Mamak St Bagindo mengutip Al-Jazeera (dibawah) ttg keterlibatan AQ di WTC; manuruik Dr Imran M Hosein: Islam scholars, bekas diplomat dulu tinggal di Washington suka chotbah masjid UN (lihat www.onejamaat.com) Al-Jazeera tu muncuang Amrik babulu Arab. Tantu sajo dia menggembar-gemborkan ketelibatan Al-Qaida. Kita tidak ingin membawa Minang dalam hal ini tapi dengan bertukar informasi seperti ini awak samo-samo tahu apo nan tajadi didunia global. Baik ekonomi maupun politik. Untuk mengimbangi informasi yang kita terima sepihak yang berkuasa didunia ini, ado rancaknyo sasakali macigok: www.whatreallyhappened.com
Untuak dikunyah-kunyah. abrar diOz > Buat bahan masukkan untuk Mamak St. bagindo Nagari > =======================================Selasa, 15 Oktober 2002 7:17:00 > Pengamat Timteng: Sulit Kaitkan Ledakan Bali dengan Alqaidah > > Kairo-RoL--Menhan Mathori Abdul Jalil dan para pemimpin dunia Barat > boleh saja menuding Alqaidah di balik serangan bom di Bali. Tapi para > pengamat dari Timur Tengah punya pendapat lain. > > Pengamat masalah terorisme internasional dari Timur Tengah, Dr Ezzat > Ahmed El-Shafii menilai, peledakan bom di Bali yang menewaskan ratusan > wisatawan asing, tidak mudah untuk mengaitkannya dengan jaringan > Alqaidah. > > "Saya kira tidak semudah itu untuk menuduh jaringan Alqqidah sebagai > pelaku serangan bom di Bali. Sebab, persoalan politik dan keamanan > dalam negeri Indonesia saat ini sangat runyam, sehingga pada gilirannya > mudah sekali menimbulkan gejolak, termasuk aksi serangan bom oleh > pihak-pihak bertikai, bahkan pihak anti-pemerintah," kata El-Shafii > dalam perbincangan dengan Antara di Kairo. > > Penulis buku Usamah bin Ladin, Alqaidah wa Harakaatuha (Usamah bin > Ladin, Alqaidah dan Gerakan-gerakanya) itu dimintai tanggapannya > bertalian dengan serangan bom di Bali yang menewaskan hampir 200 orang, > sebagaian besar wisatawan dari negara-negara asing. > > Menurut El-Shafii, sejumlah aksi bom di beberapa daerah konflik di > Indonesia seperti Aceh, Maluku, dan Sulawesi (Tengah), serta beberapa > tempat lainnya, termasuk di Jakarta belakangan ini, menunjukkan > komlikasi persoalan politik dan keamanan di negeri berpenduduk Islam > terbesar di dunia itu. > > "Jadi sangat gegabah, jika aksi bom di Bali ini dengan mudah menuding > Al-Qaedah sebagai dalangnya," papar pengamat, yang dalam beberapa > tulisannya di media massa, selalu menentang sikap garis keras kelompok > Alqaidah pimpinan Usamah bin Ladin itu. > > Menurut dia, serangkaian aksi bom di berbagai daerah konflik di > Indonesia yang secara sporadis terjadi akhir-akhir ini, kurang begitu > antusias diberitakan media massa internasional. > > Tetapi peristiwa serupa yang terjadi di Bali ini menjadi perharian luas > media internasional, karena menewaskan puluhan warga asing. > > "Reaksi keras dari kalangan internasional, khususnya AS dan Australia > dapat dimaklumi, karena ada warga mereka yang tewas. Tetapi sangat > tidak wajar jika mereka (AS dan Australia) serta-merta menuding Aqaidah > sebagai pelakunya," ujar El-Shafii. > > Lebih lanjut, pengamat terorisme itu mengemukakan, beda halnya, jika > bom serupa terjadi di Pakistan atau Amerika Serikat, yang memungkinkan > tuduhan tertuju kepada Alqaidah. > > "Alqaidah memang telah menyatakan perang terbuka terhadap penguasa > Pakistan dan Amerika Serikat. Karena itu, jika ada serangan bom di > kedua negara itu, memungkinkan tudingan ditujuan kepada Alqaidah, meski > bukan Alqaidah yang melakukannya," ujarnya. > > "Indonesia, sejauh ini belum menjadi target Alqaidah". > > Tentang sinyalemen adanya intelijen asing "bermain" dalam aksi bom di > Bali, Dr El-Shafii juga mengesampingkan hal itu. > > "Sinyalemen semacam itu bisa saja muncul. Namun, seperti saya katakan > tadi, bahwa tidak mudah menuding pihak-pihak tertentu tanpa disertai > bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan secara yuridis," katanya. > > Diingatkannya, Pemerintah Indonesia sebaiknya tidak terjebak dalam > sinyalemen dari kalangan yang serta-merta "mengkambing-hitamkan" > Alqaidah sebagai pelaku bom di Bali. > > Ia menganalogikan, jika Pemerintah Indonesia mengambil tindakan hanya > berdasarkan sinyalemen-sinyalemen, maka dikahwatirkan timbulnya > kesalahan kebijakan. Itu seperti tragedi 11 September di AS, di mana > Alqaidah menjadi korban, meski hingga detik ini, AS belum mampu > membuktikan pelaku sebenarnya. Antara/pra > From: Basri Hasan > To: [EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, October 14, 2002 10:15 PM > Subject: RE: [RantauNet.Com] BOM di Bali > > > Assalamu'alaikum wr. wb. > > > > Mereka itu (US citizen) kan lah diparingekan dek pamarentahnyo supayo > indak bakunjuang ka Indonesia, malah tarakhir kali jumlah personil > perwakilan US di Indonesia kadikurangi dek karano indak ado respon > pamarentah dan "masyarakat Indonesia" untuak mamarangi teror, malah > wapres bacuap-cuap indak ado teroris dinagari ko. Samantaro itu OBL > dipuja-puja jadi pahlawan Islam, lah sajaleh tu tayangan OBL di > Al-Jazeera manyambuik kaberhasilan WTC dikatokan juo AQ indak talibek, > kini a juo lai, kok kabataruihkan juo Islam radikal tu yo tasarah > surang surang se lah. Nan harapan ambo kok kaditaruihkan juo jan > sampai dibaok pulo nagari awak. > > Salam > > > > St. bagindo Nagari. > > > > RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 =============================================== Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe, anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini. Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ===============================================