Assalamualaikum,

Dunsanak Rahmat, selamat karena anda dapat barokah dari Allah   dengan dihadirkannya 
seorang anak berbakat ditengah keluarga Anda. Saya dapat artikel dibawah dari 
GloriaNet, (well, komunitas yang bukan bagian dari kita tentunya), tapi setelah baca 
artikel ini mungkin Dunsanak bisa dapat ilham dari artikel ini akan diapakan sianak 
berbakat ini selanjutnya. Saya Tidak yakin apakah pemerintah RI mau repot2 seperti 
pemerintah AS untuk mengadopsi si anak menjadi anak negara, tapi menurut saya, tidak 
ada salahnya jika barokah Dunsanak ini diekspose melalui media. Tapi dunsanak memang 
harus ekstra hati-hati melindungi si buah hati, sebab dengan diketahui umum, 
kemungkinan akan banyak pihak-pihak tertentu yang akan menghubungi dunsanak. Hal ini 
tidak tertutup kemungkinan juga akan merampas hak anak untuk untuk tumbuh sebagai 
seorang anak normal. 


Ada lagi sebuah link (masih punya orang Kristen), tapi mengambil hikmah dari manapun 
tidak dilarang dalam agama kita kan? Silahkan klik artikel ini: 
http://www1.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/berita/200201/percepat.pdf


Wassalam,

--GM--



Dunia Anak: Perhatian terhadap Anak Berbakat

      GloriaNet - Ada berita ringan dari mancanegara yang disiarkan dalam program 
Cakrawala Dunia, akhir pekan lalu membuat jutaan pemirsa terkagum-kagum. Pasalnya, 
dalam berita itu diinformasikan mengenai seorang bocah berumur lima tahun, Michael 
asal Atlanta, Amerika Serikat dianugerahi IQ sangat luar biasa.

      Sayangkan, umur tiga tahun si bocah sudah bisa membaca dan menulis. Sejumlah 
bacaan dan literatur ilmiah, berita koran dan teknologi informasi dilalap habis setiap 
harinya. Orangtua Michael sempat cemas dengan kecanggihan otak anaknya itu. 
Perilakunya sangat berbeda dengan anak sebayanya. Setiap hari hanya diisi dengan 
membaca, menulis, dan membuka mesin komputer sang ayah yang menjadi akuntan publik.

      Umur empat tahun sudah bisa tiga bahasa dunia, Jerman, Prancis dan Spanyol. 
Ketika dimasukkan pendidikan dasar, SLTP dan SMU seluruh guru dan temannya dibuat 
terheran-heran dengan kecerdasan Michael. 

      Seluruh soal hitungan matematika, fisika, dan kimia selalu berhasil diselesaikan 
dalam waktu singkat. Akhirnya, kepala sekolah SMU di dekat rumahnya merekomendasikan 
murid ajaib itu untuk langsung masuk perguruan tinggi. Kehadiran anak jenius itu 
kemudian menjadi pembicaraan, dan media massa segera membuat profil Michael untuk 
dipublikasikan.

      Mendengar berita itu pemerintah Amerika Serikat lewat lembaga yang mengurusi dan 
memberi peluang kepada anak berbakat langsung mencari Michael dan orangtuanya. Michael 
pun akhirnya dinyatakan sebagai anak negara. 

      Saat ini, pemerintah Amerika berhasil memasukkan bocah ajaib itu ke MIT 
mengambil disiplin ilmu fisika. Di kampus yang adalah ITB-nya Amerika itu, Michael 
mendapat tempat untuk berkreativitas sesuai dengan kemampuan otaknya. Dalam layar Tv 
Michael tampak tengah berdialog dengan Profesor mengenai soal fisika yang dihadapinya. 

      "Saya yakin dalam umur 10 tahun dia akan mendapat nobel,'' ujar sang Professor. 

      Bagaimana dengan nasib anak berbakat di Indonesia? Harus diakui, perhatian 
pemerintah terhadap anak berbakat masih sangat kurang. Belum ada lembaga yang secara 
khusus menaruh perhatian kepada anak berbakat dengan tugas mencari, mengumpulkan, dan 
memperlakukannya secara khusus. Padahal anak semacam itu bisa menjadi asset bangsa 
yang sangat berharga.

      Menurut guru besar IKIP Jakarta, Prof Dr Conny Semiawan dirinya yakin banyak 
anak berbakat atau jenius yang diberi anugerah Tuhan kemampuan otak melebihi manusia 
normal di Indonesia. Hanya saja mereka tidak dimanfaatkan dan dicari untuk dapat 
dibentuk menjadi manusia Indonesia unggul. Perhatian pemerintah terhadap mereka sangat 
lemah. 

      Ibu Conny sempat membentuk lembaga pendidikan khusus anak berbakat, dan ternyata 
berhasil membuat anak-anak itu menjadi manusia berilmu, beriman dan bermoral. Sayang, 
karena terbentur masalah dana, proyek anak berbakat itu tidak dilanjutkan. 

      Di masa lalu dunia pendidikan dasar dan menengah masih memberikan kesempatan 
kepada siswa berbakat di sekolah untuk dapat naik dua kelas jika memang dinilai mampu. 
Misalnya dari kelas dua langsung empat atau tiga langsung ke lima. Tentu dengan 
pertimbangan akademis dan tes kemampuan. Cara itu merupakan kesempatan bagi anak 
berbakat untuk terus berkembang.

