Assalamu'alaikum wr.wb

Dunsanak ko ado artikel lain tentang Pesantren Al-Zaytun nan megah dan mewah
tu. Semoga bermanfaat dan saya tetap berharap supaya rencana pembangunan
pesantren Al-Zaytun di Ranah Minang di tolak oleh seluruh umat muslim
Minangkabau. Kita memang butuh sebuah pesantren yang modern tetapi yang kita
butuh bukan sekedar modern melainkan sesuai dan tidak berbenturan ataupun di
ragukan ke benaran aqidahnya.

wassalam,
harman

********
SESATKAH AL-ZAYTUN
Kemunculan Pesantren Al-Zaytun yang super mewah itu, membangkitkan decak
kagum sekaligus teka-teki yang hingga kini belum terjawab. Dari mana
dananya? 
Shadaqah dalam acara Muharram kemarin memang mampu mengisi pundi-pundi
Al-Zaytun sebanyak 700 juta. Sejumlah kalangan pun bertanya-tanya. Tanpa
hubungan yang erat, mungkinkah orang semudah itu mengeluarkan duitnya?
Kenapa sejumlah kalangan mengaitkannya dengan NII-KW IX? Lalu, benarkah
menilai kebenaran lewat kemewahan? Dan benarkah Al-Zaytun sesat? Mengapa
pula warga sekitar melaporkannya ke LBH? Berikut pengamatan SABILI, apa
adanya, di Ma'had Al-Zaytun, pekan lalu, di tengah gonjang-ganjing
peringatan Tahun Baru Hijriyah. Silakan Anda menafsirkannya.

Biasanya jarak Jakarta-Al-Zaytun, di desa Haurgeulis, Indramayu, Jawa Barat,
bisa ditempuh dalam 3,5 jam perjalanan darat. Tapi dengan kondisi jalan
berlubang, akibat hujan, perjalanan itu bisa ngaret sampai dua kali lipat.
Ketika masuk Pamanukan, kondisi jalan lebih parah. Mobil merayap pelan dan
bahkan diam menunggu secara bergantian untuk memberi kesempatan jalan bagi
arah sebaliknya. Menunggunya saja bisa satu jam. 

Di perempatan Patrol, jalan macet oleh ramainya pasar. Di sini kita ambil
arah kanan, memasuki jalan arteri sepanjang 32 kilometer yang menghubungkan
Patrol ke Al-Zaytun. Jalannya rusak parah. Sepanjang jalan itu debu
berterbangan membatasi pandangan, dan nafas pun sesak dibuatnya. Jangan
coba-coba tidur. Kepala bisa benjol karena benturan. 
Menurut Didin (32), warga sekitar yang tinggal paling dekat dengan Pesantren
Al-Zaytun, jalan-jalan itu rusak karena tak kuat menanggung beban kendaraan
berat yang lalu lalang ke Al-Zaytun. Warga sudah beberapa kali minta
Al-Zaytun untuk memperbaiki jalan itu. Tapi, ujarnya, tak juga ditanggapi.
Pemda-lah yang terkena getahnya. Pasalnya, beberapa kali pihak Al-Zaytun
mengundang orang penting dari Jakarta. "Waktu Habibie ke sini dan rencana
mengundang Mega, jalan itu diperbaiki oleh Pemda," ungkap Didin. Kekecewaan
Didin bertambah karena menurut brosur yang dia baca, pesantren itu
gembar-gembor berwawasan lingkungan. Bahkan tulisan dilarang merokok ramai
ditempel di sekitar komplek ma'had. "Tapi masyarakat dibiarkan menghisap
debu akibat jalan yang rusak!" seru Didin lagi. 

Sepanjang jalan menuju-yang kata sebagian orang-ibukota NII (Negara Islam
Indonesia) itu hamparan sawah yang subur mendominasi pemandangan. "Bohong
besar!" tukas Ismu, Ketua Badan Pemerintahan Desa (BPD) yang berprofesi
sebagai petani. Ketika ditanya perihal brosur Ma'had Al-Zaytun yang
mengatakan tanah yang dibeli dari warga itu adalah tanah gersang alias tidak
produktif, ia menepis. "Di sini ditanam apa pun akan tumbuh subur!" serunya.
Dalam kaitannya dengan tanah yang dibeli Al-Zaytun, menurut Ismu, masih ada
yang mengganjal. Ia mengaku, kini tengah memperjuangkan agar tanah yang
belum tuntas pembayarannya segera diselesaikan Al-Zaytun. Ismu sudah
melaporkan hal ini ke Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) yang
berjanji untuk mengusutnya. 

Poltak Ike Wibowo, Ketua Divisi Tanah dan Lingkungan YLBHI, membenarkan pada
Rabu (13/3) menerima pengaduan warga Haurgeulis, Indramayu, yang
mempersoalkan tanah dan tempat tinggal mereka yang dicaplok Mahad Al-Zaytun.
"Persoalannya ada warga yang baru dibayar separo dan sampai sekarang belum
lunas, dan jika menagih justru diintimidasi," kata Poltak. Karena itu YLBHI
akan melakukan investigasi dugaan ketidakberesan kasus jual beli tanah itu. 

Dari buram kaca jendela mobil karena tebalnya debu, tampak penduduk yang
bertopikan caping dengan sunggingan senyumnya, sambil menutup mulut dan
hidung dengan kain atau tangan sekadarnya. Kulit mereka hitam legam terbakar
matahari. Cangkul di pundak mempertegas identitas mereka: petani. Begitu
lewat pemukiman, kita bisa melihat rumah-rumah sederhana, gubuk-gubuk yang
berdampingan dengan rumah berdinding semen, juga tempat penggilingan padi.
Kesimpulannya masyarakatnya adalah komunitas sederhana dengan segala
kebersahajaannya sebagai seorang petani. Dari data diperoleh keterangan,
desa ini termasuk dalam daftar IDT (Inpres Desa Tertinggal). 

Waktu perjalanan menjadi semakin lama, selain karena jalannya yang
berlubang, juga oleh panggung-panggung hajatan, semisal acara perkawinan
yang tentu saja mengundang jaipongan. Sempat juga SABILI berpapasan dengan
anak yang naik sisingaan, dengan iringan kliningan, musik khas Indramayu.
Sopir Juga beberapa kali memperlambat laju kendaraan karena ada pencari
infak pembangunan masjid.

Tapi melihat desa ini, rasanya cukup berbesar hati, hingga terbersit
kebanggaan. Karena, meski termasuk IDT, plang-plang papan nama bertuliskan:
Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Persatuan Ummat Islam (PUI), Al-Irsyad,
juga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), turut menyemarakkan kawasan ini.
Tak salah, itu menandakan kerelijiusan warganya.

Dari terminal Haurgeulis untuk mencapai pesantren terbesar dan termewah itu,
kita harus menyambungnya dengan ojek motor. Karena, hanya inilah angkutan
satu-satunya. Biasanya mereka memasang tarif Rp 10.000. Itu kalau Anda
berani menawar. Kalau tidak, biasanya mereka membuka harga awal Rp 15.000.
Jangan tersinggung jika mereka bersikap ekstra hati-hati, karena memang,
angka kriminalitas di daerah ini cukup tinggi. Salah satu yang sering
menjadi sasaran adalah tukang ojek. "Hampir tiap bulan ada teman saya yang
dirampok," kata Ahmad Yani, tukang ojek. Beberapa kali pula temannya
bercerita bahwa ada orang-orang yang membawa atribut pesantren, tetapi
merampok. Begitu melintasi rel, kita segera mengambil kesimpulan: memang
lebih enak kalau naik kereta api.

Hebat memang, pemilihan tempat di desa Mekar Jaya Haurgeulis ini, karena
ternyata, sudah tersedia modal: alat transportasi, berupa stasiun kereta api
(Stasiun Haurgeulis). Kabarnya jalan tol Cirebon-Cikampek sudah dalam
tahapan perencanaan. Pendek kata, pembangunan ma'had itu sudah dipikirkan
jauh-jauh hari. 

Dulu kalau berbicara Indramayu orang selalu berpikiran tentang
gadis-gadisnya yang geulis. Sekarang dengan hadirnya Al-Zaytun daya tarik
Indramayu menjadi bertambah. Siapa pun akan terperangah kagum melihat
bangunan pesantren yang supermewah itu. Tetapi salah satu sisi dari tanah
yang dimiliki Al-Zaytun, bertetangga dengan komplek pelacuran CI (Cilegeng
Indah). Menurut M. Idris, salah seorang ustadz yang tinggal di Mekar Jaya,
dia bersama ulama dan masyarakat, kompak meminta agar segera komplek
pelacuran itu ditutup. Tapi hingga kini belum ada tindakan positif dari
aparat. Bagaimana dengan Al-Zaytun? "Mestinya dengan kekuatan yang ada,
mereka sanggup untuk menutupnya" kata Idris. 

Sepanjang jalan arteri menuju Al-Zaytun, tak ditemui adanya tanda-tanda gema
peringatan Muharram. Suasananya sepi-sepi saja. Ternyata memang acara itu
hanya disebarkan lewat gaya MLM, alias dari mulut ke kuping. 
Menurut Anto, mantan aktivis NII, bagi warga NII KW IX acara Muharram tak
ubahnya seperti ritual ibadah haji. Thawafnya keliling Al-Zaytun. Di situ
ada air zam-zam ala Zaytun. "Yang heboh adalah jumrahnya. Jumrah tidak
menggunakan batu tapi dengan uang," ungkapnya. Tahun lalu, "Syaykh" Ma'had
Al-Zaytun-sebutan untuk A.S. Panji Gumilang alias Abu Toto, pimpinan
Al-Zaytun-meminta kepada mantan Menteri Penerangan Harmoko, mantan Mendagri
Syarwan Hamid, mantan Menkop Adi Sasono dan mantan Menteri Pertanian Soleh
Solahuddin, untuk naik ke panggung dan menggelar "sorban amal". Panji
Gumilang lalu memberi kesempatan kepada perwakilan dari masing-masing
daerah-yang menurutnya adalah sebagai "gubernur"nya- untuk segera
menyerahkan sedekahnya. Kalau dalam acara jumrah itu, uang sebagai ganti
batu, maka setannya silakan tafsirkan sendiri. 

Peringatan tahun baru hijriyah kali ini, entah mengapa, pihak Al-Zaytun
tidak mengundang pejabat. Acara diawali dengan wayang golek semalam suntuk,
bersama dalang kenamaan, Asep Sunandar Sunarya. Untuk menonton acara itu,
panitia mengutip karcis 5000 rupiah untuk warga Al-Zaytun dan Rp 15.000
untuk orang luar Al-Zaytun. "Asep Sunandar kalau ngedalang selalu tentang
negara, lengkap dengan makar dan intrik-intrinknya," kata Anto lagi, sambil
menambahkan bahwa Asep itu sebenarnya sedang berdakwah.
Untuk masuk ke pesantren ini kita harus melewati tujuh pintu pemeriksaan.
Ekstra ketat, memang. Tak hanya untuk tamu jauh tapi juga berlaku bagi warga
sekitar. Terlarang masuk tanpa izin, untuk kepentingan apa pun, termasuk
kambing pun dilarang masuk. Karena, begitu ada kambing nyelonong merumput,
si gembalanya akan langsung ditegur. Penjaganya berseragam dan dilengkapi
fasilitas HT. Para tamu diwajibkan mendaftar dan memakai ID card. Di antara
semua gedung, entah kenapa, "Gedung Abubakar" yang dijaga super ketat.
Penjagaan menjadi lebih ketat lagi sejak ada isu bughot (makar), yang
berujung pada dipecatnya anggota Satpam Al-Zaytun. 

Acara peringatan Muharram terasa ada kesan mendadak dimajukan. Padahal
beberapa kali sejumlah wartawan mengonfirmasi pihak Al-Zaytun, tetapi
petugasnya tetap meyakinkan bahwa acara Muharram diadakan Jum'at, siang
hari, alias tak ada perubahan. Ternyata acara Muharram di Al-Zaytun dibuka,
Kamis, 14 Maret, pukul 20.00 WIB, bertempat di Gedung Al-Akbar (tiang
pancangnya sumbangan Akbar Tandjung), dan "Syaykh" Ma'had, AS Panji
Gumilang, memberikan pesan-pesannya. Agak berbeda dengan tahun lalu dan
kebiasaannya, kali ini "Syaykh" berpidato dengan menggunakan teks. Pidato
itu bertema sentral "hijrah". "Pendidikan adalah jawaban bagi kebangkitan
umat Islam!" begitu pesan "Syaykh" Ma'had dalam pidato sambutan peringatan 1
Muharram 1423 Hijriah. Malam itu saja terkumpul shadaqah tak kurang dari 400
juta rupiah. Malam pun menjadi meriah dengan iringan musik gambus dan
apresiasi seni santri. Selesai, hingga jarum jam menunjukkan pergantian
hari. 

Keesokannya, Jum'at (15/3), apresiasi seni santriwan dan santriwati membuka
pagi di Ma'had Al-Zaytun. Santri-santri Al-Zaytun main drama, menyanyi,
menari dan main musik dengan meriah. Menjelang shalat Jum'at, Ridwan,
'pengawal' yang mengikuti ke mana pun SABILI bergerak, mengajak ke masjid.
Ini memang pengalaman baru dalam meliput. Tanpa izinnya, tak bisa wawancara.
Ridwan ini, terkadang ikut nimbrung saat SABILI sedang wawancara. Tak jarang
wawancara dimentahkan oleh pertanyaan Ridwan. Sejumlah wartawan menjadi
risih dibuatnya saat menyinggung isu miring tentang Al-Zaytun. 

