saya pikir kita memang harus hati hati pula terhadap orang asing seperti itu. Selain 
turis mereka juga masuk biasanya sebagai peneliti yang bekerjasama dengan LSM lokal.

pengalaman saya di beberapa sentra industri kecil di pulau Jawa , ternyata beberapa 
penelitian usaha kecil yg dilakukan oleh pihak asing, tanpa disadari datanya telah 
"dijual" di luar negeri , sehingga beberapa investor asing mengetahui potensi besar 
bisnis usaha kecil tsb.

Mereka menjadi investor langsung pada sentra tsb dengan meminjam nama pengusaha 
setempat, sehingga ia mendapat keuntungan besar , bayangkan membayar rupiah ke 
pengusaha setempat, membawanya ke luar negeri sebagai barang eksport dan menjualnya 
dalam dollar, bayangkan betapa besar untungnya , pengusaha kecil tetap saja miskin 
karena dibayar rupiah , nilai tambah terbesar diambil oleh mereka.( turis asing yg 
cerdik melawan pengusaha kecil yg lugu)

kasus kasus yg telah terjadi antara lain di Kuta Bali ( garment), Jepara ( ukiran 
kayu), Cirebon ( Rotan) dimana orang asing membeli langsung ke pengrajin dengan harga 
rendah , atau membuat perusahaan bohong bohongan ( pengusaha lokal sebagai boneka) 

Saya harap kasus yg sama jangan sampai terjadi di Sumatera Barat, yang cukup potensial 
sektor bisnis usaha kecilnya. seperti kerajinan, makanan ringan dan agribisnis. 

Wassalam
 
--

On Mon, 30 Jul 2001 10:26:59  
 Oksaria wrote:
>ANCAMAN BAGI KARYA TRADISIONAL
>
>Dengan lugunya saya dan beberapa teman berakting didepan kamera seorang
>turis yang datang bertandang ke Bukittinggi (kira-kira tahun 1975). Dan
>ternyata bukan hanya saya dan beberapa teman saya yang dijadikan objek
>kamera dari turis tersebut, tapi masih ada beberapa objek lain di
>Bukittinggi dan sekitarnya.
>Sekarang setelah beberapa tahun kejadian tersebut saya jadi kaget,
>ternyata kedatangan turis tersebut dengan kameranya tidak hanya untuk
>sekedar membuat momen-momen tertentu untuk dijadikan kenangan atau untuk
>diceritakannya kepada para tetangganya di luar sana.
>Berbekal dengan hasil jepretan tersebut ada maksud yang pada akhirnya
>kita harus membayar mahal kepada mereka.
>Mereka (para turis) memotret karya tradisional seperti tenun, ukiran
>dll.
>Dan mungkin untuk beberapa tahun kedepan kita tidak lagi dapat
>mengekspor karya tradisional tersebut. Dan  mungkin kita diwajibkan
>untuk membayar atau dituntut karena telah membajak hasil karya mereka.
>Kejadian tersebut rasanya perlu jadi pemikiran kita bersama, karena
>begitu banyaknya karya tradisional kita yang belum di daftarkan sebagai
>suatu karya
>Desain Industri (UU No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri)
>
>
>
>RantauNet http://www.rantaunet.com
>
>Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
>===============================================
>Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
>http://www.rantaunet.com/subscribe.php3
>
>ATAU Kirimkan email
>Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
>Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
>-mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda]
>-berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda]
>Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
>===============================================
>


Get 250 color business cards for FREE!
http://businesscards.lycos.com/vp/fastpath/

RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===============================================

Reply via email to