Uni Yesi memang begini lah kehidupan di dunia....
ada siang ada malam, ada langit cerah ada awan kelabu , roda pedati
berputar bergilir ada yg kebagian di bawah ada yg di atas.
semuanya harus kita terima sebagai suatu sunatullah. hanya di akhirat lah
( surga ) kebahagiaan teraih. keadilan ditegakkan.

walau bagaimana pun kita harus melihat nya dg positive thinking
mungkin kita sedang di uji , mungkin kita memang banyak dosa ,
mungkin dosa dosa kita sedang "dibersihkan" nya dg berbagai musibah , (
sehingga di akhirat kelak tak begitu berat lagi beban siksaan nya :-(( .
mungkin... , mungkin,...  ( seribu kemungkinan lainnya )

sebagai manusia biasa , kita berusaha sebisanya kita , sekuat tenaga ,
setelah itu serahkan pada Allah swt.
angka angka yg memusingkan kepala, kalau tak tercerna , lupakan saja lah.
( lha wong mereka juga yg berbuat seperti itu kok, jadi malah kita yg kena
pusing nya )

Saya pernah bertemu dg sekelompok musafir dari Bangladesh ( jama'ah
tabligh)  , yg negerinya jauh lebih menderita dibanding kita , negara
miskin, sering kena banjir dan badai.
Ternyata berbagai musibah telah membentuk mereka menjadi orang orang yg
tabah, sabar dan pantang menyerah  dan mereka selalu bahagia memandang
hidup ini ( khusnuz zhan ilallah , sangka baik thd Allah)

Setidaknya lebaran nanti awak masih bisa mancaliak Bukitinggi yg indah ,
dikelilingi gunung gunung yg menjulang tinggi , hawa nya segar ( tak
sesumpek di jakarta ini ) , basuo yo induak ayah adiak sadonyo.
( mudah mudahan masih ada kebahagian di sana )

Setidaknya kita bersyukur ranah minang , masih aman tentram
urang awak masih bisa manggaleh

sebagai orang Islam , bersyukurlah kita masih bisa beribadah , masih berada
di jalannya yg lurus ( mudah mudahan )

Seandainya besok kita dipanggil yg maha kuasa , sadarlah kita bahwa
kehidupan di dunia ini , hanya senda gurau belaka.
sepedih pedihnya kehidupan dunia , adalah lebih pedih lagi siksa kehidupan
di akhirat.

wassalam

Hendra M (33)
Pulogadung



                                                                                       
                       
                      "Yesi  Elsandra"                                                 
                       
                      <[EMAIL PROTECTED]         To:      [EMAIL PROTECTED]    
                       
                      m>                          cc:      (bcc: Hendra 
MESSA/IDJKT01/TDE/ALSTOM)             
                      Sent by:                    Subject: [RantauNet.Com] Akankah 
Selalu Kelabu Negriku.     
                      rantau-net-owner@ra                                              
                       
                      ntaunet.com                                                      
                       
                                                                                       
                       
                                                                                       
                       
                      10/30/02 11:32 AM                                                
                       
                      Please respond to                                                
                       
                      rantau-net                                                       
                       
                                                                                       
                       
                                                                                       
                       




Akankah Selalu Kelabu Negriku?.

Yesi elsandra

Sejak terjadinya krisis multidimensional 1997, krisis terus saja bergayut
di tubuh negri ini. Mulai dari krisis moral, krisis moneter, krisis
kepercayaan pada penguasa, krisis percaya diri, dan yang sedang naik daun
terorisme. Yang paling sering menjadi konsumsi pembicaraan kita
salahsatunya adalah krisis ekonomi. Bukan apa-apa, stabilitas ekonomi
sering menjadi parameter stabilitas lainnya, walaupun tidak dapat
dipungkri, pemulihan stabilitas ekonomi tidak terlepas dari gonjang ganjing
peta perpolitikan dan stabilitas ketahanan nasional.

Mungkin rakyat di dusun sana tidak menyangka negara yang subur dan kaya
raya ini memiliki hutang selangit. Bahkan tercatat per 30 September 2002
terealisasi defisit anggaran sebesar Rp.13.05 trilyun. Kok bisa? Jawabannya
gampang saja, karena besar pasak dari  pada tiang. Kenapa? Bisa jadi ada
kebocoran atau dihabisi pejabat untuk "ngeceng" di luar negri, atau yang
paling gampang menjawabnya ditilep "maling" barangkali.

