Carito lamo ,

Jumat, 17 Februari 2006
Kereta Api Hantu di Jakarta  

Cerita  'kereta  hantu'  di jalur Jakarta-Bogor sebenarnya sudah tidak
asing lagi bagi mereka yang biasa naik kereta rel listrik (KRL).

Memang  banyak yang mengalami kejadian naik 'kereta hantu', tapi sulit
dibuktikan.  Bagi  yang pernah mengalami, sudah pasti mereka jera naik
KRL di waktu malam hari.

Kejadian  pada  Jumat  (12/12)  dini  hari  menambah cerita yang sudah
berkembang  lebih  dari  empat  tahun  belakangan  ini tentang 'kereta
hantu' tersebut.

Bedanya,   pada  kereta  hantu,  si  penumpang  setelah  turun  kereta
tiba-tiba  KRL  lenyap,  dan  kejadiannya  sudah  pasti di luar jadwal
kereta,  seperti  pada  larut  malam,  saat KRL sudah tidak beroperasi
lagi.

Namun kejadian terakhir ini justru keretanya ada secara fisik dan bisa
dilihat mata oleh siapa pun.

KRL yang secara misterius berjalan sendiri tanpa masinis dan penumpang
dari  arah  Bogor  sampai  Stasiun  Manggarai pada Jumat dini hari itu
memang benar-benar terjadi, seperti yang dituturkan beberapa warga dan
petugas penjaga lintasan KA.

Heboh KRL misterius juga disaksikan banyak warga, salah satunya adalah
Sutrisno (25) penjaga pintu lintasan kereta api di Bukit Duri, Jakarta
Selatan.  Dia  yang  waktu  itu kebetulan sedang tugas malam, mendadak
kaget ketika tiba-tiba sirene pintu lintasan berbunyi.

"Padahal,  waktu  itu  baru  pukul  04.00 WIB. Setahu saya, jam segitu
belum ada kereta yang beroperasi," tutur Sutrisno.

Belum hilang rasa herannya, tiba-tiba melintas sebuah rangkaian kereta
dari arah Bogor dengan kecepatan sekitar 60-80 km.

"Yang  saya  ingat,  kereta itu menarik 4 gerbong dengan kondisi nggak
ada  penumpang  dan  nggak  ada  masinis,  serta dalam keadaan gelap,"
katanya.

Wakil  Kepala  Stasiun  Kereta  Api  Manggarai  Muhyar  tidak bersedia
dimintai  keterangan  menyangkut  peristiwa  kereta  yang nyelonong ke
wilayahnya itu tanpa permisi. "Coba saja hubungi Humas Daop Jabotabek,
karena  dialah  yang  berhak memberikan keterangan secara teknis untuk
masalah itu," jelas Muhyar.

Namun  dia  mengakui bahwa pada Jumat (12/12) dini hari itu ada sebuah
KA yang nyelonong ke wilayahnya itu.

"Menurut  informasi yang saya terima, kereta tersebut melintas dijalur
tiga dan berhenti di tanjakan arah Stasiun Cikini," kata Muhyar.

Kepala  Bagian  Hubungan Masyarakat PT KA Daerah Operasional Jabotabek
Zainal  Abidin  mengaku heran atas peristiwa tersebut. "Secara teknis,
jadwal  operasional kereta Jabotabek itu sekitar pukul 05.00 WIB. Yang
bikin  saya  tambah  heran, kereta tersebut meluncur tanpa ada pasokan
aliran  listrik.  Makanya, saat ini kami masih menyelidiki masalah ini
secara teknis," ujarnya.

Menurut  Zainal,  peristiwa  ini  baru  kali pertama terjadi dan nggak
masuk  akal.  "Rasanya  kalau ada orang yang sengaja iseng menjalankan
kereta,  nggak  mungkin  deh.  Sebab rangkaian kereta yang sudah masuk
kandang  itu  pasti  dikunci,  dan  nggak  mungkin ada orang yang bisa
menjalankan,'' tandas Zainal. Membuat Merinding

Sementara  itu,  sejumlah penjaga perlintasan kereta, seperti di Jalan
Arief  Rachman  Hakim, Depok, Selamet, menuturkan, saat itu sebenarnya
dia  baru saja terlelap tidur di dalam pos perlintasan yang berdekatan
dengan Stasiun Depok Baru.

