Iko saketek ambo cuplikkan dari Detik jo Kompas Cyber nan kiro-kiro mawakili
...

Sari Club, 'Institusi' Kuta yang Jadi Sasaran Teroris
Reporter : Titis Widyatmoko

detikcom - Jakarta, Sari Club, konon adalah salah satu tempat paling
terkenal di dunia dan menjadi noktah di buku panduan wisata Bali. Dengan
tamu dari seluruh penjuru dunia, dipilihlah klub malam ini sebagai sasaran
terorisme.

Sari Club atau biasa disebut SC terletak di Jl. Legian, Kuta, Bali. Tanpa
cover charge, harga minuman yang murah dan lokasinya yang sangat strategis
membuatnya demikian terkenal. Bagi wisatawan mancanegara, baik backpackers
maupun yang berkelas, SC adalah tempat yang seakan wajib dikunjungi jika
menghabiskan malam di Kuta.

Klub disco dengan harga minuman bir tak sampai satu dolar AS itu sangat
terkenal di kalangan turis asal Australia. Salah satu minumannya yang cukup
populer adalah arak. Bulan Oktober ini, di saat kompetisi sepakbola ala
Australia selesai, Kuta, terutama SC adalah tempat berkumpul sekaligus
berpesta bagi para pemain.

Bekas seorang bintang Australian Football League, Dermott Brereton secara
khusus menggambarkan Sari Club sebagai pusat tujuan pemain bola setelah
musim berakhir. SC juga adalah tempat berkumpul bagi para pemain bola ala
Australia yang punya tingkah laku buruk.

Namanya juga klub malam, selain ingar bingar musik disko, SC pun tak lepas
dari isu soal prostitusi. Beberapa cerita menyebut banyak Pekerja Seks
Komersial yang beredar dengan sebutan Kupu-Kupu Malam. Utamanya mereka ini
mencari mangsa para turis asing yang memang tiada henti mengalir ke SC.

Puncak keramaian pengunjung SC tak pelak lagi adalah Sabtu malam. Setelah
berjemur atau mandi di Pantai Kuta, pasca makan malam mengalirlah semuanya
ke SC atau klub-klub malam lain di sekitar Jl. Legian seperti Peanuts,
Bounty maupun Paddy Club yang terletak persis di depan SC.

Dari segi keramaian, tetap tidak ada yang mengalahkan SC. Dengan kapasitas
sekitar 250-an orang, Sabtu malam adalah waktu yang dijamin semua kursi SC
akan penuh pengunjung.

Sungguh malang bagi pengunjung SC tanggal 12 Oktober 2002. Mungkin sama
sekali tidak ada yang menyangka jika surga yang mereka cari di "Island of
God" itu berubah menjadi laiknya neraka. Bom berkekuatan super besar ditaruh
di depan SC, meledak sehingga meluluhlantakkan tempat hiburan yang termasyur
itu.

Sama sekali tidak ada yang menyangka jika "The World Famous Place in Bali
Guidebooks" itu bakal luluh lantak. Sejarah pun mencatat, di tempat paling
terkenal itu, terjadi sebuah aksi terorisme terburuk sepanjang sejarah di
Nusantara bahkan mungkin di Asia Tenggara.

Sangat mungkin aksi terorisme ditimpakan di SC mengingat profil
pengunjungnya yang beragam dari seluruh penjuru dunia. Dan memang benar,
dari 181 korban tewas dan ratusan luka-luka, mereka berasal dari berbagai
negara seperti Australia, Belanda, Jerman, Inggris, Swiss, Denmark, Italia
dll. Sungguh tindakan keji tak berperikemanusiaan.


(tis)



Malam Mengerikan Seperti di Vietnam


Denpasar, Minggu

Dua -atau setidaknya satu- turis Inggris ikut tewas dalam persitiwa ledakan
bom di Legian, Kuta, Sabtu malam. Seorang warga Inggris yang selamat, Matt
Noyce, menuturkan pengalamannya.

Semua terjadi sekitar tengah malam. Aku sedang duduk di (Diskotek/Bar)
Paddys berbicara dengan orang-orang yang baru saya temui 10 menit
sebelumnya. Tiba-tiba terjadi ledakan hebat. Saya tidak tahu bagaaimana itu
terjadi. Yang saya tahu ada cahaya menyilaukan dan telinga terasa pecah.


Di luar keadaan begitu mengerikan, seperti situasi di (perang) Vietnam.
Tubuh berserakan di mana-mana. Kepanikan sangat terasa di bar tersebut,.
Orang berebutan ke arah pintu.

Susana sangat gelap namun kita bisa tahu banyak orang terluka parah. Darah
di mana-mana,  banyak orang terbakar. Di luar banyak orang yang bisa keluar
dari bar dan terluka. Sebentar kemudian pertolongan datang.

Orang-orang berusaha menolong mereka yang berada di jalan dan tidak sadar
atau tdiak dapat bergerak. Tempat ini memang selalu ramai pada Sabtu malam.
Malam yang mengerikan.

Saya sangat khawatir  akan terjadi ledakan berikutnya karena saya tidak tahu
apakah ledakan itu terjadi karena bom atau ledakan tabung gas.

Sebelum ledakan, tempat ini memang dipenuhi turis asing dari Inggris,
Amerika dan lainnya. Memang ini merupakan satu tempat paling populer di
Kuta. Saat itu beberapa orang menyangka ini ledakan tabung gas.

Namun saat itu saya berbicara dnegan seorang warga AS atau Kanada yang
berprofesi sebagai anggota pemadam kebakaran. Menurutnya ia mencium bau TNT
di udara. Jadi ia pasti ini adalah ledakan bom.

****

Beberapa saat setelah meninggalkan lokasi, saya kembali lagi untuk melihat
situasi. Banyak orang berada disana dan api masih menyala di reruntuhan bar
dan diskotek.

Saya melihat orang-orang datang dan mencari teman, keluarga atau teman
seperjalanannya. Mereka tidak tahu di mana keberadaan mereka.

Seorang wanita datang kepada saya dan berkata,"Tahu tidak saya ini berada di
negara mana dan kota apa?" Ia tampak kebingungan dan amat shock..

Saya mengatakan kepadanya,"Anda berada di Bali, anda berada di Kuta dan baru
saja terjadi peristiwa musibah.

Di Bali, semua orang saat ini sedang dalam keadaan bingung.

(BBC/Cay)

Minggu, 13 Oktober 2002, 20:23 WIB

Segera Ungkap Pelaku Peledakan Bom di Bali


BALI identik dengan pariwisata. Daerah tujuan wisata yang sudah populer di
berbagai negara ini merupakan barometer perkembangan wisata di Tanah Air dan
diberi berbagai julukan mulai dari Pulau Seribu Pura hingga Island of God.
Kalau mau aman, datang lah ke Bali.

Ketika Indonesia dilanda kerusuhan Mei 1998, warga negara asing ramai-ramai
eksodus meninggalkan Jakarta kembali ke daerah asalnya, Bali malah menangguk
rezeki dari orang-orang yang menginginkan suasana aman. Penerbangan penuh,
bahkan diberlakukan extra flight segala. Hotel-hotel kebanjiran tamu, art
shop kewalahan melayani pembeli. Semua panen, penerbangan, hotel, biro
perjalanan, sampai tukang pijat di pantai Kuta.

Runtuhnya gedung World Trade Center pada peristiwa 11 September 2001 di
Amerika Serikat (AS) menghancurkan panen emas industri pariwisata di
Indonesia, khususnya Pulau Bali. Sebagai pusat wisata di Indonesia, otomatis
Bali terpuruk dan memberi dampak bagi daerah tujuan wisata di sekitarnya.
Penerbangan asing berkurang, hotel lesu, PHK diberlakukan, pengangguran
tenaga terampil pun terjadi.