Bisa jadi untuk menutupi defisit tersebut, pemerintah "memaksa" rakyatnya
yang sebagian besar miskin ini untuk menutupinya, kecuali kalau pemerintah
punya kreatifitas menciptakan instrumen lain bagi pemasukan kas negara.
Tapi kreatifitas macam apakah yang dimiliki pemerintah kini?

Perdagangan bebas antar negara ASEAN 2003 sudah berada di depan mata. Itu
artinya kita akan menghadapi gempuran produk dan jasa asing yang siap
merajai konsumen yang memang jumlahnya potensial di sini. Lemahnya
bargaining yang kita miliki selama ini dapat menjadikan kita seperti kuli
di negri sendiri. Kita akan kembali terjajah.

Kita tidak bisa bersandar pada penguasa yang tidak kompak yang memegang
pemerintahan kini. Walaupun Menko perekonomian Dorojatun Kuncoro Djati
optimis terhadap pertumbuhan ekonomi 2003 akan stabil sesuai target RAPBN
yaitu 5%, namun analisis pakar lainya perlu kita cermati, seperti INDEF
(Institute for Development of Economic and Finance) yang hanya berani
mematok pertumbuhan ekonomi sebesar 3, 12%.  Tidak berbeda dengan INDEF
ekonom CSIS Mari Pangestu memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2003 adalah
3.5%.

Itu artinya kita harus siap-siap menghadapi potret suram dan kelabu
perekonomian masa depan. Jangan terlalu ternganga kalau mendapati biaya
masuk TK saja sekarang 6 juta. Menciptakan SDM untuk memulihkan ekonomi
bumi pertiwi melalui pendidikan laksana jauh panggang dari api, apalagi
mengecap perguruan tinggi, belum lagi ingin jadi master atau doktor,
semuanya berat diongkos.

Sebagai penduduk yang mayoritas muslim, keberadaan ummat Islam merupakan
representatif masyarakat Indonesia. Kreatifitas kita menggalakkan sektor
informal menjadi sebuah keharusan. Jangan hanya puas telah mampu menafkahi
anak dan istri. Atau jangan langsung duduk santai setelah dapat makan dan
minum hari ini. Tapi sebagai muslim kita memiliki kewajiban membawa umat
ini jauh dari rasa lapar, kehausan, kebodohan, keterbelakangan, kehinaan
dan keterpurukan Sebagaimana yang telah dicontohkan ummul mukminin,  yaitu
Khadijah yang mengorbankan hartanya untuk dakwah rasulullah.

Kemiskinan, kefakiran dapat mendekatkan kita kepada kekufuran. Sebagai mana
yang kini sedang dipertontonkan penguasa. Kemiskinan yang melilit negeri
nan elok ini membawa pemimpin kita menggadaikan kedaulatan dan wibawa
negara, tidak memiliki power karena diketiaki oleh mereka yang oleh Allah
sedang di amanahi kekuatan besar, tapi mereka sombong.

Mari kita galang kekuatan ekonomi, jangan lelah berjuang, walaupun seperak
dua perak, sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit. Sebagai hamba yang
mengabdi untuk Allah, sebagai anak yang dilahirkan di negri ini, saya
merindukan sebuah kondisi dimana kita semua saling mencintai, tidak ada
kemiskinan, tidak ada kebodohan, tidak ada kelaparan, tidak ada caci maki,
tidak ada kekerasan, tidak ada penindasan, tidak ada buruk sangka apalagi
dendam kesumat yang tidak berujung?.












__________________________________________________________
Outgrown your current e-mail service? Get 25MB Storage, POP3 Access,
Advanced Spam protection with LYCOS MAIL PLUS.
http://login.mail.lycos.com/brandPage.shtml?pageId=plus&ref=lmtplus

RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe,
anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini.

Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di:
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3
===============================================




RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
==============================================Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR 
ketika subscribe,
anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini.

Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: 
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3
==============================================

Kirim email ke