Assalamu'alaikum w w
Ma'af juga,
Mungkin ambo kapatang talampau emosi,manuruik
panadapek ambo,kalau tulisan sarupo itu ditujukan untuak dakwah,maajak
dunsanak kito nan taguliciak ka jalan nan batua manuruik Qur'an &
Hadist,ambo sarankan caro sarupo iko jan dipakai.
Tulisannyo talampau radikal & cenderung
menghujat.Mungkin agak seketek dipahaluih supayo manyantuah & manyajuakkan
hati.
Tantang siapo nan manulih,nan mangirim tatap
batangguang jawab.
Wassalam,
----- Original Message -----
Sent: Wednesday, November 27, 2002 2:21
PM
Subject: Re: [RantauNet.Com] :
Mutiara
Sorry Saudara Aldy,
Ini yang anda maksud,saya yang
menggirim atau yang menggarang naskah ini.....? hati2 kalau ngomong ini
bulan puasa.
mungkin ini memang salah saya,memforward sesuatu tampa
menseleksinya dulu.
At 01:58 PM 11/27/02, Aldy wrote:
Kayaknya nih orang lagi
sakit & mati rasa
----- Original Message ----- From:
Arlinda To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, November 15, 2002 7:26 PM Subject:
[RantauNet.Com] : Mutiara
Tabarruj - Memamerkan
Aurat Sumber: Ni'mah Rasyid Ridha, bit tasharruf asy syadid
waz ziyadah.
Bila seorang wanita tidak memakai penutup
kepala maka ia telah bertabarruj. Bila ia membiarkan lengan tangannya
tidak terbungkus kain maka ia telah bertabarruj. Bila ia mempertontonkan
betisnya dinikmati orang maka ia telah bertabarruj. Apatah lagi jika
aurat wanita itu malah dilombakan. Kontes bibir indah, leher indah,
betis indah, rambut indah dsb. Semua itu tak syak lagi, termasuk
tabarruj. Pendeknya, tabarruj, sebagaimana dikatakan Imam Al Bukhari
adalah perbuatan wanita yang memamerkan segala kecantikan yang
dimilikinya.
Tabarruj diambil dari akar kata al buruj yang
berarti bangunan benteng, istana atau menara yang menjulang tinggi.
Wanita yang bertabarruj berarti wanita yang menampakkan tinggi-tinggi
kecantikannya, sebagaimana benteng atau istana atau menara yang
menjulang tinggi-tinggi.
Tabarruj adalah perbuatan nista yang
tegas-tegas diharamkan Allah. Allah berfirman: "Katakan lah kepada
wanita-wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan
memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,
kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kerudung kedadanya dan janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah
suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami
mereka, atau saudara saudara mereka, atau putera-putera saudara-saudara
perempuan mereka." (An Nur; 31)
Tidak Tahu Malu. Wanita
yang bertabarruj kurang lebih sama dengan orang yang menawarkan
kecantikannya untuk dinikmati orang lain. Ia menja jakannya di
jalan-jalan, di pasar-pasar dan di berbagai tempat pertemuan. Laksana
seorang penjual gula-gula yang menghiasi barang dagangannya dengan
warna-warni yang menarik dan kertas-kertas yang mengkilat, sehingga
mengundang perhatian dan membangkitkan selera.
Demikianlah,
wanita yang bertabarruj biasanya memoles bibirnya dengan lipstik,
memakai parfum yang wanginya menyengat hidung, mengenakan pakaian
warna-warni, ketat dan pendek, jalannyapun melenggak-lenggok. Bila
berbicara suaranya dibuat mendesah agar bisa memikat dan menyihir
laki-laki. Lisanul hal (fakta diri wanita) itu seakan berkata kepada
setiap laki-laki yang ditemuinya: "Tidakkah kau pandang kecantikanku ini
? Apakah ada yang senang berkencan dan bersetubuh denganku ?" Duhai,
sebegitu rendahkah harga wanita? Sebegitu tebalkah kegelapan menyelimuti
hatinya sehingga tak sebersitpun punya rasa malu bahkan malah bangga
dengan kemaksiat annya? Sebegitu kuatkah wanita menahan perasaannya,
padahal konon wanita adalah makhluk paling perasa? Sebegitu kokohkah
jiwanya sehingga tak merasa risi ketika sorot nanar mata setiap lelaki
singa menghunjam lekat pada tubuhnya ingin menerkam dirinya? Atau malah
mera sa ni'mat dengan nya? Na'udzu-billah. Nabi bersabda: "Jika memang
tak tahu malu, lakukanlah setiap apa yang kamu mau", demikian kemurkaan
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Kecantikan Sejati.
