Istana Pagaruyung
oleh: M-Web Travel

Istana Pagaruyung dibangun oleh keluarga kerajaan Pagaruyung di
Batusangkar yang mempunyai ciri khas Minangkabau. Di dalam istana
terdapat barang-barang peninggalan kerajaan yang masih terpelihara
dengan baik.

Di sekitar istana ini kita dapat menikmati keindahan alam dengan
udara yang sejuk.

Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, terletak 50 km dari
Bukittinggi, dikenal sebagai pusat budaya Minangkabau. Di abad 14
merupakan pusat kerajaan yang diungsikan dari sungai Batanghari.

Di beberapa tempat di daerah ini terdapat prasasti kuno seperti batu
batikam Lima Kaum. Pada batu ini terdapat lobang bekas kena tikam
sebagai tanda berikrarnya dua orang pimpinan adat dan suku.

Mereka akan saling menghomati adat dan suku masing-masing dan hidup
berdampingan secara rukun.

Istana Pagaruyung, tempat Pangeran Adityawarman pernah bertahta,
berbentuk Rumah Gadang dengan arsitektur tradisional Minangkabau.
Istana ini merupakan replika dari istana aslinya yang musnah terbakar.

Pembangunannya kembali dilakukan pada 1976 di atas sebidang tanah
yang diwakafkan oleh keturunan keluarga kerajaan Pagaruyung.

Pada dinding luarnya dipenuhi ukiran kayu khas Ranah Minang dan
atapnya menjulang berbentuk tanduk kerbau. Dinding bagian samping dan
belakang terbuat dari kulit ruyung atau buluh betung.

Kehadiran istana ini merupakan wujud dari keinginan masyarakat
Minangkabau bahwa di daerah mereka pernah berdiri sebuah kerajaan.
Letaknya hanya 5 km dari pusat kota Batusangkar dan mudah dicapai
dari kota-kota di Sumatera Barat.

Mengunjungi istana ini seakan kita diajak untuk menelusuri jejak
sejarah masyarakat Minang. Di dalam istana ini dapat dilihat benda-
benda peninggalan sejarah. (*)

Sejarah Gua Jepang

Persis di bawah salah satu bibir tanjung Ngarai Sianok, Bukittinggi,
terdapat lokasi Gua Jepang yang dibangun pada 1943-1945. Sebagai
karya manusia, gua yang disebut penduduk setempat sebagai Lubang
Japang itu memang menakjubkan.

Di dalam gua terdapat berbagai keperluan ruangan untuk kantor, rumah
sakit, makanan dan gudang persenjataan. Pemkot Bukittinggi telah
melengkapi “lubang panorama” itu dengan fasilitas penerangan,
restoran, dan pusat informasi.

Di pintu lubang di buat relief yang menggambarkan penyiksaan penjajah
Jepang terhadap rakyat yang menggali lubang tersebut.

Pengunjung bisa masuk ke Lubang Jepang ini melalui pintu di beberapa
tempat seperti di Ngarai Sianok, di Panorama, di samping Istana Bung
Hatta, dan di Kebun Binatang Bukittinggi. Untuk mengetahui sejarah
dan fungsi lubang ini waktu perang dulunya, diperlukan seorang
pemandu (guide).

Diameter gua Jepang ini rata-rata tiga meter. Dari lorong masuk,
pengunjung akan menuruni anak tangga -sejajar arah selatan ke utara
kota Bukittinggi-- sejauh 100 m ke dalam perut bumi. Setiba di dalam,
pengunjung seakan berada di dalam komplek barak tentara berbentuk
huruf "T", seluas 1,5 hektar.

Di dalam komplek ini ada enam terowongan berjejer rapi dengan panjang
masing-masing 50 m. Semua terowongan bentuknya serupa. Ujung dan
pangkal terowongan terbuka dan saling berhubungan.

Di hadapan keenam terowongan ini terdapat sebuah terowongan panjang --
tampaknya dimaksudkan sebagai ventilasi udara-- yang tembus ke bibir
Ngarai Sianok.

Di sebelah utara, terlihat pemandangan hampir serupa, dengan arah
berbeda. Berjejer lurus dari arah timur ke barat, ada 15 terowongan
gua barak. Di sebelah barat barisan terowongan itu ada terowongan
panjang yang tembus ke bibir ngarai. Sementara di bagian belakang
komplek terdapat 3 terowongan ke pinggir ngarai.

Konon, selain berfungsi sebagai lubang udara, terowongan terakhir ini
juga digunakan untuk mengintip musuh yang melintasi Jalan Binuang,
jalan raya Bukittinggi-Koto Gadang, yang melintasi dasar Ngarai
Sianok.

Tapi, lubang ini juga berfungsi sebagai jalan keluar, jika musuh
masuk dari depan. Semua prajurit bisa menyelamatkan diri, dengan tali
atau tangga, ke dalam ngarai.

Meski pemerintah Kota Madya Bukittinggi telah menjadikan gua ini
sebagai objek wisata sejak 20 tahun lalu, informasi tentang Lubang
Japang ini tak pernah tergali utuh.

Konon, gua itu kabarnya sebagai lubang pertahanan tentara Jepang
menghadapi tentara Sekutu dalam Perang Dunia II. Barangkali, karena
dikerjakan dalam situasi serba rahasia, hingga kini tak jelas siapa
yang dikerahkan mengeruk lubang ke perut bumi itu.

Lubang Jepang ini termasuk salah satu obyek wisata primadona di
Bukittinggi. Tak kurang dari 400.000 turis lokal dan mancanegera
mengunjungi Gua Jepang ini setiap tahunnya.

Untuk mencapai obyek wisata ini sagat mudah. Dari Jam Gadang dan
pusat kota Bukittinggi, jaraknya hanya sekitar 800 m. (*)

Kota Lama Padang

Salah satu daya tarik Padang sebagai ibukota provinsi Sumatera Barat
adalah Kota Lama, yang merupakan wilayah tertua di Padang.

Pada masa lalu, Kota Lama Padang adalah kota metropolitan yang banyak
didiami oleh warga mancanegara. Di sana masih bisa ditemui pemukiman
keturunan Tionghoa, yang umumnya mencari nafkah sebagai pedagang.

Distrik Muara di Kota Lama Padang dulunya adalah pelabuhan kecil
tempat bersandarnya kapal barang milik kerajaan Belanda. Pelabuhan
ini mengalami masa kejayaannya pada 1920-an ketika produksi kopi
mencapai puncaknya di Dataran Tinggi Minang.

Berlokasi di mulut sungai Batang Arau, pelabuhan Belanda ini dulunya
sibuk melayani jalur perdagangan Sumatera dengan Eropa. Pelabuhan
yang dioperasikan pada 1892 ini dulunya bernama Emma Haven, sebagai
penghargaan kepada Ratu Emma dari Belanda.

Tapi sekarang dikenal dengan nama pelabuhan Teluk Bayur dengan
tingkat kesibukan yang tak seperti dulu lagi.

Gedung-gedung bersejarah, gudang tua, tempat ibadah orang Tionghoa
dan banyak lagi gedung lainnya adalah peninggalan sejarah kota. Di
seberang sungai Batang Arau terdapat Monkey Hill, kuburan warga
Tionghoa yang lokasinya dikelilingi pemukiman warga setempat.

Di sebelah barat kota Padang, terdapat bunker tua yang dibangun
tentara kolonial Belanda.

Gedung tua yang sangat unik adalah bekas kantor Dutchspaarbank dan
klenteng Cina. Gedung yang terletrak di Jl. Batang Arau 33 ini
dibangun pada 1908.

Gaya arsitektur dan konstruksi Dutchspaarbank terbilang paling maju
di antara gedung-gedung lainnya di kawasan itu. Namun, sekitar 6
tahun lalu, gedung ini direstorasi dan diubah menjadi hotel kecil.

Di seberang gedung tersebut terdapat klenteng Cina yang bercat merah
dan emas. Klenteng ini merupakan monumen eksistensi pemukiman Cina
sejak ratusan tahun lalu. Klenteng ini masih berfungsi seperti awal
pendiriannya.(*)

Pantai Bungus

Pantai Bungus terletak di teluk Bungus yang tenang. Pemandangan
alamnya indah nian. Bukit-bukit yang mengelilingi pantai tampak
seperti menara pandang ke arah laut lepas.

Pantainya landai dengan pasir putih yang cocok untuk berbagai
rekreasi seperti berenang, menyelam, berjemur atau bersampan menuju
pulau-pulau kecil tidak jauh dari Pantai Bungus.

Terletak 20 km sebelah selatan Padang atau 1,5 jam perjalanan, pantai
ini mudah dicapai dengan transportasi darat. Di tepi pantai tersedia
fasilitas wisata seperti payung pantai dan kursi-kursi malas untuk
berjemur.

Bentuk pantainya menyerupai bulan sabit. Air lautnya hangat dan aman
untuk berenang. Dari sini, Anda bisa menjelejahi lautan menuju pantai-
pantai terdekat di lepas pantai Padang seperti Pulau Sirandah,
Sikowi, Bintangur, Pasumpahan dan pulau lainnya.

Pulau-pulau tersebut baik sekali sebagai obyek wisata marina,
memiliki pantai yang berpasir putih serta taman laut yang berwarna-
warni di sekitarnya. Untuk sampai ke sana, Anda bisa menyewa
speedboat atau perahu layar milik warga di Teluk Bungus. Dari Pantai
Bungus ke pulau-pulau tersebut memakan waktu ± 75 menit.

Bila Anda tak ingin boros tenaga, cukup bersantai di tepi pantai
sambil menikmati matahari terbenam di teluk yang menakjubkan ini.
Duduk-duduk di bawah pohon kelapa yang rindang di sekitar pantai juga
mengasyikkan.

Atau menyantap makanan laut (seafood) dan hidangan lainnya di
restoran-restoran yang bertebaran di tepi pantai.


Ada satu kegiatan yang juga sering dilakoni para pelancong di Pantai
Bungus, yaitu memancing. Sungguh nikmat. Suasana hening ditingkahi
deburan ombak akan memberikan kenikmatan tersendiri bagi Anda.

Soal penginapan, di sekitar pantai terdapat resort yang bisa Anda
gunakan untuk beristirahat setelah seharian berwisata.

Atau Anda bisa juga menginap di kota Padang yang menyediakan banyak
fasilitas penginapan mulai dari losmen hingga hotel berbintang. (*)

Museum Jam Gadang
oleh: Christ Muktijono

Sosok kota Bukittingi dahulu dipilih oleh Belanda sebagai pusat
pemerintahan Sumatera Bagian Tengah selama 330 tahun, tahun 1612-
1942. Untuk menghadapi serangkaian perlawanan rakyat, Belanda
memperkuat posisi Bukittinggi.

Misalnya, mendirikan menara pengintai gerakan pasukan Paderi pimpinan
Tuanku Imam Bonjol (1821-1827).

Tempat pengintaian ini sekarang dikenal sebagai jam gadang (jam
besar), yang didirikan tahun 1927, tingginya 37 meter di atas
ketinggian 927 meter di atas permukaan laut. Jam ini juga dianggap
sebagai cap Kota Bukittinggi.

Sekitar 400 m di barat daya Jam Gadang, ada Fort de Kock atawa
benteng Tuan de Kock. Benteng ini dibangun Kapten Baver, saat Baron
Hendrik Markus De Kock jadi Wakil Gubernur Jenderal Belanda 1825-
1826.

Minang menyebutnya Jam Gadang dalam bahasa minang berarti jam besar.
Sekarang fungsinya tak hanya sebagai penunjuk waktu tapi juga sebagai
maskot kota Bukittinggi.

Dan keberadaannya dapat dinikmati dari berbagai penjuru kota. Jam
buatan Rotterdam, Belanda, tersebut mempunyai nilai historis yang
cukup tinggi. Dibangun oleh Controleur Rookmaker pada masa kolonial
Belanda tahun 1824-1827.

