--- Begin Message ---

--- Begin Message ---
Dunsanak sadonyo, mudah mudahan gebu nan iko iyo bana manggebu-gebu !

Wassalam,

Risda Djambek
 
 
 

Minang News Briefs & Commentaries # 4-2, February 2002
 

Membangun dengan konsep gebu Minang sebelum galodo datang

Gayuang nan basambuik untuak dunsanak Mestika Zed jo karik Abdul Razak.

Oleh: M.C. Baridjambek (Jakarta)

Kembali duo dunsanak Mestika Zed dan Abdul Razak menggugah perhatian kita yang peduli terhadap masa depan Minang dan solusinya. Dunsanak Mestika Zed menulis dalam Media Indonesia (Senin 10 Desember 2001) berjudul "Membangun dengan Konsep Gebu Minang", sedangkan dunsanak Abdul Razak menulis dalam Minang News Brief & Commentary # 4-1 February 2002, dengan judul '"Minang perlu Membangun Jaringan Bisnis dan Kerja sebelum galodo melanda Sumbar lagi".
Galodo yang dimaksud berupa tantangan berat yang timbul setelah dunia kehilangan batas pada tahun 2003, saat era Asean Free Trade diterapkan menuju perekonomian global. Galodo yang ini jauh lebih parah dari banjir yang melanda Tanah Air awal tahun baru Imlek 2002 ini. Kalau hujan gadang dan banjir bandang pada tahun kuda mengikis simpanan dan investasi rakyat, galodo perdagangan bebas akan menyebabkan rakyat terjepit dan tidak berdaya, kecuali ada sesuatu upaya dilakukan untuk itu. Itulah pesan moral keduanya..

Yang menarik dari duo dunsanak

1. Karik Mestika Zed berceritera tentang kecerdikan orang Minang menghadapi penguasa Belanda dan mengulas ketajaman nalar masyarakat Minang berhasil mentransformasi satu gagasan kecil menjadi kegiatan phenomenal seperti Gerakan Seribu Minang (Gebu Minang).

Presiden Suharto (pada waktu itu) mengatakan jika masyarakat Minang bersedia menabung seribu rupiah setiap bulan maka investasi dan sumber pembiayaan sektor produksi masyarakat Minang akan dapat diatasi. Segera terbentuk Gebu Minang yang berhasil mengumpulkan dana untuk modal kerja103 unit Bank Perkreditan Rakyat di 107 Kecamatan SUMBAR sebagai sumber pendanaan ekonomi rakyat untuk dapat maju secara berkesinambungan(sustainable).
Sampai sekarang telah terbangun 19 unit BPR, termasuk 4 unit di Jabotabek dan 1 unit di Medan, yang umumnya menurut standar BI berjalan baik. Hanya 3 yang tertatih-tatih. Adanya perubahan peraturan
BI yang meminta kenaikan modal setor dari Rp. 50 juta menjadi Rp. 500 juta, menghambat pengembangan selanjutnya. Untuk pengatasannya dilakukan akuisisi Lumbung Pitih Nagari untuk memperbesar network BPR Gebu Minang.

Hasil utama dari Gebu Minang ini berupa terbentuknya nagari – rantau networking, di samping membantu pedagang dan petani ekonomi lemah melalui penyaluran kredit. Pada akhir tulisan diikuti kritik bahwa Gebu Minang hanya dikuasai perantau, menjadi kendaraan politik kaum beruang, sehingga tujuan tidak lagi seperti apa yang dicetuskan sebelumnya.

2. Karik Abdul Razak menulis tentang perlunya networking dalam bisnis masyarakat Minang, adanya paradigma baru, aturan permainan yang transparan dan disepakati agar dapat mengatasi berbagai konflik yang belakangan mungkin timbul dalam usaha, perlunya benchmarking (baguru ka pengalaman urang lain), dan mengatasi kebiasaan ingin bersaing yang egosentris diatasi.

Bukti empiris menunjukkan bahwa salah satu kelemahan urang Minang untuk menjaga kelanjutan kerjasama (usaha) perlu diatasi untuk dapat bertahan dalam persaingan pasar. Contoh konkrit karik Razak adalah pendekatan bahwa rasaki awak indak ka lapeh ka urang lain yang dianut urang awak., menyebabkan perhitungan bisnis rasional menjadi terkesampingkan.