Biasanya, yang memotivasi wanita bersolek dan berhias adalah agar
dirinya dikatakan dan dipandang cantik oleh laki-laki sehingga tertarik
padanya. Maka, untuk mengejar target cantik ini wanita terkadang rela
mengorbankan segalanya, bahkan hingga reputasinya sebagai wanita
muslimah yang terhormat.
Di sini, banyak wanita yang lupa
tentang kecantikan sejati. Mereka mati-matian membentuk dan mengolesi
setiap anggota tubuhnya dengan bahan kosmetika. Benarkah dengan demikian
mereka menjadi cantik? Tidak, tetapi malah sebaliknya. Bibir basah yang
diolesi lipstik merah menyala adalah seperti anjing yang baru menjilat
darah mengalir. Pipi kemerah-merahan dan alis yang berbentuk bulan sabit
mengingatkan kita pada alis-alis setan yang digambarkan dalam berbagai
dongeng. Kuku yang dicat merah, seperti kuku binatang pemakan daging
yang tercelup oleh darah binatang mangsanya. Sedang melakukan telanjang
dada, lengan, betis, buah dada membuat lelaki sulit membedakan antara
dirinya dengan seorang pelacur.
Mengapa manusia memperburuk
diri? Segala sesuatu yang melewati batas akan menjadi sebaliknya.
Kecantikan yang hakiki adalah karya Allah, Dzat yang mencipta segala
sesuatu secara cermat dan sempurna.
Seorang pelukis yang piawai
adalah yang mampu meniru kecermatan ciptaan Allah. Dia mencoba
memperhatikan unsur-unsur alaminya dari segala sudut secara sempurna.
Kalau sampai dia berle bihan, atau mengubah salah satu warna atau
menempatkan satu bagian tidak pada tempatnya maka akan berantakanlah
pekerjaannya.
Demikian pula wanita. Sudah berapa banyak wanita
yang mengotori kecantikannya dengan bersolek secara berlebih-lebihan?
Sudah berapa banyak wanita yang menjadi korban alat-alat kosmetika,
ingin mempercantik diri tapi malah menjadi tertawaan orang?
Kecantikan yang sesungguhnya adalah kecantikan alami. Warna
merah rona wanita yang timbul dari rasa malu, jauh lebih indah dan tak
tertandingi oleh warna merah kosmetik yang terbaik sekalipun.
Bagaimanapun juga, tangan manusia tidak akan mampu meniru kecantikan
yang dicip takan oleh Allah.
Daya Tarik Wanita. Sebagian
wanita mengira kecantikan adalah daya tarik satu-satunya yang bisa
menawan setiap lelaki. Karena itu, seharian yang diurusnya adalah
bagaimana bisa tampil cantik dan memamerkan keindahan tubuhnya. Benar,
dengan penampilannya yang cantik dan erotis ia akan bisa memikat banyak
laki-laki. Tetapi keterpikatan itu bukan untuk sesuatu yang suci.
Sebaliknya, untuk tenggelam bersama wanita tersebut dalam syahwat
dan lumpur dosa. Selanjutnya sikap demikian itu akan menjadi bumerang
bagi wanita itu sendiri. Karena yang hampir pasti dilakukan laki-laki
itu adalah seperti dikatakan pepatah "habis manis sepah dibuang".
Di samping, adakah laki-laki yang mau 'barang' bekas? Para
lelaki akan beranggapan, jika wanita itu dengan mudahnya melanggar
perintah Allah dengan bertabarruj maka tak menutup kemung kinan ia juga
berani melakukan yang lebih jauh dari itu. Akibatnya, tak seorang
lelakipun yang menyuntingnya sebagai isteri. Bahkan lelaki seburuk
apapun akhlaknya, ia akan lebih memilih wanita yang suci dan terhormat
daripada wanita yang tiap hari sudah 'dicicipi' oleh semua mata dan
syahwat.