      Ternyata, program tersebut tidak lagi diperbolehkan. Anak berbakat belajar 
menjadi satu dengan anak normal. Akhirnya mereka menjadi malas, karena tanpa belajar 
pun mereka berkemampuan sama dengan anak normal. Karena tidak pernah diasah lagi 
mereka menjadi malas bekerja keras dan belajar.

      Program pendidikan bagi anak berbakat, kata Conny, harus dilakukan dengan 
mendekatkan siswa dengan realitas kehidupan masyarakat. Siswa harus dibentuk 
kepeduliannya terhadap masalah di sekitarnya, baik masalah ekonomi, sosial, politik 
dan lingkungan. 

      Dengan kata lain kedekatan siswa dengan realitas masyarakat dapat membentuk 
sekolah unggulan dan siswa unggul. 

      Mendekatkan siswa dengan realita kehidupan masyarakat akan mengenalkan siswa 
kepada fenomena di masyarakat, sehingga siswa dapat mengkaji dan menganalisisnya 
secara keilmuan. 

      Keberhasilan siswa berbakat dan sekolah unggul bukan ditandai dari seragamnya, 
bukan ditandai apakah berdoa sebelum dan sesudahnya, bukan ditandai gurunya, romo atau 
suster, bukan ditandai gedungnya mesti bagus dan bayarannya mahal, bukan juga 
seringnya memanggil orangtua murid. Tetapi, bagaimana siswanya. 

      Proses untuk membentuk sekolah unggulan, pertama adalah mempersiapkan dan 
membekali siswa-siswi dengan ilmu yang ada dalam kelas. Untuk memahami realitas 
permasalahan masyarakat tentunya dilakukan dengan mendekatkan siswa dengan masyarakat 
di sekelilingnya. 

      Di samping mendekatkan siswa dengan realitas yang ada dalam masyarakat, 
menumbuhkan mental kemandirian, penanaman rasa percaya diri dan mengembangkan sikap 
persaudaraan harus menjadi bagian para siswa. 

      Itu semua menjadi buah kemandirian pada siswa-siswi sekolah Katolik yang kerap 
dianggap unggulan, dengan kata lain penanaman nilai percaya diri serta persaudaraan 
sangat dekat dengan sekolah unggulan.

      Lemahnya Program
      Guru Besar Psikologi UI, Prof Dr Utami Munandar menegaskan kondisi anak dan 
remaja berbakat di sekolah sebagai hasil pendidikan melalui jalur sekolah biasa, belum 
menunjukkan kualitas yang memenuhi tuntutan kebutuhan pada era global. 

      Itu terjadi karena proses pembelajaran siswa di sekolah masih belum sepenuhnya 
efektif dan banyak memiliki keterbatasan serta kelemahan, baik menyangkut aspek 
sarana, prasarana, maupun sistem manajemen pendidikan.

      Dunia pendidikan perlu menyadari bahwa Departemen Pendidikan nasional dalam hal 
ini selaku penyelenggara pendidikan dasar dan menengah menghadapi permasalahan yang 
sangat kompleks serta memiliki keterbatasan sumber daya, terutama dalam hal anggaran 
pendidikan. Sehingga, pendidikan khusus anak berbakat tidak kunjung terbentuk.

      Keberhasilan pendidikan anak berbakat, akan sangat bergantung kepada peran serta 
orangtua di dalam proses pembelajaran siswa di sekolah maupun kesesuaiannya dengan 
pendidikan dalam keluarga. Orangtua jangan melihat sekolah seperti bengkel yang dapat 
mereparasi mental, spiritual, etika, dan iptek anak.

      Menyadari bahwa kualitas pendidikan nasional, khususnya pendidikan dasar dan 
menengah belum memenuhi tuntutan kebutuhan, serta keprihatinan orangtua terhadap 
permasalahan perilaku sosial anak dan remaja sekolah, diimbau agar orangtua dapat 
menyatukan persepsi, tekad, dan upaya guna ikut serta meningkatkan kualitas pendidikan 
sekolah, khususnya pendidikan dasar dan menengah melalui organisasi orangtua murid.

      Keterlibatan orangtua dalam pendidikan anak berbakat di sekolah dalam bentuk 
kerja sama dengan sekolah adalah sangat esensial, agar bersama-sama diupayakan dapat 
memberikan pengalaman pendidikan yang bermakna kepada anak berbakat sesuai dengan 
bakat, minat dan kemampuannya sehingga mencapai keberhasilan dan kepuasan. 

      Adanya kerja sama antara sekolah dan keluarga mempunyai banyak manfaat, baik 
bagi sekolah, orangtua, dan anak itu sendiri yang pada akhirnya dapat membantu 
memberikan dukungan dan interaksi orangtua dan anak. Orangtua dapat melakukan banyak 
hal di rumah dan di sekolah untuk membantu anak berhasil di sekolah.

      Namun, sering kali orangtua kurang menyadari bahwa mereka juga dapat berbuat 
banyak di sekolah agar pendidikan atau pengajaran dapat dilakukan seefektif mungkin. 

      Melalui kerja sama sekolah dan orangtua diharapkan dapat meningkatkan kemampuan 
orangtua untuk mendidik anak baik dalam perkembangan fisik, emosional, dan 
intelektual, sehingga anak dapat bertumbuh serta berkembang secara sehat, aman dan 
berhasil. (GCM/SP) 
      ______________________________________

      Arsip Dunia Anak
     

--------------------------------------------------------------------------------


Dikembangkan Oleh Gloria Cyber Ministries
© Copyright 2000-2003.
All rights reserved.





RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
==============================================Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR 
ketika subscribe,
anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini.

Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: 
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3
==============================================

Kirim email ke