Masjid Al-Hayat, yang menampung 6000 jamaah, hari itu, Jum'at, tidak sanggup
menampung. Bahkan air wudhu sempat mati. Khatib menyampaikan khutbahnya
dengan tema sentral "hijrah".

Usai shalat Jum'at, kali ini, giliran rombongan artis yang memeriahkan acara
apresiasi seni. Kedatangan artis disambut gembira. Ratusan santri pria
(rijal) dan santriwati (nisa) dengan antusias menunggu artis idolanya.
Momentum ini dimanfaatkan betul untuk meminta tanda tangan mereka. Juga
mengabadikannya dengan kamera poketnya. Untuk memuluskan jalan,
pengawal-pengawal Al-Zaytun selalu mengiringinya. 

Ada Hendri Hendarto yang namanya sempat lekat sebagai bintang spesialis
laga. Pemain sinetron yang gagal menjadi TNI ini mengisi pentas teater di
gedung kesenian Al-Akbar. Di depan ustadz dan komunitas Al-Zaytun digelar
pentas yang mengingatkan kita pada kezaliman fir'aun. Beberapa artis figuran
yang rata-rata ABG itu naik pentas dengan mengenakan bicycle pants (celana
ketat untuk bersepeda). SABILI berucap dalam hati: astaghfirullah ....

Di belakang panggung, penari latar yang biasa mengiringi Dewi Sandra
berlatih sebelum mentas. Beberapa orang yang mengenakan jas dan peci khas
Al-Zaytun menyaksikan dengan seksama. Penari itu empat orang. Semua memakai
seragam kaos dan celana putih. Dua orang di antaranya berjenis kelamin
perempuan, memakai kaos ketat, populer disebut tank top. SABILI lagi-lagi
berucap dalam hati: astaghfirullah. Titik DJ berhias dengan tenang pada
cermin besar bergantian dengan Dewi Sandra, sedang Chrisye khusyu' berlatih
vokal. 

Acara Apresiasi Seni kali ini berlangsung dari jam 14.00 hingga menjelang
Maghrib, tanpa diselingi shalat ashar. Menurut Rully, dari Daun Production,
yang mengordinir artis pada acara muharram itu, ada 120 artis dan wartawan
yang ikut. Meski sama-sama beridentitas pohon, menurutnya, antara Daun
Production dan Mahad Al-Zaytun tak ada hubungannya. Semuanya dilakukan
karena untuk tujuan sosial.

Peringatan Muharram di Al-Zaytun disempurnakan dengan pertemuan antara
"Syaykh" Ma'had AS Panji Gumilang dan artis di wisma Al-Ishlah, sebuah hotel
di lingkungan Komplek Al-Zaytun yang bertarif paling rendah (standard room)
Rp 225.000 dan tertinggi (suite room) Rp 500.000. Sedang untuk ruang meeting
US 400 $/hari. Pengumpulan dana dari artis kali ini mencapai 4 juta rupiah.
Selain itu, diterima pula sumbangan dalam bentuk dolar Singapura dan ringgit
Malaysia.

Siapakah A.S. Panji Gumilang? Mungkin Anda bisa menelusuri lewat plat mobil
jeepnya yang bernomor B 1949 dan situs http://www.panji749.tripod.com. Lalu,
hubungkanlah angka itu dengan proklamasi NII yang terjadi pada 7 Agustus
1949. Perhatikan juga keinginannya membuat bangunan dan segalanya yang lebih
dari lainnya. Ada ruang kelas yang terbesar di dunia, ada Rahmatan
lil'alamin yang lebih besar dari Istiqlal, ada menara yang lebih tinggi dari
Monas dan ada peci khas Al-Zaytun yang tingginya 11 cm, melebihi umumnya
peci yang ada di Indonesia. Amati pula namanya, Panji Gumilang, yang berarti
"lambang keagungan yang berkibar". Benarkah, sebagaimana anggapan banyak
orang, sosok yang diklaim sebagai presidennya NII ini terobsesi menjadi
pemimpin sehingga mengidap megalomania? Sayang, Panji masih enggan berterus
terang. Entah kenapa pada acara itu dia enggan menerima SABILI. Beberapa
rekan wartawan pun harus menelan kekecewaan yang sama dengan SABILI.
Sehingga pertanyaan besar tak juga terjawab: Sesatkah Al-Zaytun?

Eman Mulyatman 

RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===============================================

Kirim email ke