Identitas Wanita Suci dan Terhormat. Allah
berfirman:"Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuan-mu dan isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka mengulur
kan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu..."(Al
Ahzab: 59) Sebelum turunnya ayat ini, sebelum dikenal nya WC, para
wanita muslimah seperti yang lain juga buang hajat di padang terbuka.
Sebagian orang mengira kalau dia adalah budak. Ketika diganggu, wanita
muslimah itu berteriak lalu laki-laki itu pun kabur. Kemudian mereka
mengadukan peristiwa tersebut kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam
sehingga turunlah ayat di atas.
Hal ini menegaskan, wanita yang
memamerkan auratnya dan mempertontonkan kecantikan dan kemolekan
tubuhnya lebih berpotensi menjadi korban pelecehan seksual bahkan
perkosaan. Sebab dengan begitu, ia telah membangkitkan nafsu seksual
laki-laki.
Adapun wanita muslimah, ia senantiasa berjilbab,
membungkus dan menyembunyikan kecantikan dan perhiasannya. Tidak ada
yang kelihatan dari padanya selain telapak tangan dan wajah menurut
suatu pendapat. dan pendapat lain mengatakan, tidak boleh terlihat dari
diri wanita tersebut selain matanya saja.
Allah mensyariatkan
jilbab agar menjadi benteng bagi wanita dari gangguan orang lain. Jilbab
adalah lambang ketakwaan dan Islam. jilbab adalah bukti masih
adanya rasa malu. jilbab adalah pagar kehormatan dan kesucian. dan ia
pula merupakan identitas wanita suci dan terhormat.
Termasuk tanggung jawab Laki-laki. Pelaku tabarruj tentu wanita.
namun itu bukan berarti laki-laki lepas tanggung jawab daripadanya.
sebab, dampak buruk tabarruj tak saja bagi wanita yang bersangkutan,
tetapi juga segenap masyarakat.
Bahkan kalau secara jujur
diakui, sumber bencana tabarruj ini adalah kaum laki-laki yang tidak
becus memikul tanggung jawab sebagai pemimpin wanita. dan itu timbul
karena kebodohannya atau pura-pura bodoh. padahal mereka dituntut untuk
menjaga wanita baik selaku ayah, suami atau saudara sebagaimana Rasul
Shallallahu Alaihi wasallam bersabda "masing-masing kamu adalah
pemimpin, dan setiap kamu bertanggung jawab atas kepemim pinannya." (HR.
Al Bukhari dan Muslim)
Mereka diperintahkan memperhatikan dan
mendidik akhlak, agama, kepentingan dunia dan akherat wanita. dan itu
salah satu tugas kepemimpinan laki-laki atas wanita, sebagaimana
firman Allah: "kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita." (An
Nisa': 34) wanita yang rusak di antaranya karena didorong dan
diberi peluang oleh ayah atau suami yang juga rusak dan tidak mengenal
Allah.
Betapa banyak anak wanita yang sengsara dan celaka karena
disesatkan oleh ayahnya sendiri, sehingga dia tidak mengenal agama dan
tidak mengenal rasa malu. Berapa banyak anak wanita yang merana hidupnya
karena ayahnya lemah kemauan dan menjadi budak nafsunya sendiri. dia
hanya kenal Islam dan Iman kepada Allah dan KitabNya. Dia hanya sekedar
shalat, puasa dan membaca Al Qur'an, tetapi tidak menyuruh yang baik dan
mencegah yang mungkar. Buktinya dia sangat mendukung tabarruj dan
membenci jilbab. Jilbab dianggapnya belenggu yang
menghalangi kebebasan puterinya mempertontonkan kecanti kan dan
kemolekan tubuhnya. Konon, yang demikian itu ia lakukan karena rasa
cinta dan kasihan kepada puterinya agar bisa menikmati kehidupan
remajanya. lalu, sesudah agak besar, sang ayah melemparkannya ke dalam
pelukan seorang suami yang sama bejatnya. sang suami dan sang ayah
sepakat untuk menyesatkan. dalam gandengan ayah dan suaminya dia menuju
ke Neraka Jahim.
Apakah itu cinta jika anda menyodorkan puteri
Anda menjadi sasaran murka dan siksaan Allah? Mengapa Anda tidak
selamatkan puteri Anda dari cengkeraman setan? Sesungguhnya Anda dan
kita semua orang beriman wajib merealisasikan seruan Allah: "Wahai
orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu." (At Tahrim: 6)
|