MENGAPA HARUS MEMILIKI?
>
>Di manakah kita bisa temukan keindahan hidup?
>Di sebuah sudut alun-alun kota ini, sepasang suami istri pedagang kaki lima
>meringkuk dalam tenda dikelilingi oleh beberapa anaknya. Hujan deras turun
>sejak petang. Penganan yang dipajang sudah dingin dari tadi. Tapi mereka
>tetap saling bercanda sambil membiarkan suara radio kecil meramaikan
>suasana
>dengan sedikit gemerisik.
>Kau pasti rugi, pak?
>"Ya, tidak apa-apa, semoga besok cuaca terang," demikian jawabnya.
>"Kami ini pedagang kecil, mas. Tak punya apa-apa. Jadi kalau toh rugi, kami
>tak kehilangan apa-apa. Orang yang takut kehilangan biasanya mereka yang
>merasa
>memiliki apa yang diusahakannya.
>
>Padahal, siapa yang bisa menjamin malam ini tidak hujan? Betapa hebatnya
>pemilik hujan itu sehingga bisa membuat warung kami tak ada pengunjung?
>Bahkan kami
>sendiri tidak kuasa atas perniagaan ini."
>
>Ah, betapa sederhananya. Bila kita mengaku berkuasa atas apa yang kita
>"miliki", kita tercebur dalam lautan ilusi yang menenggelamkan saat apa
>yang
>kita "miliki" hanyut terdera ombak. "Memiliki" adalah rantai besi yang
>mengikat kita pada batu karang dasar laut. Menyadari ketidakkuasaan diri di
>hadapan semesta raya adalah kunci pembuka rantai itu.
>~~~
>Hidup ini terkadang aneh. Kalau anda menolak untuk menerima bukan yang
>terbaik, seringkali anda justru akan menerimanya. 

Kirim email ke