INDUSTRI pariwisata jelas butuh ketenangan dan keamanan. Jangan mimpi
wisatawan mancanegara akan memenuhi sebuah obyek wisata, kalau faktor
keamanan tidak ada sama sekali. Selain itu, pariwisata juga erat kaitannya
dengan suasana global. Ketika AS terkena musibah, pariwisata Bali
ikut-ikutan terkena imbasnya. Selama ini Bali masuk kategori aman, sehingga
daerah ini setapak demi setapak mulai bangkit pasca peristiwa 11 September.
Meskipun bom meledak di Jakarta, Aceh, Palu, Ambon, kondisi di Bali tidak
berpengaruh. Diyakini, tidak mungkin bom meledak di Bali. Alasannya
sederhana, tidak ada konflik menonjol di daerah itu. Semua warganya bertekad
bagaimana menciptakan keamanan demi nama Bali, demi nama pariwisata.

Oleh sebab itu, pariwisata Bali masih aman, menjadi andalan mengeruk devisa,
tidak ada bom, paling-paling hanya berita pelecehan seksual atau narkoba.
Namun Sabtu (12/10) malam semua puja puji soal Bali "aman" terjungkal, dua
bom meledak, satu di Cafe Sari Club, Legian, Kuta dan satu lagi di Renon.
Tercatat 182 orang tewas dan 132 luka-luka akibat ledakan di Kuta. Pada
waktu yang sama sebuah bom juga meledak di Manado.

APA yang terjadi? Nama Bali yang sudah terkenal tiba-tiba terpuruk, dan kini
menjadi berita bukan karena atraksi budayanya, namun tewasnya ratusan
wisatawan asing di Kuta. Menlu Australia Alexander Downer seketika bersuara,
karena  memperkirakan banyak warga negaranya menjadi korban dan segera
mengirimkan pesawat Angkatan Udara Australia ke Bali membawa bantuan medis
dan mengevakuasi para korban.  Selain itu maskapai penerbangan Qantas juga
menambah penerbangannya ke Bali untuk membantu mengangkut warga Australia.

Downer juga mengatakan, polisi federal dan pihak keamanan Australia siap
untuk mendampingi aparat Indonesia melakukan penyelidikan bersama terhadap
peristiwa itu. Selain itu Downer mengingatkan warganya agar tidak berkunjung
ke Bali untuk sementara waktu.

PEMERINTAH pun segera bertindak cepat. Presiden Megawati Soekarnoputri
secara mendadak memberi pernyataan resmi Minggu (13/10) perihal peledakan
bom di Bali dan Manado di kediaman dinas Jalan Teuku Umar, setelah melakukan
rapat mendadak dari pukul 10.00 WIB hingga 12.30 WIB. Rapat dihadiri Menko
Polkam SB Yudhoyono, Menko Kesra Yusuf Kalla, Menko Perekonomian Dorodjatun
Kuntjoro-Jakti,  Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, Menkeh dan HAM
Yusril Ihza Mahendra, Menlu Hassan Wirajuda, Menkes Achmad Sujudi, Ka BIN
Hendropriyono.

Ada tujuh butir pernyataan yang dikeluarkan pemerintah. Satu,  mengutuk
keras tindakan pemboman yang terjadi di wilayah Kuta dan Renon, Bali serta
di Manado. Dua, menurut laporan terakhir dari peristiwa pemboman di Kuta
tercatat 182 meninggal dan 132 luka-luka serta sebagian yang masih belum
diketahui nasibnya. Dari jumlah korban tersebut, tercatat sejumlah besar
orang asing yang meninggal dan luka-luka. Tiga, langkah-langkah bantuan
medis sedang terus diupayakan. Pemerintah menyambut baik bantuan kemanusiaan
yang ditawarkan pemerintah Australia berupa bantuan tim medis yang sedang
menuju Bali.

