Assalamualaikum wr.wb.Kiranya Allah swt.cepat mengganti "usaha"anan
da berdua,Ima dan Rahim,atas kepergian "siyang menimbulkan" tetesan da-
rah dan air mata.

     Pak Buyuang teringat kejadian 32thn nan lalu,anak pertama nan didam
bakan kami berdua,hanya oleh Yang Punya diperlihatkan selama dua hari.Se
orang bayi laki2 sempurna bulan kelahirannya,tetesan darah Ibunya belum lagi kering 
dari sumber bayi ini keluar,diambil dari sisi kami.Kepiluan
yang anada rasakan sekarang ini dapat pak Buyuang ikuti dengan seksama.

    Hanya bait terakhir dari untaian puisi ananda itu,persis nan apak terima dari 
seorang Ustadz"kelak sang anak memanggilnya di Syurga".Nasi
hat yg begitu tulus dari Ustadz itu kepada Pak Buyuang waktu itu,tapi
membangkitkan "perasaan antagonis"dalam hati ini.Sampai sejauh mana hal
itu bisa terjadi,dipanggil anak tersayang di Syurga.Ananda Ima,hati dan
perasaan Apak masih meragukan hal ini,sebab kalau kedua Ortunya "baik" 
dipandangan Allah rabbul Izzati,maka Apak yakin anaknya kemungkinan be-sar akan 
memanggilnya di Syurga,sebalikny bagaimana kalau kedua Ortunya
itu,membelakangi sunnah dan ajaranNya,bisakah anaknya itu akan memanggil
nya di Syurga.Ada baiknya hal ini lebih "diperdalam" dari segi ilmu fi-qih yang ananda 
tekuni.

    Untuk sementara Pak Buyuang berpendapat,untuk "pribadi",ketentuan i-
tu bisa dittrapkan,tapi untuk publik sebaiknya dikaji lebih mendalam.Pak
Buyang yakin,puisi Ima itu sebagai cetusan hati seorang Ibu nan kehilang
an "miliknya" yang disayangi.Semoga cepat dapat pengganti.Pak Buyuang di
Marseille.Selamat malam.

RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php
-----------------------------------------------

Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: 
http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
===============================================

Kirim email ke