Misalkan untuk satu kotamadya seperti Depok dengan jumlah anggota masyarakat kelas menengah ke atas yang terbatas, dua restoran Padang yang nota bene menyajikan produk yang sama dan sekelas, bersaing dengan ketat pada lokasi yang hanya berjarak 50 meter untuk memperebutkan pasar pangsa yang sama. Tindakan itu menyebabkan terbaginya pasar sedangkan investasi maupun biaya tetapnya menjadi dua kali lipat dari yang seharusnya, dengan akibat inefisiensi dan biaya mahal.

Karik Razak juga mengemukakan betapa penyiapan kader manajemen yang merupakan komponen terpenting di dalam setiap organisasi modern, umumnya kurang diperhatikan. Contoh restoran Roda di Matraman Raya, Jakarta yang pernah jaya tetapi kemudian mengalami kemunduran setelah pendirinya mundur dari usaha.
 

3. Menurut dunsanak Razak, perlu disiapkan jaringan bisnis agar terbentuk kekuatan yang dapat berperan sebagai safety net bagi orang awak dan dalam banyak hal juga ikut menikmati era perdagangan bebas
itu dengan memperoleh manfaat darinya, sedangkan dunsanak Zed, mengemukakan pola gebu Minang sebagai model yang dapat disempurnakan, suatu kombinasi yang baik untuk dikaji.
 

Komentar konstruktif
 

1) Urang awak memang dilahirkan untuk jadi seorang arif, seperti kata dunsanak Zed dalam tulisannya. Kearifan tersebut membuat urang awak menjadi bijaksana, sehingga jadilah ia menjadi pribadi komplit.
Sedangkan belajar merupakan proses tak pernah habis di dalam hidup urang Minang, selain sesuai dengan ajaran agama, dikatakan pula bahwa alam takambang jadi guru bagi urang Minang. Dan disitulah letak kunci segalanya.
2) Alam mengajarkan pentingnya kerjasama yang serasi. Tiang tidak akan berfungsi kalau tidak ada pasak, semen tidak akan kuat kalau tidak dibantu oleh air yang akhirnya mengajarkan bahwa tidak ada
satupun yang dapat dikatakan totalitas hebat didalam pergaulan hidup.
Kemampuan urang awak menetapkan bahwa si pakak penembak mariam, si buto pa-ambuih lasuang, si lumpuah paunyi jamua, merupakan ajaran manajerial yang unggul untuk menetapkan the right man on the right place, tanpa perlu belajar ke perguruan tinggi.
3) Dalam dunia usaha modern prinsip urang awak ini sangat relefan dan diterima. Tidak ada satu badan usahapun yang mampu memenuhi seluruh kebutuhannya untuk mencapai apa yang diinginkan. Selalu diperlukan kerjasama strategis di antara berbagai komponen usaha untuk dapat berkembang maju. Bahkan kerjasama itu, jika perlu, dilakukan diantara mereka yang pada dasarnya bersaingan ketat.

Kerjasama ITT dan Deutsche Telekom yang sama-sama menangani jaringan telekomunikasi pada tahun lalu, merupakan contoh bagaimana mereka berusaha menguasai pasar yang lebih luas untuk menjadi lebih baik dengan menaikkan efisiensi dan saling mengisi dengan keunggulan masing-masing. Kerjasama Daimler Benz dengan Chrysler merupakan contoh kedua. Ericsson yang menguasai teknologi cellular telephone menjalin kerjasama strategis dengan Sony yang ahli dalam bidang video untuk menghasilkan videophone yang disukai pasar.
4) Bung Hatta mengambil contoh prinsip sapu lidi dalam menggambarkan jalinan kerjasama. Lidi pada dasarnya merupakan komoditas yang sangat rapuh. Tetapi kalau dapat disatukan dalam bentuk kerjasama strategis dimana satu lidi memperkuat lidi yang lain, akan menghasilkan sinergi yang amat kuat untuk melakukan pekerjaan yang tidak terbayangkan sebelumnya. Sapu lidi mampu berperan sebagai alat yang ampuh tanpa dapat dipatahkan.
5) Analogi di atas penting untuk membangun Sumatera Barat masa depan. Kebutuhan untuk meneruskan pengembangan infrastruktur ekonomi rakyat melalui Gebu Minang akan memberi manfaat bersama yang besar bagi masyarakat Minang. Program ini dapat mendorong peningkatan simpanan masyarakat untuk investasi dan modal kerja guna mengatasi masalah permodalan masyarakat yang sampai saat ini belum terselesaikan.
Program itu dapat menolong urang awak kembali memperoleh keunggulan kompetitifnya dalam tatanan ekonomi nasional. Hal serupa dilakukan pula oleh Nurinchukin Bank di Jepang yang menyatukan anggotanya berkoperasi dalam sistem pendanaan, untuk kemudian mendorong peningkatan kapasitas produksi masyarakat dan pemasaran komoditas rakyat yang menyebabkan Jepang menjadi nomor 1 di dunia. Dengan pola itu Nurinchukin Bank tercatat pula sebagai salah satu bank dalam kelompok 10 bank terbesar di dunia selama bertahun- tahun.

* Nurinchukin bank bukan satu-satunya contoh yang dapat diambil. JP Morgan pada awal berdirinya mengumpulkan dana untuk kemudian menguasai industri baja Amerika Serikat. Namun akhirnya melalui Glass Steigel Act, pengadilan memerintahkan JP Morgan untuk dipecah karena menjadi sangat kuat dan menguasai kehidupan rakyat yang dianggap tidak lagi sehat dan berbahaya bagi sistem perekonomian Amerika Serikat.
Saat ini kumpulan credit unions di Amerika Serikat dan Kanada sedemikian kuatnya sehingga mereka dapat mendorong kemajuan ekonomi rakyat ke tingkat yang sangat menentukan, bahkan menduduki tingkat oligopoli seperti Calgary Wheat Pool (grosir gandum di Kanada) yang memasok gandum ke berbagai pasar dunia, termasuk untuk Bogasari dan Indofood di Indonesia.
Padahal mereka itu adalah kumpulan koperasi simpan pinjam seperti Lumbung Pitih Nagari maupun BPR yang disatukan ke dalam satu sistem terpadu. Sistem serupa juga ditemui pada Deutsche Genossenschaftbank - Jerman yang ikut serta membangun sistem social market economy Jerman
yang menjadi salah satu contoh dalam membangun sistem ekonomi rakyat yang berorientasi pasar.

Kesimpulan

Himbauan dunsanak Mestika Zed dan Abdul Razak patut kita renungkan dalam mengembangkan entrepreneurs Minang yang sekarang sedang semakin terancam. Kasus di atas memperlihatkan betapa membangun kerjasama strategis lebih ampuh bagi pengembangan dan pensejahteraan masyarakat
daripada bekerja sendiri sebagai single fighter. Alangkah baiknya jika rasaki awak nan alah ditantukan dan indak ka lapeh ka-urang lain itu, dapat di perbesar dengan membangun sinergi, seperti juga dicontohkan oleh kelompok Lords of the Rim yang dikupas dalam news brief terdahulu.
'"Energi" untuk keberhasilan Minang masa depan masih "tersimpan" pada dua kata kunci ini, "kerjasama stragis".

Terima kasih (*Mac)

________________________________________________________
Salam hangat dari rekan-rekan di:

Lembaga Kajian dan Pemberdayaan Masyarakat
Yayasan Imam Bonjol
Jalan Walang Baru VII A No.7, Jakarta 14260
Telephone: (62-21) 430.6813. Fax & Voice mail: (62-21) 430.6811
Pengurus:
Aswin Jusar, Ketua: <[EMAIL PROTECTED]>
M.C. Baridjambek, Sekretaris: <[EMAIL PROTECTED]>
Darmasyah Darwis, Bendahara: <[EMAIL PROTECTED]>
Anggota:
Abdul Razak, M.Sc.(PR & R&D) : <[EMAIL PROTECTED]>
Dr.Ir.Suheimi Nurusan (Pendidikan SDM) :<[EMAIL PROTECTED]>
Ir.Ridwan M.Risan (System development/ management) :<[EMAIL PROTECTED]>

Excecutive Voluntary Club
Drs Asmun A. Syueib,MA :<[EMAIL PROTECTED]>

Chairil Anwar,S.E.: <[EMAIL PROTECTED]>
Risda Djambek: <[EMAIL PROTECTED]>
__________________________________________________
 

--- End Message ---
--- End Message ---

Kirim email ke