----- Original Message -----
From: "Basri Hasan" <titik@-----------
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Saturday, November 16, 2002 8:25 PM
Subject: RE: [RantauNet.Com] Perna Selamatkan ''Wajah'' Ramadhan di Sumbar


> Media massa dalam dan luar negeri memperlihatkan foto-foto tersangka
> Amrozi yang tersenyum bersama Kapolri dan para beberapa polisi lainnya.
>
> = "Bangsa yang kerdil adalah bangsa yg tersenyum bersama tersangka
> teroris"
> = Mungkin Kapolrinya salah menerapkan dan membuktikan secara salah bahwa
> bangsa Indonesia adalah bangsa yang ramah tamah dan murah senyum.
> Sampai2 bersama tersangka teroris yg membunuh 185 jiwa sekaligus pun
> obral senyum.
> = Bangsa ini benar2 semakin hancur moralnya di mata dunia internasioial.
>

----- Original Message -----
From: "H. M. Nur Abdurrahman"
Sent: Sunday, November 17, 2002 2:46 AM

550. Jama'ah Islamiyah

Firman Allah SWT:
W'ATSHMWA BHBL ALLH JMY'AA WLA TFRQWA (S. AL'AMRAN, 103), dibaca:
wa'tashimu- bihabli Lla-hi jami-'aw wa la- tafarrqu- (s. ali'imra-n),
artinya: dan berpegang tegulah kamu pada tali Allah (Syari'at Islam) dan
janganlah berfirqah-firqah (bercerai-berai) (3:103).

YAYHA ALDZYN AMNWA KHDZWA KHDZRKM FANFRWA TSBAT AW ANFRWA JMY'AA (S. ALNSAa,
71), dibaca: Ya-ayyuhal ladzi-na a-manu- khudzu- khidzrakum fanfiru-
tsuba-tin awinfiru- jami-'an (s. annisa-') Hai orang-orang yang beriman
waspadalah kamu dan dan keluarlah kamu dengan berpasukan-pasukan atau
keluarlah secara berjama'ah (4:71).

Dalam pengertian ini, seluruh umat Islam adalah Jama'ah Islamiyah (JI).
Namun, nama JI itu kini telah terkontaminasi dengan pengertian yang amat
negatif. Pasalnya, Mahathir di Malaysia mengisukan "sosok" JL ini adalah
sebuah jaringan terrorist. Indonesiapun ikut menyanyi menopang "sosok
ciptaan" Mahathir tersebut untuk dilantik oleh PBB dalam wujud Resolusi PBB
No 1390 Tahun 2002 yang menetapkan JI sebagai organisasi teroris
internasional, pada hari Jumat, 25 Oktober 2002. Karena itu, pencantuman JI
ke dalam daftar organisasi teroris versi AS dan PBB, baik secara langsung
maupun tidak, amat memojokkan umat Islam karena menimbulkan citra buruk
(character assassination) bagi umat Islam yang memperjuangkan tegaknya
Syari'at Islam di Indonesia ini melalui koridor konstitusi, seperti yang
diperjuangkan oleh umat Islam Sulawesi Selatan dalam keputusan Kongres Ummat
Islam Sulawesi Selatan ke-2 di Sudiang (yang dihadiri oleh Wapres), yaitu
memperjuangkan "rumah politik" berupa otonomi khusus berlakunya Syari'at
Islam, sebagaimana telah ditempuh secara konstitusional terbentuknya Nanggro
Aceh Darussalam. Yang dalam kongres tersebut telah pula ditetapkan bahwa
kalau Aceh adalh serambi Makkah, maka Sulawesi Selatan adalah Serambi
Madinah.
***

Rupanya sosok JL made in Mahathir ini menjadi semacam kebutuhan baik di
dalam maupun di luar negeri. Kita ambil saja masing-masing satu contoh di
dalam dan di luar negeri.

Contoh di Indonesia:
 Tulisan Djohan Effendi, Ketua Umum Indonesian Conference on Religion and
Peace (ICRP), Jamaah Islamiyah dan Abdullah Sungkar (Kompas, 7/11). Missi
tulisan itu berusaha memunculkan profil Abdullah Sungkar sebagai yang telah
menkonfirmasi adanya Jamaah Islamiyah (JI) melalui wawancaranya di majalah
Nidaul Islam (Februari-Maret 1997). Hal itu lalu dikonfrontir dengan
bantahan Abu Bakar Ba'asyir tentang keterlibatannya dalam apa yang disebut
JI. Pada kesimpulan, para pembaca diharapkan mengajukan pertanyaan, Siapa
yang benar? Almarhum Abdullah Sungkar atau Abu Bakar Ba'asyir?  Dalam
timbangan lain, Djohan Effendi mempertaruhkan samada kebenaran Mahathir
Muhammad yang menuduh Ba'asyir sebagai pemimpin spiritual JI dan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang memasukkan JI ke daftar organisasi
teroris atau bantahan Ba'asyir. Semua itu dikemas dalam tulisan yang amat
halus tetapi bisa menyihir akal sehat. Djohan Effendi adalah salah seorang
tokoh JIL. Jangan salah kiprah, Jl di sini bukan Jamaah Islamiyah melainkan
Jaringan Islam dan L adalah Liberal). JIL ini adalah sebuah jaringan dengan
paradigma teologi sekularisme, yang sangat sengit menentang gerakan di
Indonesia yang ingin menegakkan Syari'at Islam secara konstitusional. Maka
demikianlah JIL memanfaatkan JI made in Mahathir ini untuk mengcounter
golongan yang mereka cap sebagai Isfun, Islam Fundamentalis (baca: golongan
di Indonesia yang bercita-cita menegakaan Syari'at Islam secara
konstitusional dengan metode kultural dan struktural).

Contoh di Australia:
Awal November, situs resmi militer Australia (ARMY: The Soldier' Newspaper)
memuat sebuah laporan yang amat menarik. Di situ disebutkan bahwa saat
Tragedi Bali 12 Oktober terjadi sejumlah tentara Australia ada di tempat
kejadian perkara (TKP). Salah seorang di antaranya bahkan menyaksikan
bagaimana detik-detik malapetaka itu terjadi. Kapten Rodney Cox, tulis
reporter ARMY, Jonathan Garland, berdiri pada jarak kurang dari 50 meter
dari pusat ledakan di Sari Club, Legian, Kuta. Dia sadar ledakan kedua
berasal dari bom nonkonvensional.

Laporan yang disusun oleh Kapten Jonathan Garland, wartawan koran resmi
Angkatan Bersenjata Australia, rupanya telah membuat keki pemerintah dan
petinggi militer di Australia. Mereka khawatir kesaksian itu menjadi blunder
bagi Australia di masa depan. Maka laporan dan ''kesaksian'' penting itu
kemudian dihapus dari situs ARMY.  Tetapi, penghapusan itu rupanya
terlambat. Banyak orang telanjur membacanya. Beberapa pengamat, antara lain
Joe Vialls, malah telah menyimpannya sebagai dokumen arsip. Kasus
penghapusan laporan ini pun konon menjadi bahan perdebatan di Kabinet
Howard. Agar tidak menimbulkan kecurigaan lebih jauh, diputuskan untuk
merestorasi laporan. Maka laporan itu kembali dimunculkan dengan sedikit
perubahan, yaitu dengan menghapus kalimat ''ada selang waktu 10 detik antara
ledakan di Paddy's Bar dengan ledakan mikronuklir''.

Untuk mengalihkan perhatian publik, intelijen Australia (ASIO) bersama
polisi federal kemudian melakukan aksi penggeledahan dan penggrebekan
terhadap sejumlah warga Indonesia di Canberra, Perth, dan Sydney. Dengan
dalih mencari teroris Alqaidah dan Jemaah Islamiah, kelompok bersenjata
telah melakukan razia terhadap warga Muslim di Australia.

Maka demikianlah JL dibutuhkan oleh ASIO untuk sebagai "penghapus malu"
karena keterlanjuran adanya di dalam laporan mengenai "ledakan
mikronuklir''. Mengapa itu dihapus? Itu blunder bagi Australia, sebab
bagaimana mungkin Amrozi dkk dapat merakit bom mikronuklir. WaLlahu a'lamu
bisshawab.


Makassar, 17 November 2002
[H.Muh.Nur Abdurrahman]



RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe,
anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini.

Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: 
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3
===============================================

Kirim email ke