Assalamualaikum,

Pak Ridwan, terima kasih atas penjelasannya. Menggembirakan sekali membaca tampaknya executive mulai tanggap terhadap aspirasi arus bawah.

Dan, memang, sebaiknya kalau sudah bicara ttg MI, semua atribut apakah itu YIB, LKPM, Rantaunet, Gebu Minang dll. hendaknya di lepas. Bicara ttg MI, ya MI saja, tidak perlu atribut aneh-aneh lainnya.

Saya mengerti ttg apa yang anda maksud dengan strong vision. Tidak bermaksud menggurui tapi kelihatannya setiap orang tidak akan menolak visi 25 tahun atau 100 tahun atau 200 tahun karena semua pasti berharap bahwa MI bisa bertahan sampai 1000 tahun atau lebih.  

Yang menjadi masalah memang actionnya: kapan?  Saya barusan search arsip diskusi ini dan ketemu rencana 5 tahunan MI. Kalau waktu adalah aset yang sangat berharga sebab begitu berlalu tidak akan kita peroleh kembali , apakah sebaiknya executive MI tidak mulai membuat rencana 6 bulan dan satu tahunan? Kalau itu harus dibuat, kira-kira dimana kendalanya?

Tolong jawab ya, Pak? Terima kasih.

Wassalam,

--GM--

ps. email ini sengaja saya cc-kan ke rantaunet, surau dan minangnet untuk meng-update informasi Doens yang kebetulan belum gabung dengan [EMAIL PROTECTED]

 

----- Original Message -----
From: RmRisan
Sent: Monday, January 20, 2003 1:00 PM
Subject: [RN-Ekonomi] Komentar: MI - Vision dan Action

Assalamualaikum Wr. Wb.,
 
Alhamdulillah kita semua dapat menyatukan kembali pandangan untuk membangun dan membesarkan MI. Sebelumnya kita terpecah antara Vision dan Action, mana yang akan kita kerjakan duluan. Tanpa terlalu panjang membahasnya kembali saya hanya akan menyampaikan bahwa kita perlu segera melaksanakannya secara bersama.
 
Tanpa harus memposisikan apakah saya berada di LKPM atau di media RN, sepertinya LKPM mementingkan jelasnya Vision dahulu, sedangkan rekan-rekan di RN memandang perlu agar segera bergerak membuat Action.

Konsep membangkik batang nan tarandam adalah suatu visi besar, makanya objectives nya dibuat untuk jangka waktu 25 tahun. Waktu 25 tahun terlalu panjang bagi orang banyak, bagi yang mengamati dan bagi yang melaksanakan akan sulit untuk melakukannya tanpa jelas time table nya. Bagi yang berharap untuk dapat menentukan apakah ikut atau tidak dengan program, membutuhkan tolok ukur yang dapat memberikan indikasi apakah program ini baik dan workable atau tidak.

ORBA pun pernah membuat program 25 tahun membangun RI. Tetapi tidak semuanya barhasil, banyak juga yang gagal. MI tidak sebesar ORBA dan MI tidak juga membangun seluas Nusantara. Kita tidak memiliki "power" seperti yang mereka miliki tetapi objectives kitapun tidak besar mereka yang mengurusi apa saja untuk semuanya.

ORBA waktu itu membutuhkan waktu (mungkin 3-5 tahun) untuk bisa berhasil menunjukkan kepada masyarakat banyak kemana arah pembangunannya, sehingga banyak orang mulai percaya dan mulai banyak orang bersedia untuk ikut dan berpartisipasi.

Mudah-mudahan dalam waktu dekat, para executives MI bisa juga memperlihatkan kemana arah pengembangannya dan bisa dipercaya oleh orang banyak yang akan mau menjadi anggota. Sehingga konsep yang telah dilempar kepada khalayak dapat dinilai sebagai suatu program yang jelas, suatu Vision yang dibarengi dengan Action.

Sekian dulu komentar dari saya, mohon maaf apabila ada yang keliru atau kurang sesuai.

Wassalam, Ridwan M. Risan

Kirim email ke