"Baru  saja  terlelap  tidur,  tiba-tiba  bel  di dalam pos dan sirine
berbunyi.  Saya  langsung  kucek-kucek  mata  melihat  jam  yang  baru
menunjukkan pukul 03.30 WIB," tuturnya pada Suara Merdeka.

Namun  karena  panggilan tugas, dia langsung berdiri dan menutup jalur
Jalan  Arief  Rachman  Hakim itu dengan penghalang pintu otomatis. Dan
KRL tanpa masinis dan tanpa penumpang serta dalam keadaan gelap gulita
itu  meluncur  dengan  kecepatan 60 km tanpa berhenti di Stasiun Depok
Baru. Sebagaimana lazimnya, kalau ada kereta masuk dari mana pun pasti
berhenti, kecuali KRL Express.

Keesokan  harinya, Selamet makin terkejut setelah dia membaca sejumlah
media  massa  terbitan  Jakarta  yang  melaporkan  KRL misterius tanpa
masinis meluncur dari Bogor ke Manggarai.

"Memang, Jumat dini hari itu, saat KRL meluncur, saya sempat merinding
bulu  kuduk  di leher dan tangan. Namun saya anggap itu karena terpaan
angin dari KRL yang lewat saja," katanya.

Dia pun mengakui, cerita kereta hantu sudah banyak dialami masyarakat.
Bahkan,  Selamet pernah dihampiri orang yang baru turun dari kereta di
tengah  malam,  sekitar pukul 23.30 WIB. Saat itu, seorang pemuda yang
mengaku  mahasiswa,  bingung  saat  turun  kereta untuk mencari angkot
(angkutan kota), becak, atau tukang ojek.

Selamet  lalu  memberitahukan  bahwa KRL terakhir dari Jakarta tiba di
Depok  Baru  pukul  10.00  WIB. Setelah jam itu, tidak ada kereta lagi
yang lewat.

Setelah  diberi  minum  oleh  Selamet,  lelaki  itu  baru menceritakan
pengalaman  yang  dialaminya. Menurut lelaki itu, dia naik kereta dari
Stasiun Universitas Pancasila. Saat naik, dia tidak merasakan bahwa di
stasiun itu sepi. Yang dia tahu, ada kereta, lalu dia naik karena akan
ke  Depok.  Di  dalam  KRL, dia juga tidak merasa kaget, atau bingung,
takut  atau  heran.  Saat  itu  dia  melihat  penumpang  di dalam satu
gerbongnya duduk dengan rapi, tapi mengenakan pakaian serba putih.

Dia  juga  tidak  berpikir  jauh  bahwa  yang  namanya  KRL itu selalu
hiruk-pikuk  dengan  penjual  teh botol, rokok, pengamen, dan pengemis
yang tidak pernah berhenti beroperasi dengan celotehan masing-masing.

Lelaki  warga  kompleks  Perumahan  BDN, Sawangan, Depok, itu duduk di
samping  seorang  lelaki  tua  yang  sedang  membaca  koran.  Dia lalu
meminjam  koran  itu  setelah  melihat  bapak tua itu sudah tidak baca
koran.

Namun  tanpa  disadari,  kereta  yang ditumpanginya itu sudah mamasuki
Stasiun  Depok  Baru. Dia buru-buru keluar dengan masih memegang koran
tersebut.  Namun  stasiun  dalam keadaan sepi. Dia kemudian mendatangi
penjaga  pelintasan  kereta  di  Jalan  Arief  Rachman Hakim. Lalu dia
memperlihatkan  koran  yang  dia  pinjam  dari seorang lelaki tua, dan
tidak sempat mengembalikannya.

Setelah  diamati,  ternyata  koran  itu  terbitan tahun 1953. Akhirnya
mahasiswa  itu lemas di samping Selamet yang sebelumnya memberitahukan
bahwa saat itu tidak ada kereta yang lewat.

Cerita  ini  bukan  hanya dialami mahasiswa warga Sawangan Depok saja,
tapi  juga  ada  cerita lainnya yang sudah tentu sempat membuat waswas
atau  sedikit takut kalau naik KRL malam hari dan tidak ada teman yang
menemani.(kkc)




--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Daftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke