Keluarga Kunci Kesuksesan

----------------------------------------------------------------------------
----

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Seringkali kita dengar orang-orang yang membangun karir bertahun-tahun
akhirnya terpuruk oleh kelakuan keluarganya. Ada yang dimuliakan di
kantornya tapi dilumuri aib oleh anak-anaknya sendiri, ada yang cemerlang
karirnya di perusahaan tapi akhirnya pudar oleh perilaku istrinya dan
anaknya. Ada juga yang populer di kalangan masyarakat tetapi tidak populer
di hadapan keluarganya. Ada yang disegani dan dihormati di lingkungannya
tapi oleh anak istrinya sendiri malah dicaci, sehingga kita butuh sekali
keseriusan untuk menata strategi yang tepat, guna meraih kesuksesan yang
benar-benar hakiki. Jangan sampai kesuksesan kita semu. Merasa sukses
padahal gagal, merasa mulia padahal hina, merasa terpuji padahal buruk,
merasa cerdas padahal bodoh, ini tertipu!

Penyebab kegagalan seseorang diantaranya :

* Karena dia tidak pernah punya waktu yang memadai untuk mengoreksi dirinya.
Sebagian orang terlalu sibuk dengan kantor, urusan luar dari dirinya
akibatnya dia kehilangan fondasi yang kokoh. Karena orang tidak
bersungguh-sungguh menjadikan keluarga sebagai basis yang penting untuk
kesuksesan.

* Sebagian orang hanya mengurus keluarga dengan sisa waktu, sisa pikiran,
sisa tenaga, sisa perhatian, sisa perasaan, akibatnya seperti bom waktu.
Walaupun uang banyak tetapi miskin hatinya. Walaupun kedudukan tinggi tapi
rendah keadaan keluarganya.

Oleh karena itulah, jikalau kita ingin sukses, mutlak bagi kita untuk sangat
serius membangun keluarga sebagai basis (base), Kita harus jadikan keluarga
kita menjadi basis ketentraman jiwa. Bapak pulang kantor begitu lelahnya
harus rindu rumahnya menjadi oase ketenangan. Anak pulang dari sekolah harus
merindukan suasana aman di rumah. Istri demikian juga. Jadikan rumah kita
menjadi oase ketenangan, ketentraman, kenyamanan sehingga bapak, ibu dan
anak sama-sama senang dan betah tinggal dirumah.

Agar rumah kita menjadi sumber ketenangan, maka perlu diupayakan:

# Jadikan rumah kita sebagai rumah yang selalu dekat dengan Allah SWT,
dimana di dalamnya penuh dengan aktivitas ibadah; sholat, tilawah qur'an dan
terus menerus digunakan untuk memuliakan agama Allah, dengan kekuatan iman,
ibadah dan amal sholeh yang baik, maka rumah tersebut dijamin akan menjadi
sumber ketenangan.

# Seisi rumah Bapak, Ibu dan anak harus punya kesepakatan untuk mengelola
perilakunya, sehingga bisa menahan diri agar anggota keluarga lainnya merasa
aman dan tidak terancam tinggal di dalam rumah itu, harus ada kesepakatan
diantara anggota keluarga bagaimana rumah itu tidak sampai menjadi sebuah
neraka.

# Rumah kita harus menjadi "Rumah Ilmu" Bapak, Ibu dan anak setelah keluar
rumah, lalu pulang membawa ilmu dan pengalaman dari luar, masuk kerumah
berdiskusi dalam forum keluarga; saling bertukar pengalaman, saling memberi
ilmu, saling melengkapi sehingga menjadi sinergi ilmu. Ketika keluar lagi
dari rumah terjadi peningkatan kelimuan, wawasan dan cara berpikir akibat
masukan yang dikumpulkan dari luar oleh semua anggota keluarga, di dalam
rumah diolah, keluar rumah jadi makin lengkap.

# Rumah harus menjadi "Rumah pembersih diri" karena tidak ada orang yang
paling aman mengoreksi diri kita tanpa resiko kecuali anggota keluarga kita.
Kalau kita dikoreksi di luar resikonya terpermalukan, aib tersebarkan tapi
kalau dikoreksi oleh istri, anak dan suami mereka masih bertalian darah,
mereka akan menjadi pakaian satu sama lain. Oleh karena itu,barangsiapa yang
ingin terus menjadi orang yang berkualitas, rumah harus kita sepakati
menjadi rumah yang saling membersihkan seluruh anggota keluarga. Keluar
banyak kesalahan dan kekurangan, masuk kerumah saling mengoreksi satu sama
lain sehingga keluar dari rumah, kita bisa mengetahui kekurangan kita tanpa
harus terluka dan tercoreng karena keluarga yang mengoreksinya.

# Rumah kita harus menjadi sentra kaderisasi sehingga Bapak-Ibu mencari
nafkah, ilmu, pengalaman wawasan untuk memberikan yang terbaik kepada
anak-anak kita sehingga kualitas anak atau orang lain yang berada dirumah
kita, baik anak kandung, anak pungut atau orang yang bantu-bantu di rumah,
siapa saja akan meningkatkan kualitasnya. Ketika kita mati, maka kita telah
melahirkan generasi yang lebih baik.

Tenaga, waktu dan pikiran kita pompa untuk melahirkan generasi-generasi yang
lebih bermutu, kelak lahirlah kader-kader pemimpin yang lebih baik. Inilah
sebuah rumah tangga yang tanggung jawabnya tidak hanya pada rumah tangganya
tapi pada generasi sesudahnya serta bagi lingkungannya.

Oleh : (KH. Abdullah Gymnastiar)


RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php
-----------------------------------------------

Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: 
http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
===============================================

Kirim email ke