Senin, 30 Juni 2003 9:20:00
Memperihatinkan Pornografi Sudah Merebak di Desa-desa di Sumbar
http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=130132&kat_id=23

Padang-RoL-- Gambar-gambar porno yang ditayangkan melalui VCD porno, majalah dan 
stensilan cabul serta pornoaksi yang ditampilkan oleh penyanyi orgen tunggal dengan 
berpakaian seronok dalam kegiatan perhelatan kini sudah menyebar hingga ke desa-desa 
di Sumbar.

Kepala Biro Pemberdayaan Perempuan (PP) Sumbar Dra Marnis Nurut di Padang, baru-baru 
ini, mengatakan kenyataan tersebut makin memprihatinkan karena nilai-nilai kehidupan 
di masyarakat telah mengalami pergeseran. "Nilai-nilai ini dikhawatirkan akan hilang 
karena dampak globalisasi dan teknologi serta kemajuan informasi telah mempengaruhi 
cara berpikir dan prilaku generasi muda sehingga mereka tidak lagi bisa memisahkan 
yang pantas dan tidak pantas, yang berdosa atau tidak berdosa," katanya. Ia 
mengatakan, anak remaja bebas bermain di internet melihat gambar-gambar porno, 
menonton VCD porno karena VCD tersebut bebas diperjualbelikan.

Bahkan mereka bergoyang diatas pentas dengan pakaian seronok dan menampakkan aurat 
sehingga menimbulkan nafsu syahwat terhadap kaum laki-laki, makin sulit diberantas 
karena orang tua mereka tidak mampu melarangnya. "Hal ini terjadi akibat belum satupun 
UU yang mengaturnya sehingga individu tidak gampang dituntut dan dipersalahkan kalau 
mereka telah merusak mental generasi muda, karenanya orang tua, ninik mamak dan alim 
ulama perlu lebih tegas dan meningkatkan pengawasan terhadap anak mereka," katanya.

Pengawasan penting lainnya adalah mengecek anak-anak pergi belajar kelompok karena 
dikhawatirkan mereka juga memiliki bacaan-bacaan cabul dan porno yang diberikan secara 
gratis oleh teman-temannya. Menghidupkan ajaran kembali ke Surau sangat diperlukan 
karena Surau merupakan sarana yang efektif dalam membina mental, membentuk akhlak dan 
moral generasi muda, tambahnya. Perda Nagari Ketua I LKAAM Sumbar Achmad Hosen Dt 
Pintu Basa mengatakan sudah saatnya pemkab dan pemko membuat peraturan nagari tentang 
penanganan masalah pornografi yang kini kasusnya makin meresahkan masyarakat.

"Pembentukan Perda Nagari itu penting selain tuntutan dari tekad kembali ke sistem 
pemerintahan nagari juga karena Perda Pekat yang dibuat lembaga legislatif Sumbar 
hingga kini belum berjalan dengan baik," katanya. Dalam Perda Nagari itu, segala 
bentuk pronografi dan porno aksi yang muncul di daerah ini jelas tidak diterima karena 
bertentangan dengan adat Minangkabau sebab ciri orang Minang itu adalah nenek moyang 
yang berasal dari puncak Gunung Merapi, dan berkiblat ke Ka'bahtullah artinya beragama 
Islam.

"Kewajiban bundo kanduang untuk memelihara dan mengawasi anak-anaknya tentang cara 
hidup bernagari, berkorong dan berkampung sangat diharapkan agar anak-anak mereka 
dapat diselamatkan dari damapk globalisasi," katanya.Ant/fif 






RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php
-----------------------------------------------

Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke:
http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
==============================================

Reply via email to