Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan 
semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: 
http://www.rantaunet.com/sumbangan.php
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dunsanak sadonyo , di tangah hari puaso ko, rancak juo
mandanga ,carito kawan awak dari Bali . 

Tanpa disadari apa yg disampaikan nya, adalah sebuah
bentuk berguru pada alam , sebagaimana falsafah
minang, Alam Takambang jadi guru , semoga kita bisa
memetik buah nya.

HM
--------

Taman Tempat Memendam Rindu
 Oleh Gede Prama

SETIAP kali ada pergeseran musim, terutama dari musim
kemarau ke musim hujan, mendadak sontak ada
kegembiraan yang muncul. Setiap mata yang dibekali
kejernihan, setiap telinga yang bersahabat dengan
kepekaan, setiap rasa yang sering bersahabat dengan
getaran-getaran semesta, melihat munculnya kegembiraan
ketika musim hujan datang. 
Kegembiraan ini memang tidak disertai oleh tepuk
tangan, tidak diikuti suara musik, apalagi pemberian
piala. Sekali lagi, hampir tidak ada hiruk pikuk di
sana. Yang ada hanyalah ungkapan-ungkapan kegembiraan
sebagai cermin rasa syukur yang mendalam. 
Perhatikan pohon apa saja. Lengkap dengan akar,
batang, daun, bunga sampai dengan buah. Wajahnya
berbeda ketika musim hujan datang. Bahkan dibandingkan
dengan pohon yang disiram tangan manusia tiga kali
sehari pun, berbeda penampakannya. 
Tidak saja daun dan bunganya yang bertambah banyak,
melainkan kualitas ekspresi daun dan bunganya juga
berbeda. Tidak saja akar yang memeluk tanah yang
tampak gembira, bahkan tanah tempat banyak sekali hal
berasal juga seperti menampakkan wajah-wajah gembira.
Sehingga dalam totalitas, ketika musim hujan tiba,
seperti ada yang bersuara di taman sana. 
Ada yang menyebutnya suara rindu, ada yang mengiranya
sebagai ungkapan rasa syukur, ada yang mengatakan
kalau itu sebentuk perayaan.
Entahlah, yang jelas alam yang berumur jauh lebih
panjang dari manusia sebenarnya menghadirkan makna
jauh lebih banyak dari sekadar alasan keberadaan fisik
manusia. 
Memang benar, hampir semua input kehidupan manusia
datang dari alam. Makanan, minuman, dan bahkan
pemikiran manusia pun sebagian lebih berasal atau
terinspirasi dari alam. 
Disinari cahaya-cahaya pemahaman seperti ini, ada
sahabat yang berbisik: alam ada lebih dari sekadar
alasan phisical survival. Alam juga menjadi petunjuk
jalan yang meyakinan ketika manusia mau pulang.
Tersentak oleh bisikan sahabat kejernihan terakhir,
ada sepasang mata yang mencermati, bagian mana dari
alam yang bisa menjadi petunjuk jalan manusia untuk
pulang. 
Pohonkah, batukah, tanahkah, langitkah, matahari, atau
malah binatang. Karena semuanya memiliki bahasa yang
berbeda dengan manusia, tentu saja semuanya tidak bisa
memberi jawaban dalam bahasa manusia. 
Sebagian lebih dari jejaring semesta bahkan hanya
mengenal bahasa hening dan diam tanpa penghakiman.
Seperti mau berbisik: hening dan diam tanpa
penghakiman itulah jalan-jalan menghantar manusia
pulang.
Ikhlas
Sebutlah guru kejernihan yang bernama pohon. Ia tidak
pernah berhenti berjalan dengan sebuah bahasa: ikhlas!
Hujan datang, musim kering yang panas, tanah yang
subur, tanah yang kerontang, bahkan di depan manusia
yang mau menghabisi, atau bahkan di depan kematian pun
modalnya sama: ikhlas! 
Bunga juga serupa. Begitu tugasnya menebar bau wangi
selesai, ia layu kemudian jatuh ke tanah untuk
melakukan tugas berikutnya sebagai pupuk. Air apalagi.


Sejauh apa pun jalan yang harus ia tempuh, tugasnya
berjalan tetap ia lakukan sepenuh hati. Lebih-lebih
tanah yang kerap disebut Ibu Pertiwi. 
Ia hanya mengenal sebuah bahasa: memberi. Tidak ada
protes tentang hasil di sana, wacana, apalagi
perlawanan. Yang ada hanyalah ketekunan melakukan
semua tugas-tugas kehidupan. Sekali lagi seperti mau
berbisik, lakukan tugas-tugas kehidupan dengan tekun.
Biarkan hasilnya ditentukan sepenuhnya oleh yang punya
hidup. 
Taman Kehidupan
Ini soal taman di pekarangan rumah, sebenarnya ada
taman yang lebih besar dan megah: kehidupan. Serupa
dengan taman sebenarnya, kehidupan juga mengenal
perubahan dan perayaan. 
Perubahannya tidak perlu diceritakan karena sudah
terlalu jelas. Namun perayaannya, inilah bedanya
dengan taman. Taman melakukan perayaan hampir setiap
hari di setiap perubahan. Taman kehidupan manusia baru
ada perayaan kalau perubahan ’sesuai’ dengan
kriteria-kriteria di kepala. 
Taman tidak mengenal kompetisi, baik untuk alasan
pertumbuhan ataupun alasan lain. Tidak ada satu pun
batang pohon yang sikut menyikut di taman. Sedangkan
taman kehidupan memerlukan kompetisi. Terutama karena
alasan pertumbuhan. Seolah-olah tanpa kompetisi pasti
tidak ada pertumbuhan. 
Belajar dari taman kehidupan yang sudah mulai demikian
panas dan sumpeknya oleh perang, konflik, permusuhan,
dan perceraian. Ada sahabat-sahabat di pojokan
tertentu taman kehidupan berfikir lain: in the garden
of mystics, there is no I, she or he. There is only we
and us. Seeing our selves as islands is the cause of
our inability to find the fullest experience of life.
Setidaknya itu yang ditulis Wayne W. Dyer dalam Wisdom
of The Ages.
Di taman kehidupan, memang tidak ada pulau. Yang ada
hanyalah jejaring kebersatuan yang saling
kait-mengait. Siapa saja yang mendirikan pulau ’saya’
di sana, ia pasti mengalami kesulitan untuk mengalami
hidup yang penuh. Persis seperti setetes air. Setetes
air memang bisa melakukan hal yang teramat sedikit.
Jangankan menghanyutkan sesuatu, mengobati rasa haus
pun jauh dari cukup. 
Cuma, ketika setetes air tadi bersatu dengan samudera,
ia memiliki kekuatan yang amat dahsyat. Hal yang sama
terjadi dalam setiap kehidupan yang menjadi satu
dengan kebersatuan. Ia sedahsyat samudera! Dalam
keadaan demikian, bisa dimaklumi kalau ada yang
menyebut taman kehidupan dengan sebutan taman tempat
memendam rindu. Rindunya setetes air bersatu dengan
samudera. Dalam bahasa Wayne W. Dyer: the single
quality that defines mysticism is the idea of oneness.
Ada sahabat yang pernah datang ke taman tempat
memendam rindu?

Gede Prama adalah presdir Dynamics Consulting, Chief
Facilitating Officer Life ReCreation Forum
dicuplik dari Sinar Harapan, tgl 5 nov 03


__________________________________
Do you Yahoo!?
Protect your identity with Yahoo! Mail AddressGuard
http://antispam.yahoo.com/whatsnewfree
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com 
Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php
----------------------------------------------------
Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: 
http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
========================================

Kirim email ke