Beberapa keunikan Jam Gadang ini antaralain, diatas jamnya dibuat
rangka yang bentuknya merupakan miniatur rumah khas Minangkabau,
yaitu rumah gadang. Atapnya pun terbuat dari atap sirap.

Tak hanya itu, angka-angka yang menghiasi jam itupun tak sama dengan
jam-jam pada umumnya. Coba cermati. Pada angka empat, yang biasanya
tertulis IV, disini ditulis IIII. Tak lazim memang. Angka tersebut
digunakan untuk mengenang korban yang jatuh ketika Jam Gadang
dibangun. Dan korban tersebut berjumlah empat orang.

Tepat dibawah jam gadang ini terdapat taman dihiasi dengan berbagai
bunga dan pepohonan, disini anda dapat melihat pemandangan kota
Bukittinggi dengan lebih jelas.

Di taman ini dijajakan pula jajanan-jajanan khas Minang, seperti nasi
gajebo, nasi yang berlauk gulai daging berlemak. Harganya seputar Rp
3.500. Dan bila hari menjelang senja, tempat ini menjadi sasaran
untuk kongkow-kongkow.

Tapi kalau belum puas dan ingin melihat sekeliling kota Bukittinggi,
maka sebaiknya Anda menaiki bangunan tersebut. Dari tempat inilah
Anda dapat melihat pemandangan Bukittinggi yang dihiasi oleh Gn.
Merapi (2.891 m), Gn. Singgalang (2.877 m) dan Gn. Tandikat (2.438 m)
yang berwarna kebiruan. Pemandangannya amboi indahnya.

Tak sulit untuk menyambangi tempat ini karena letaknya tak jauh dari
kota Padang, hanya sekitar 90 kilometer. Dapat dicapai dalam waktu
kurang lebih 2 jam.

Dari stasiun bis kota Padang, Anda dapat mengambil angkutan umum yang
jenisnya amat variatif. Harganya berkisar Rp 2.000 - Rp 40.000,
tergantung jenis kendaraan yang Anda inginkan. Atau dapat pula dengan
naik taksi.(*)

 
Alam: Danau Diatas-Dibawah

Danau Diatas dan Danau Dibawah mendapat julukan sebagai "danau
kembar". Hanya dipisahkan jarak 1 km, Danau Dibawah terletak sebelah
kiri dan Danau Diatas terletak sebelah kanan jalan menuju Alahan
Panjang.

Danau ini terletak di Desa Pasar Simpang, Kecamatan Lembang Jaya,
Kabupaten Solok. Berada pada ketinggian 940 - 1.438 m di atas
permukaan laut, udara di sekitar danau terasa sejuk dengan suhu
antara 15-20 derajat celcius.

Uniknya, untuk menuju Danau Diatas, pelancong harus melalui jalan
menurun sedangkan untuk menuju Danau Dibawah harus melalui jalan
mendaki.

Kedua danau ini sudah dikenal sebagai tempat rekreasi. Di sekitar
danau juga tersedia fasilitas gazebo untuk beristirahat serta warung-
warung makanan dan penginapan.

Panorama alam di sekitar danau sungguh menakjubkan. Apabila Anda
berdiri dan memandang dari bukit di antara kedua danau itu, akan
terlihat pemandangan hijau nan indah mengelilingi kedua danau.

Perbukitan di sekitar danau cocok juga untuk kegiatan lintas alam,
mendaki gunung (hiking) dan berkemah (camping). Selain itu, rekreasi
yang bisa dilakukan di sini adalah berperahu dan memancing.

Daerah di sekitar Danau Kembar ini berpotensi sebagai lokasi
agrowisata. Kebun markisa yang buahnya manis, sayur-sayuran, kentang
dan juga kebun bunga bisa dijumpai di sini.

Anda pun bisa mengelilingi danau dengan kapal motor. Pada Danau
Diatas terdapat dermaga tempat bersandarnya kapal motor yang bisa
disewa. Tapi, Anda jangan kaget bila menyaksikan keramba-keramba ikan
yang teronggok di permukaan danau. Keramba-keramba ikan tersebut
adalah sumber mata pencaharian masyarakat setempat.

Perjalanan ke danau ini lebih asyik dari Padang. Di sepanjang
perjalanan mendekati danau akan tampak kebun teh yang luas membentang
bagaikan hamparan permadani yang hijau serta wanita-wanita muda yang
sedang memetik daun teh di perkebunan yang terletak di kiri-kanan
jalan.

Untuk mencapai danau tersebut dapat menggunakan bus trayek Padang-
Muara Labuh dengan lama perjalanan 1,5 jam dari Padang. Jaraknya 56
km dari Padang, atau 47 km dari kota Solok.(*)

Danau Singkarak

Danau Singkarak merupakan tempat rekreasi yang sangat popular bagi
masyarakat, keindahan danau ini dapat dinikmati dari atas kendaraan
melalui pinggir danau yang berliku-liku.

Danau ini merupakan danau yang terbesar dan terluas di kawasan
Sumatera Barat. Obyek wisata alam ini sebenarnya terletak didalam dua
wilayah kabupaten yaitu kabupaten Tanah Datar dan kabupaten Solok.

Jika berkereta dari Padang, akan melalui simpang tiga pekan Solok dan
melewati danau ini.Airnya yang kebiruan dan ombak kecil menghempas
tebing yang ada disekelilingnya mendamaikan hati pengunjung yang
singgah.

Jika menyusur dari Bukit Tinggi, kita akan melewati banjaran gunung
yang terbungkam di sebelah kiri jalan. Di kaki gunung, petak-petak
sawah dipenuhi anak-anak padi yang terliuk-liuk dihembus sang bayu.
Sementara itu para petani sibuk dengan aktiviti harian masing-masing.

Danau Singkarak menawarkan berbagai kegiatan kepada para wisatawan
seperti; berenang dia airnya yang bersih dan segar, berjalan
menyusuri hutan yang ada disekeliling danau atau berkeliling memutari
danau dengan menggunakan boat yang disewakan sepanjang tepi danau.

Untuk menuju kawasan obyek wisata danai Singkarak, dari kota Solak
naik kendaran umum ke arah Padang Panjang, jaraknya 17 km ditempuh
dalam waktu setengah jam, ongkosnya Rp.1000,-.

Turun di daerah Tanjung, anda tinggal berjalan kaki karena lokasi
danau ini hanya beberapa meter lagi. Anda tak perlu takut tersesat,
tinggal sebutkan tujuan anda karena danau Singkarak ini cukup dikenal
oleh masyarakat sekitar.(*)
 
Lembah Anai

Perjalanan Jakarta-Bandung identik keindahannya dengan perjalanan
Padang-Bukittinggi. Di antara Jakarta-Bandung ada Puncak Pass yang
asri.

Di antara Padang-Bukittinggi ada air terjun dan Lembah Anai yang
elok. Banyak wisatawan yang dalam perjalanan ke Bukittinggi selalu
mampir di Sicincin untuk makan ketupat dengan gulai paku.

Dari kawasan Sicincin, Lembah Anai nampak begitu indah dan mempesona,
sejauh mata memandang yang nampak hanya bukit yang hijau, ngarai dan
lembah yang berliuk-liuk dan udara yang sejuk segar.

Dikawasan hutan tropis yang lebat ini terdapat air terjun yang
setinggi 40 meter, kolam alami yang dapat dipergunakan sebagai tempat
mandi dan berenang, airnya jernih dan sejuk dialiri oleh sebuah
sungai yang berliku-liku disela-sela lembah.

Obyek wisata alam Lembah Anai terletak kurang lebih 12 km menjelang
kota Padang Panjang. Kawasan ini sebenarnya berupa lembah yang berada
disela-sela pegunungan dan dikelilingi oleh hutan yang lebat
menghijau.

Dari sini perjalanan akan dilanjutkan ke Pandai Sikek, suatu desa
yang terkenal akan keindahan kain tenun songket dan juga kerajinan
ukiran kayunya.

Lembah Anai ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung dibawah
pengawasan pemda Sumatera Barat. Luas keseluruhan lembah ini mencapai
221 hektar yang memanjang dari kota Bukittinggi hingga mendekati kota
Padang.

Kawasan Lembah Anai juga menjadi jalan utama atau main road dari
Padang-Bukittinggi dan sebaliknya.(*)

Lembah Harau

Berkunjung ke Lembah Harau , ada dua tempat yang bisa sekaligus
disinggahi, yaitu cagar alam dan taman wisata. Dikelilingi bukit-
bukit kapur yang menjulang tinggi, pemandangan di sekitar lembah
tampak indah dan menakjubkan.

Lembah Harau merupakan jurang yang besar dengan diameter mencapai 400
m. Lembah ini terletak di Kabupaten Lima Puluh Koto, sekitar 15 km
dari kotamadya Payakumbuh, atau 47 km timur laut kota Bukittinggi.

Sebuah monumen peninggalan Belanda yang terletak di kaki air terjun
Sarasah Bunta menunjukkan bahwa Lembah Harau sudah sering dikunjungi
orang sejak 1926.

Pada monumen itu tertera tandatangan Asisten Residen Belanda di Lima
Puluh Koto pada saat itu, F. Rinner, dan dua pejabat Indonesia,
Tuanku Laras Datuk Kuning nan Hitam dan Datuk Kodoh nan Hitam.

Tak salah bila Lembah Harau mempunyai daya tarik bagi wisatawan.
Sepanjang jalan menuju Lembah Harau terpampang pemandangan indah.
Dinding batu kapur yang bentuknya unik tampak mengelilingi lembah.
Bukit-bukit kapur yang terjal mengelilingi lembah ini dengan
ketinggian 80 m hingga sampai 300 m.

Pada dataran tingginya terdapat cagar alam dan suaka margasatwa
Lembah Harau yang luasnya 270,5 hektar. Tempat ini ditetapkan sebagai
cagar alam sejak 10 Januari 1993.

Di cagar alam dan suaka margasatwa Lembah Harau terdapat berbagai
spesies tanaman hutan hujan tropis dataran tinggi yang dilindungi,
termasuk sejumlah binatang langka asli Sumatera.

Binatang yang sering terlihat di kawasan ini adalah monyet ekor
panjang (Macaca fascirulatis).

Hewan ini jinak dan suka mondar-mandir dalam kerumunan pengunjung.
Namun, ada juga yang binal dan tak jarang mengambil makanan atau
barang-barang bawaan pengunjung, dan akan mencakar ketika didekati.

Primata lainnya yang hidup di suaka margasatwa ini adalah siamang
(Hylobates syndactylus) dan simpai (Presbytis melalopos), mereka
sering terdengar suaranya tapi jarang menampakkan wujudnya.

Fauna lain yang dilindungi di cagar alam ini juga termasuk harimau
Sumatera (Panthera tigris sumatrensis), beruang (Helarctos
malayanus), tapir (Tapirus indicus), kambing hutan (Capriconis
sumatrensis), landak (Proechidna bruijnii).

Sebanyak 19 spesies burung, termasuk burung kuau (Argusianus argus)
dan enggang (Anthrococeros sp), menjadi penghuni suaka margasatwa
Lembah Harau yang dilindungi undang-undang.

Bila tujuan Anda ingin berekreasi, Taman Wisata Lembah Harau adalah
tempatnya. Potensi taman wisata ini adalah empat buah air terjun,
gua, celah alam, dan tebing terjal membentuk suatu pemandangan yang
indah dan menakjubkan.

Di sini, Anda bisa menikmati fasilitas rekreasi seperti kolam
pemandian, berkemah bagi remaja, dan kegiatan mengelilingi cagar alam
melalui jalan setapak.

Taman wisata yang luasnya 27,5 hektar ini ditetapkan sejak tahun
1979. Sejak saat itu, kawasan ini ramai dikunjungi wisatawan, baik
wisatawan nusantara maupun mancanegara.

Untuk sampai ke sana, dari terminal Aur Kuning di Bukittinggi naik
bus ke Payakumbuh. Kemudian dari Payakumbuh naik bus ke Sari Lama
atau Lamaksari. Dari Sari Lama sekitar satu jam jalan kaki sejauh 4
km menuju ke pintu masuk cagar alam.

Anda tidak perlu izin tapi harus bayar tiket masuk yang relatif
murah. Di loket penjualan karcis, Anda akan mendapatkan peta kawasan
cagar alam dan suaka margasatwa Lembah Harau.

Bila membutuhkan penunjuk jalan, Anda bisa menggunakan tenaga guide
yang tentunya tidak gratis. (*)

Ngarai Sianok

Ngarai Sianok atau "Lembah Pendiam" terkenal bukan saja pada
keindahan alamnya yang subur dan hijau. Lokasinya yang unik, terletak
di pusat kota Bukittinggi, menyebabkan lembah ini banyak dikunjungi
turis lokal dan mancanegara.

Ngarai Sianok membujur dari Selatan Nagari Koto Gadang terus ke
Utara, Nagari Sianok Enam Suku dan berakhir di Palupuh dengan panjang
23 km, dan 8 km berada dalam wilayah kota Bukittinggi.

Di lembah sedalam 100-150 m dan lebar kurang lebih 200 m di bawah
kota ini mengalir anak sungai yang berliku-liku menelusuri celah-
celah tebing dan berhulu di Gunung Singgalang.

Tebing ngarai, terbuat dari pasir gunung berwarna kekuning-kuningan,
tampak berkilau diterpa matahari sore sehingga menciptakan panorama
yang mempesona. Di situ tumbuh aneka jenis anggrek dan bunga raksasa,
Raflesia. Panorama alam ini merupakan persinggahan wajib kelompok
pelancong.

Keindahan alam Ngarai Sianok yang mempesona itu selalu diabadikan
oleh wisatawan dengan mengambil foto-foto dan juga sebagai imajinasi
bagi para pelukis. Tempat ini biasa juga digunakan tempat berkemah
para muda-mudi.

Ngarai Sianok mudah dikunjungi dari kota Bukittinggi. Ngarai itu
dilintasi jalan beraspal menuju Sianok. Pengunjung bisa jalan kaki
mendaki ngarai ke Nagari (Desa) Koto Gadang, terus ke Guguk Randah
dan Guguk Tinggi, desa perajin emas dan perak, yang terkenal sampai
ke Australia dan Malaysia.

Koto Gadang adalah Nagari asal tokoh nasional H. Agus Salim, kakeknya
Emil Salim.

Untuk menunjang kegiatan pariwisata, di sekitar Ngarai telah dibangun
berbagai fasilitas umum seperti tempat parkir, toilet, tempat duduk
permanen, pagar pengaman, dan gardu pandang.

Warung makanan dan kedai-kedai yang menjual cenderamata di sekitar
bibir jurang, yang menjual hasil kerajinan tangan, termasuk bordiran,
dan songket.

Pada masa kolonial Belanda, Ngarai Sianok dikenal dengan Kerbau
Sanget, karena di dasar Ngarai terdapat banyak kerbau liar. Konon
menurut cerita di dasar Ngarai yang berhutan lebat tersebut didiami
seekor ular naga dan binatang-binatang liar lainnya.

Sekarang yang kelihatan ratusan kera yang berkeliaran sambil bermain
melompat dahan, mendekati pengunjung di tepi Ngarai, serta berbagai
macam burung yang berterbangan sambil mengeluarkan suara seolah-olah
bernyanyi menghibur pengunjung. (*)

Rimba Panti

Rimba Panti yang terletak sekitar 90 km dari Bukittinggi merupakan
“surga” bagi pecinta alam. Keaslian alamnya menjadi daya tarik para
pelancong yang ingin menyaksikan berbagai jenis flora dan fauna hidup
bebas di cagar alam ini.

Luas Rimba Panti yang mencapai 2.830 hektar menjadi “rumah idaman”
bagi satwa-satwa liar. Monyet-monyet berkepala kecil dengan bulunya
berwarna merah, putih dan hitam berkeliaran di alam bebas tanpa takut
ada yang mengusik.

Beruang madu (Helarctos malayanus), Harimau, Macan Dahan dan Macan
Sago (Neofelis Nebulosa), Teringgiling (Manisjavaica), Tapir, Rusa,
Kambing hutan juga menghuni Rimba Panti.

Tak hanya itu. Burung-burung yang tergolong satwa langka tak jarang
terdengar kicauannya saat pelancong melintasi kawasan hutan tropis di
dalam cagar alam ini. Burung-burung bernyanyi sepanjang hari tanpa
terganggu.

Kelelawar dan kupu-kupu yang berterbangan serta tupai (Petaurste
elegans) yang meloncat-loncat dari satu pohon ke pohon lainnya turut
menyemarakkan kehidupan satwa di sana.

Rimba Panti merupakan habitat bunga raksasa Rafflesia Arnoldi, yang
mekar setahun sekali. Juga terdapat sebuah herbarium tentang flora
dan fauna.

Di tengah-tengah hutan ini ditemui juga sebuah sumber air panas yang
telah dilengkapi dengan fasilitas pemandian untuk para pengunjung.
Sumber air panas yang tak pernah kering ini mengandung belerang
sehingga baik untuk kesehatan kulit.

Rimba Panti merupakan cagar alam yang unik. Tansportasi menuju
kawasan cagar alam ini bukan masalah karena letaknya sangat strategis
di pinggir jalan lintas Sumatera, Bukittinggi-Medan.

Sepanjang 3 km di kedua sisi jalan lintas Sumatera --yang masuk
kawasan Rimba Panti-- dapat dijumpai pemandangan indah yang tiada
bandingnya. So, sebelum pelancong masuk kawasan hutan sudah
dimanjakan pesona alamnya.

Pelancong yang ingin menjelajahi hutan bisa menggunakan jasa seorang
pemandu (guide) di kantor cagar alam ini. Informasi lebih lengkap
tentang Rimba Panti bisa diperoleh di kantor provinsi Direktorat
Konservasi Alam (BKSAA) di Jl. Raden Saleh, Padang.(*)

Tahura Bung Hatta

Kawasan cagar alam dan suaka margasatwa Taman Hutan Raya Bung Hatta
memiliki pemandangan indah dan mempesona. Kawasan ini meliputi
bentangan alam yang merupakan kesatuan lembah, bukit, dan dataran
rendah.

Berada di ketinggian 300-1.000 m di atas permukaan laut. Luasnya
mencapai 240 hektar. Dari taman rutan raya -yang mengambil nama dari
salah satu proklamator kemerdekaan RI Mohammad Hatta- ini dapat
dilihat pemandangan indah di sekelilingnya.

Kota Padang yang memancarkan cahaya di kala malam dan Samudera Hindia
terbentang di sebelah barat menampakkan wajah yang menakjubkan.

Taman Hutan Raya (Tahura) Bung Hatta merupakan hutan lindung di
daerah pegunungan Bukit Barisan. Di sini terdapat berbagai jenis
flora dan fauna asli Sumatera.

Jenis tumbuhan langka Rafflesia gaduttensis dan anggrek alam banyak
dijumpai di kawasan hutan lindung ini. Potensi satwa yang terdapat di
Tahura Bung Hatta adalah tapir, jenis-jenis kera, siamang, harimau,
rusa, dan berbagai jenis burung.

Udara pegunugan yang bersih dan panoramananya nan menawan menjadikan
Tahura Bung Hatta sebagai kawasan rekreasi yang sangat digemari semua
golongan usia. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua.

Taman rekreasi ini terletak 23 km dari kota Padang, tepatnya di Desa
Ladang Padi di kiri-kanan jalan Padang-Solok. Di kawasan hutan
lindung ini telah dibangun berbagai sarana penunjang pariwisata
seperti pusat informasi, guest house, taman, dan tempat camping.

Juga dilengkapi dengan restoran, toko-toko, musholla, MCK, dan
halaman parkir. Semua bangunan yang terdapat di kawasan rekreasi ini
didesain dengan pola arsitektur Minangkabau.(*)






Buek email gratis di http://sungaipagu.zzn.com
____________________________________________________________
Get your own FREE Web and POP E-mail Service in 14 languages at http://www.zzn.com.

RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 ==============================================Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ==============================================

Kirim email ke