Empat, pemerintah RI menyampaikan dukacita dan simpati yang mendalam kepada
korban baik WNI atau pun asing atas tindak kekerasan yang demikian brutal,
tidak manusiawi, dan tidak sesuai hukum yang berlaku, ajaran agama serta
moral yang kita anut. Lima, aparat kemanan kini tengah bekerja keras untuk
menyelidiki peristiwa pemboman dan menangkap pelakunya dan menyeret ke depan
hukum. Enam, kepada masyarakat diminta tenang dan meningkatkan
kewaspadaannya. Peristiwa pemboman tersebut sekali lagi hendaknya menjadi
peringatan bagi kita semua bahwa terorisme merupakan bahaya nyata dan
ancaman potensial bagi keamanan nasional. Tujuh,  pemerintah RI juga akan
terus bekerjasama dengan masyarakat internasional untuk menanggulangi
terorisme yang juga merupakan ancaman keamanan global.

KITA hargai kecepatan pemerintah menyikapi aksi pemboman dan menyambut
positif langkah Presiden Megawati langsung terbang ke Bali guna melihat
peristiwa memilukan ini, dimana Kapolri Jenderal Pol Da i Bachtiar menilai,
peristiwa ledakan bom di Kuta merupakan perbuatan teroris yang terparah di
Indonesia.

Selanjutnya apa yang harus dikerjakan pemerintah? Pertama, selidiki secara
cepat siapa pelaku peledakan bom yang telah mencoreng bangsa Indonesia. Di
sini pemerintah, aparat keamanan diuji, mampu atau tidak  mengungkap
kejadian itu. Jangan sampai seperti peledakan-peledakan kemarin, semua itu
dianggap angin lalu. Sekarang yang menjadi korban adalah warga negara asing
yang sedang berlibur di Bali. Dampaknya jelas sangat berpengaruh bagi nama
besar bangsa Indonesia dan mempertaruhkan jati diri bangsa di dunia
internasional.

Apalagi kesan yang begitu melekat, bahwa di Indonesia terdapat jaringan
teroris internasional, maka melalui peledakan bom itu mau tidak mau akan
semakin menguatkan kesan tersebut. Kedua, dampak bagi industri pariwisata
itu sendiri. Sangat berat mengembalikan citra Bali sebagai tujuan wisata
yang aman di Indonesia, karena 90 persen penduduknya tergantung pada sektor
pariwisata.

PUPUS sudah upaya aman dan kerja keras mendatangkan wisatawan asing ke
Indonesia, khususnya Bali.  Data menunjukkan, kunjungan wisatawan asing
tahun 2001 mencapai 5,15 juta orang atau naik dibanding tahun 2000 sebesar
5,06 juta orang. Sedangkan tahun 2002, ditargetkan jumlah wisatawan asing
mencapai antara 5,4 sampai 5,8 juta orang. Untuk tahun 2003, pemerintah
menargetkan 6,3 juta orang wisatawan asing.

Wajar lah pemerintah mengutuk peledakan itu. Setelah mengutuk, kini ditunggu
keseriusan aparat membongkar pelaku peledakan dan antisipasi intelijen
mengatasi hal serupa. Dengan begitu, nama Indonesia tidak terus menerus
terpuruk dan industri pariwisata, meski butuh waktu lama, kembali pulih. (**
)



----- Original Message -----
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, October 14, 2002 6:52 AM
Subject: Re: [RantauNet.Com] BOM di Bali


> Bundo,
>
> Tarimo kasih atas pemberitaan yang begitu lengkap.
> Terutama kami yg berada jauh diseberang sangat menhargai usaha Bundo
> mengumpulkan dan mem-postingkan berita yang sangat mengagetkan, memilukan
> dan memalukan ini.
> Terima kasih juga dengan posting sajak Taufiq Ismail ttg malu jadi orang
> Indonesia.
>
> abrar diOZ
>
>
>
> RantauNet http://www.rantaunet.com
> Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
> ===============================================
> Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe,
> anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini.
>
> Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di:
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3
> ===============================================
>
>



RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe,
anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini.

Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: 
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3
===============================================

Kirim email ke