Tapi anjingnya lebih banyak dan lebih gede badannya dari untanya sang kafilah
 
SBN
 
----- Original Message -----
Sent: Tuesday, March 26, 2002 1:04 PM
Subject: [RantauNet] NGO, Anjing, dan Kafilah

Koran Tempo, Sabtu, 23 Maret 2002

NGO, Anjing, dan Kafilah

Indra J. Piliang

Peneliti CSIS, Jakarta

Pekan lalu merupakan momen terburuk dalam perkembangan komponen civil
society. Kantor Kontras diserbu, demonstrasi Masyarakat Miskin Kota
dibubarkan, lantas tempat-tempat yang disinyalir sebagai sarang
kemaksiatan dirusak oleh organ masyarakat sendiri. Kalau dulu yang
melakukan tindakan sejenis itu adalah aparat negara dari sebuah rezim
otoriter-represif, kini beralih dilakukan oleh kelompok masyarakat
sipil yang mestinya saling bekerja sama dalam membangun masyarakat
madani yang berkeadilan sosial, religius, sekaligus hormat akan hak
orang lain.

Fenomena sipil menyerang sipil dengan cara melanggar kebebasan orang
lain, juga melanggar hukum, adalah awal dari kehancuran civil
society. Padahal, civil society secara garis besar adalah lawan dari
despotisme (kelaliman), memanfaatkan ruang yang masih tersedia bagi
kelompok-kelompok sosial di masyarakat agar dapat menegakkan
eksistensinya dan bergerak (John A. Hall; 1995: 1). Apabila komponen
civil society sendiri telah menunjukkan kelalimannya, bisakah kita
menyebutnya sebagai unsur dalam civil society?
deleted

Kirim email ke