kita terjebak pada pengkotak-kotakkan
>ilmu. Kita tidak mempedulikan cabang ilmu lain. Cara
>berpikir seperti ini perlu diubah. Dalam sejarah Islam
>sendiri tercatat banyak ilmuwan yang menggeluti
>beberapa bidang keilmuan seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd
>dan Ibnu Khaldun. Menjadi seorang spesialis itu bagus,
>tapi menjadi spesialis yang juga mampu mengapresiasi
>bidang ilmu lain juga penting. Anwar Ibrahim dalam
>buku Renaisans Asia yang terkenal itu menulis;
>"Universitas harus melahirkan lulusan-lulusan yang
>tidak hanya unggul di bidang spesialisasi pilihannya
>sendiri, seper-ti teknik, hukum, kedokteran, dan
>ekonomi, tetapi juga harus menguasai dialektika dan
>filsafat, di samping mempunyai minat dalam kesenian,
>kesusastraan, dan musik. Para mahasiswa harus
>bercita-cita menjadi manusia yang berpengeta-huan
>multidimensional - mutaffan-nin, demikian disebut pada
>masa kejayaan Islam".
>Peran sastra dalam kehidupan bermasyarakat dan
>bernegara juga penting. Seorang pakar politik pernah
>mengatakan bahwa salah satu prasyarat bagi perubahan
>sosial adalah adanya novel sastra. Hadir-nya karya
>sastra di dalam masya-rakat dapat mendorong perubahan
>sosial. Tidak sedikit contoh di dunia ini yang
>membenarkan pendapat itu. Novel  karya Vaclav Havel
>telah berhasil membawanya menjadi pre-siden
>Cekoslowakia. Novel Jose Rizal telah menggugah
>perlawanan rakyat terhadap kolonialisme di Philipina.
>Novel-novel karya Pra-moedya Ananta Toer begitu
>ditakuti oleh pemerintah Orde Baru karena muatan
>ideologi komunis-nya. Di era reformasi sekarang ini
>masalah sastra mungkin akan lebih diperha-tikan lagi.
>Tidak mengherankan, karena presiden kita yang kelima
>ini (yang kedua adalah Syafruddin Pra-wiranegara)
>adalah pecandu berat karya sastra.
>Melalui tulisan ini saya ingin menggugah warga Magek
>terutama generasi mudanya untuk lebih meng-apresiasi
>sastra. Bila sudah dapat mengapresiasi dan
>menikmatinya mungkin akan timbul keinginan un-tuk
>menulis. Membekali diri dengan membaca karya penulis
>Minang da-pat mengurangi keterasingan budaya bila
>ingin beranjak membaca karya-karya penulis lainnya.
>Novel karya sastrawan Minang tidaklah kalah mutunya
>dengan karya-karya klasik  Charles Dickens, Jane
>Austen  atau Leo Tolstoy sekali pun. Novel-novel
>sastra tersebut merupakan salah satu harta pusako
>selain yang kita kenal selama ini. Atau, apakah kita
>masih punya pusako setelah Rumah Ga-dang tidak lagi
>berpenghuni, surau-surau telah roboh dan ditinggalkan
>dan sawah-ladang telah tergadaikan?

________________________________________________________________________
Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com


LAPAU RantauNet di http://lapau.rantaunet.web.id
Isi Database ke anggotaan RantauNet:
http://www.egroups.com/database/rantaunet?method=addRecord&tbl=1
=================================================
WEB-EMAIL GRATIS ... @rantaunet.web.id ---> http://mail.rantaunet.web.id
=================================================
Subscribe - Mendaftar RantauNet Mailing List, kirimkan email
Ke / To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email / Messages: subscribe rantau-net email_anda

Unsubscribe - Berhenti menerima RantauNet Mailing List, kirimkan email
Ke / To: [EMAIL PROTECTED]
Isi emai / Messages: unsubscribe rantau-net email_anda
=================================================
WebPage RantauNet http://www.rantaunet.web.id dan Mailing List RantauNet
adalah servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA
=================================================

Kirim email ke