Sejarah memang His-Story..ceritanya tergantung siapa yang bercerita dan dari 
sudut mana dia menilik kejadian tersebut. tak terlepas juga dari idea yang 
dimiliki orang tersebut. jadi kalau menilai sejarah yang tepat hanyalah lewat 
orang yang bercerita tanpa punya beban sejarah apapun, bebas dari penilaian 
subjektif ..

kita yang berada disini tentu tak terlepas dari idea ataupun paradigma tertentu 
terhadap sejarah Peto Syarief ini..apalagi buat kaum ibu saya yang kalau di 
lihat dari ranjinya masih ada hubungan dengan khatib Bayanudin..

kalau dilihat dari konteks negara bangsa tentu kita tidak bisa mangatakan Imam 
Bonjol ini memberontak karena belum ada negara ketika itu..yang ada termasuk 
dalam wliayah administratif hindia belanda yang di berada dalam genggaman 
sebuah perusahaan yang bernama VOC. tapi kalau kita bawakan ke konteks 
bernegara seperti saat ini maka gerakan paderi yang beraliran wahabi ini hampir 
sama dengan Forum Pembela Islam (FPI) yang di komandani Habieb Riziq. 
Menegakkan syariat Islam dengan Pedang (baca:kekerasan)..

wah kalau Ibu saya masih hidup..akan bamerah muko dan maariak mahantam tanah ka 
ambo mungkin....

salam

Ben

Riri - Mairizal Chaidir <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 

ZUL FIKRI <[EMAIL PROTECTED]> wrote:    Dari buku nan ambo baco dan internet 
ambo bisa menangkap bahwa Tuanku Imam ini sebenarnya bukanlah seorang yang 
berlatar belakang militer sebenarnya, namun seorang pemuka agama islam yang 
sangat disegani.  ... [deleted] Namun di tengah jalan beliau terpaksa harus 
mengangkat senjata karena gangguan dari kaum adat, jadi saya tidak setuju kalau 
dikatakan bahwa beliau adalah seorang yang memberontak kepada penguasa. 
   
  Sanak Zul, saya rasa masalahnya bukan "setuju atau tidak setuju", tapi ini 
tergantung kita melihatnya dari sisi mana. Kalau dari sisi kaum adat waktu itu, 
plus Belanda, ya beliau ini jelas pemberontak. Kalau dari sisi pemerintah 
Indonesia beliau itu Pahlawan Nasional. Dari sisi agama - seperti anda sebutkan 
- beliau  seorang pemuka dsb dsb.
   
  Kembali ke topik yang kita diskusikan sebelumnya. Saya tidak punya data, tapi 
mungkin benar jika dikatakan bahwa "kelakuan" sebagian orang jaman sekarang 
sama dengan yang ada di jaman sebelum Perang Paderi. Jadi tentunya ini menarik 
untuk dipelajari. 
   
  Tapi, kembali ke pertanyaan sebelumnya, apakah kalau "kasus nya sama, 
treatment nya juga sama?" Kalau tidak harus, tentunya ada bagusnya jika 
berbagai alternatif lain yang justru di explored.
   
  Wassalam,
   
  Riri
   
   
   
   
    
   
   

        

---------------------------------
Yahoo! oneSearch: Finally,  mobile search  that gives answers, not web links.  
  
 


       
---------------------------------
Yahoo! oneSearch: Finally,  mobile search that gives answers, not web links. 
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan 
email yang terdaftar di mailing list ini.
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke