Kompas Cyber Media - Senin, 30 April 2007
 
 
"E-mail" Dijual! 

Sering  kali kita malu kalau melihat perkembangan teknologi komunikasi
informasi  di  Tanah  Air.  Ternyata  orang  asing lebih tanggap dalam
upayanya   meningkatkan   kemampuan   kita   untuk  "melek"  teknologi
informasi.

Sampai  saat  ini  kita  tidak  melihat secara jelas dan nyata rencana
untuk  mengembangkan  teknologi komunikasi informasi. Kita sering kali
meributkan  hal  yang  tidak  esensial sehingga sering kali lupa bahwa
penguasaan  teknologi komunikasi informasi sebenarnya merupakan sebuah
proses berkelanjutan yang harus dilalui langkah demi langkah.

Itu sebabnya perlu sebuah cetak biru pengembangan teknologi komunikasi
informasi  di  republik  ini.  Supaya  pemanfaatan dan gelar teknologi
komunikasi informasi mampu memberikan arti bagi bangsa dan negara.

Sebuah  e-mail  belum  lama  ini  dikirim seorang kawan, menggambarkan
situasi  pemahaman  teknologi  komunikasi  informasi  dan mencerminkan
betapa  gaptek  (gagap teknologi)-nya sebagian besar rakyat dan bangsa
ini.

E-mail  ini  berupa  sebuah  berita  yang muncul di daerah Kalimantan,
menyangkut   pemahaman   anggota   parlemen  daerah  tentang  kemajuan
teknologi  komunikasi  informasi.  Ketika sang anggota dewan terhormat
ditanya apakah memiliki e-mail, jawabannya mantap, "Saya pernah punya,
tapi sudah dijual."

Anggota  dewan  terhormat  lainnya  malah  mengatakan  begini, "Secara
pribadi  saya  belum  memilikinya.  Bukannya  saya  tidak  mampu untuk
memilikinya,  tetapi  saya  masih  cinta  produk dalam negeri." Inilah
situasi  kemajuan  teknologi  komunikasi  informasi di negeri tercinta
ini.

Berbagai ironi kemajuan teknologi komunikasi informasi akan kita temui
di  mana-mana, di departemen, di sekolah, bahkan di lingkungan tentara
yang seharusnya akrab dengan kemajuan teknologi.

Bayangkan  apa  yang  terjadi  seandainya  ada  ancaman  teror melalui
e-mail,  sedangkan unit-unit yang menangani dan menanggulangi keamanan
dan  ketertiban  tidak  menggunakan e-mail. Sementara, kita mengetahui
dari  berbagai  pemberitaan  bahwa para teroris sekarang berkomunikasi
menggunakan e-mail memanfaatkan warnet yang tersebar di mana-mana.

Pemerintah  sepertinya  tidak  menyadari  manfaat  kemajuan  teknologi
komunikasi  informasi.  Dewan  Teknologi Komunikasi Informasi Nasional
pun  sibuk  sendiri dengan urusan yang tidak esensial daripada mencari
berbagai peluang untuk menguasai kemajuan teknologi.

Kita  sibuk masing-masing dengan urusan sendiri, membiarkan ironi demi
ironi  terus berkembang tidak beraturan. Kita selalu bereaksi terhadap
sesuatu  yang  sudah  terjadi,  tanpa  mampu berbenah diri. Sepertinya
pergantian  kabinet  yang  diributkan perlu mencari orang-orang "melek
teknologi".  Tidak  perlu  yang  canggih,  tapi cukup yang mampu untuk
membalas e-mail.




--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan 
email yang terdaftar di mailing list ini.
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke