Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan 
semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: 
http://www.rantaunet.com/sumbangan.php
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

ambo dapek carito nan manarik dari kawan tentang
pemimpin sbb,,

PEMIMPIN
"Kami telah menjadikan mereka itu sebagai
pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan
perintah Kami dan telah Kami wayukan kepada mereka
mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu
menyembah. (Q.S Al Anbiyaa’ 21 : 73 ).

Berlandaskan ayat diatas kita akan menyadari bahwa
seorang pemimpin adalah orang-orang terpilih dan
digariskan oleh Allah SWT menjadi pemimpin.

Pemimpin disini tidak hanya memimpin suatu negara,
lembaga atau apapun bentuk dan ujudnya minimal
pemimpin diri sendiri ataupun pemimpin dalam rumah
tangga.


Kita disini tidak akan membahas apa itu pemimpin dalam
pengertian ataupun teori-teori yang menguraikan
tentang pemimpin / kepemimpinan, karena sudah banyak
ahli yang membahasnya.


Di sini penulis mencoba memaparkan sebuah bahan
renungan, baik bagi penulis sendiri maupun bagi
pembaca pada umumnya, karena menjadi seorang pemimpin
bukanlah perkara gampang dan mudah yang bisa
dilaksanakan oleh semua orang, semua yang dilaksanakan
akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT.


Berikut ini penulis memaparkan sebuah dialog antara
seorang Awliya yang bernama Fuzail bin Iyaz dengan
Khaalifah Harun Ar-Rasyid dalam buku Warisan Para
Awliya karangan Farududdin al-Attar yang diterjemahkan
oleh Anas Mahyudin, yang diterbitkan oleh Penerbit
PUSTAKA –Perpustakaan Salman ITB.


Kisahnya begini :


Pada suatu malam, Harun ar-Rasyid memanggil Fazl
Barmesid, salah seorang di antara pengawal-pengawal
kesayangannya. Harun ar-Rasyid berkata kepada Fazl :

"Malam ini bawalah aku kepada seseorang yang
menunjukan kepadaku siapakah aku ini sebenarnya. Aku
telah jemu dengan segala kebesaran dan kebanggaan".

Falz membawa Harun ar-Rasyid ke rumah Shofyan
al-Uyaina, mereka mengetuk pintu dan dari dalam
Shofyan menyahut : "Siapakah itu ?.

"Pemimpin kaum Muslimin " jawab Fazl.

Shofyan berkata : " Mengapakah sultan sudi menyusahkan
diri?, Mengapa tidak dikabarkan saja kepadaku sehingga
aku datang sendiri untuk menghadap?".

Mendengar ucapan tersebut Harun ar-Rasyid berkata: "Ia
bukan orang yang kucari. Ia pun menjilatku seperti
yang lain-lainnya". Mendengar kata-kata sultan
tersebut, Shofyan berkata:" Jika demikian Fuzail bin
Iyaz adalah orang yang engkau cari. Pergilah
kepadanya", kemudian shofyan membacakan ayat: "Apakah
orang-orang yang berbuat aniaya menyangka bahwa kami
akan mempersamakan mereka dengan orang-orang yang
beriman serta melakukan perbuatan-perbuatan yang
saleh?". Harun ar-Rasyid menimpali: "Seandainya aku
menginginkan nasehat-nasehat yang baik niscaya ayat
itu telah mencukupi".

Kemudian mereka mengetuk pintu rumah Fuzail. Dari
dalam Fuzail bertanya: "Siapakah itu ?" . 

"Pemimpin kaum muslimin ", jawab Fazl.

"Apakan urusannya dengan aku dan apakah urusanku
dengan dia?", tanya Fuzail.


"Bukankah suatu kewajiban untuk mematuhi para pemegang
kekuasaan?, sela Fazl.

"Janganlah kalian menggangguku", seru Fuzail.

"Perlukah aku mendobrak pintu dengan kekusaanku
sendiri atau dengan perintah sultan?, tanya Fazl.

"Tidak ada sesuatu yang disebut kekuasaan ", jawab
Fuzail. "Jika engkau secara paksa mendobrak masuk,
engkau tahu apa yang engkau lakukan".

Harun ar-Rasyid melangkah masuk. Begitu Harun
menghampirinya, Fuzail meniup lampu sehingga padam
agar ia tidak melihat wajah sultan. Harun ar-Rasyid
mengulurkan tanganya dan disambut oleh tangan Fuzail
yang kemudian berkata : 

"Betapa lembut dan halus tangan ini! Semoga tangan ini
terhindar dari api neraka!".

Setelah berkata demikian Fuzail berdiri dan berdoa.
Harun ar-Rasyid sangat tergugah hatinya dan tak dapat
menahan tangisnya.

"Katakanlah sesuatu kepadaku", Harun bermohon kepada
Fuzail.

Fauzil mengucapkan salam kepadanya dan berkata :

"Leluhurmu, pamanda Nabi Muhammad, pernah meminta
kepada beliau: ‘Jadikanlah aku pemimpin bagi sebagian
ummat manusia’. Nabi menjawab ’Paman, untuk sesaat aku
pernah mengangkatmu menjadi pemimpin dirimu sendiri’.
Dengan jawaban ini yang dimaksud Nabi adalah: Sesaat
mematuhi Allah adalah lebih baik dari pada seribu
tahun dipatuhi oleh ummat manusia. Kemudian Nabi
menambahkan:,Kepemimpinan akan menjadi sumber
penyesalan pada hari berbangkit nanti’ ".
"Lanjutkanlah", Harun ar-Rasyid meminta.

"Ketika diangkat menjadi khalifah, ‘ Umar bin Abdul
Aziz memanggil Salim bin Abdullah, Raja’bin Hayat, dan
Muhammad bin Ka’ab. Umar berkata kepada mereka:

"Hatiku sangat gundah karena cobaan ini. Apakah yang
harus dilakukan? Aku tahu bahwa kedudukan yang tinggi
ini adalah cobaan walaupun orang-orang lain
menganggapnya sebagai suatu karunia’. Salah seorang
antara ketiga sahabat ‘Umar itu berkata:

"Jika engkau ingin terlepas dari hukuman Allah
diakhirat, pandanglah setiap Muslim yang lanjut usia
sebagai ayahmu sendiri, setiap Muslim yang remaja
sebagai saudaramu sendiri, setiap muslim yang masih
kanak-kanak sebagai puteramu sendiri, dan
perlakukanlah mereka sebagaimana seharusnya seseorang
memperlakukan ayahnya, saudaranya dan puteranya’ ".
"Lanjutkanlah! ", Harun ar-Rasyid meminta lagi.

"Anggaplah negeri Islam sebagai rumahmu sendiri dan
penduduknya sebagai keluargamu sendiri. Jenguklah
ayahmu, hormatilah saudaramu dan bersikap baiklah
kepada anakmu. Aku sayangkan jika wajahmu yang tampan
ini akan terbakar hangus di dalam api neraka.
Takutilah Allah dan taatilah perintah-perintah-Nya.
Berhati-hatilah dan bersikaplah secara bijaksana,
karena pada hari berbangkit nanti Allah akan meminta
petanggungjawabanmu sehubungan dengan setiap muslim
dan Dia akan memeriksa apakah engkau telah berlaku
adil kepada setiap orang. Apabila ada seorang wanita
‘uzur yang tertidur dalam keadaan lapar, dihari
berbangkit nanti ia kan menarik pakaianmu dan akan
memberikan kesaksian yang memberatkan dirimu".

Harun ar-Rasyid menangis dengan sangat getirnya
sehingga tampaknya ia akan jatuh pingsan. Melihat hal
ini wasir Fazl menyentak Fuzail:

"Cukup! Engkau telah membunuh pemimpin kaum
muslimin!".

"Diamlah Haman! Engkau dan orang-orang yang seperti
engkau inilah yang telah menjerumuskan dirinya,
kemudian engkau katakan aku yang membunuhnya. Apakah
yang kulakukan ini suatu pembunuhan?"


Mendengar kata-kata Fuzail ini tangis Harun ar-Rasyid
semakin menjadi-jadi. Ia menyebutmu Haman", kata Harun
sambil memandang Fazl, "karena ia mempersamakan diriku
dengan Fira’un. 

Kemudian Harun bertanya kepada Fuzail: Apakah engkau
mempunyai hutang yang belum dilunaskan?".

"Ya", jawab Fuzail, hutang kepatuhan kepada Allah.
Seandainya Dia memaaksaku untuk melunasi hutang ini
celakalah aku!".

"Yang kumaksudkan adalah hutang kepada manusia,
Fuzail", Harun menegaskan.

"Aku bersyukur kepada Allah yang telah mengaruniakan
kepadaku sedemikian berlimpahnya sehingga tidak ada
keluh kesah yang harus kusampaikan kepada
hamba-hamba-Nya.

Kemudian Harun ar-Rasyid menaruh sebuah kantong uang
yang berisi seribu dinar di hadapan Fuzail sambil
berkata:"Ini adalah uang halal yang diwariskan ibuku".

Tetapi Fuzail mencela : "Wahai pemimpin kaum Muslimin,
nasehat-nasehat yang kusampaikan kepadamu ternyata
tidak ada faedahnya. Engkau bahkan telah memulai lagi
perbuatan salah dan mengulangi kezaliman".

"Perbuatan salah apakan yang telah kulakukan?", tanya
Harun.

"Aku menyuruhmu ke jalan keselamatan tetapi engkau
menjerumuskan aku ke dalam godaan. Bukankah hal itu
suatu kesalahan? Telah ku katakan kepadamu,
kembalikanlah segala sesuatu yang ada padamu kepada
pemiliknya yang berhak. Tetapi engkau memberikannya
kepada yang tidak pantas menerimanya. Percuma saja aku
berkata-kata".

Setelah berkata demikian, Fuzail berdiri dan
melemparkan uang-uang emas itu keluar.

Dari pemaparan kisah tersebut di atas, sekarang kita
kembali kedalam pemikiran kita masing-masing.
Bagaimana kita menyikapi kisah tersebut tergantung
dari sisi mana kita melihatnya. Dan apapun jabatan dan
setinggi apapun jabatan yang kita capai, semoga kisah
tersebut dapat kita teladani dan minimal dapat
dijadikan bahan renungan bagi kita baik jadi pemimpin
maupun menjadi yang dipimpin.

Kami yakin para pembaca telah banyak mendengar,
memperhatikan, membaca dan sebagainya tentang berbagai
pengalaman pemimpin-pemimpin Islam yang gagah berani
dan bijaksana dalam melaksanakan tugasnya. Kisah
diatas hanya sebagian kecil dari kisah yang ada. Namun
apa yang hendak dicapai dari pemaparan kisah diatas
tidak lain adalah, kami mencoba mengetuk kembali hati
sanubari kita dalam menjalani kehidupan ini. Kita
mencoba untuk merenungi kembali perjalanan hidup kita,
apakah kita sudah menjadi pemimpin yang sesuai dengan
nilai-nilai Islami. Apakah dalam memimpin rumah tangga
kita telah melaksanakan tugas sebagai pemimpin rumah
tangga yang Islami. Pemimpin negara /pemerintahan,
perusahaan, lembaga dan sebagainya sudah mendekati
seperti pesan-pesan diatas, atau hanya sekedar
mengikuti arus yang terjadi, dengan satu sikap arogan
.

Apakah kita sudah mengembalikan sesuatu yang ada pada
diri kita kepada pemiliknya yang berhak ?, seperti
pesan Fuzail di atas, atau memberikan sesuatu hanya
sekedar untuk mengamankan jabatan sekarang yang kita
pegang ?.

Sebagai penutup penulis mengutip sebuah pepatah Minang
mengatakan :

"Rajo Alim rajo disambah, Rajo Lalim rajo disanggah".

Nah kembali juga kepada diri kita masing-masing apakah
akan menjadi pemimpin yang dihormati / dipatuhi atau
akan menjadi pemimpin yang selalu akan ditentang., 

Akhirnya kepada Allah jualah kita berserah diri dan
memohon ampunan-Nya, semoga bermanfaat.


Wassalmualaikum Wr.Wb.


--- "Ronald P. Putra" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
> Server mailing list RantauNet berjalan atas
> sumbangan para anggota, simpatisan dan semua pihak
> yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan
> klik: http://www.rantaunet.com/sumbangan.php
>
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
> 
> ---------- Original Message
> ----------------------------------
> From: "Darul" <[EMAIL PROTECTED]>
> Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
> Date:  Wed, 03 Dec 2003 08:42:08 +0700
> 
> >Kalau saya ditanya, saya iya akan memilih pemimpin
> yang 
> >bersih, punya visi dan misi untuk bangsa ini,
> berani 
> >bertindak, sudah tentu seorang muslim(ah). Kalau
> itu 
> >dipenuhi akan dipertimbangkan juga jarak sajangka,
> saeto 
> >dan sadapono. Dan banyak lagi pertimbangan yang
> lainnya.
> >
> >Bagaimana yang lain?
> >
> >Wassalamualaikum WW
> >Darul di Jkt
> >================================================
> 
> Satuju Mak,
> ado ciek lai yang penting bana, yaitu kamampuan inyo
> dalam memimpin keluarga, lingkungan dan memanage
> organisasinyo. Kalau dalam keluarga sajo inyo agak
> amburadul, indak jadi panutan di lingkungannyo, dan
> urang-urang di organisasi/institusi tanpek inyo
> bakiprah indak bisa inyo manage dengan baik, ba'a
> pulo inyo ka manjadi pemimpin bangsa nan sanagik
> baragam ko umat jo parangainyo...
> 
> sagitu dulu saketek dari ambo...
> 
> wassalaam,
> Ronald (31+)
> 
> ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
> Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet
> http://www.rantaunet.com 
> Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]
> ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
> Isikan data keanggotaan anda di
> http://www.rantaunet.com/daftar.php
> ----------------------------------------------------
> Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan
> ke: 
> http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
> ========================================


=====
Lautan Sati Rantau Batuah
 
Sutan Palito Alam



__________________________________
Do you Yahoo!?
Free Pop-Up Blocker - Get it now
http://companion.yahoo.com/
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com 
Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php
----------------------------------------------------
Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: 
http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
========================================

Kirim email ke