Wah..wah..fatal sekali kekeliruan yang saya buat..terima kasih Om Riri dan 
Mak Lembang yang telah mengingatkan..karena semangat kuat untuk berdiskusi 
namun waktu terbatas untuk menulis panjang maka jadinya seperti ini..apa yang 
dituangkan kedalam tulisan tidak mampu menerjemahkan pikiran yang ada di 
kepala..


  Benar seperti yang dikatakan Om Riri, tahun 1795 belanda menyerahkan Kota 
Padang kepada inggris yg kemudian dinamakan interegnum inggris. Baru 1819 
hindia belanda kembali menguasai kota padang dan wilayah bekas VOC dulu.

 
  Sebenarnya saya menyebut wilayah administratif VOC karena ingin menggiring 
kita kediskusi lebih lanjut dengan pembahasan mengenai apakah perang paderi ini 
adalah perjuangan melawan penjajahan atau karena hal lain. Saya ingin berwacana 
sedikit tapi ini bukanlah kajian akademis hanya sekedar palamak ota. VOC adalah 
perusahaan yang memperdagangkan rempah rempah yang merupakan hasil bumi di 
jawa, sumatra hingga maluku.  Mereka juga bersaing dengan perusahaan asal 
inggris, portugis hingga turki. Memang mereka dilengkapi dengan tentara dan 
persenjataan yang kemudian lebih dikenal dengan kompeni. Saya rasa dalam 
konteks kehidupan ketika itu adalah sah sah saja sebuah perusahaan mempunyai 
bala tentara. Karena yang berlaku adalah hukum rimba tidak terkecuali di ranah 
minangkabau “ siapo kueik sipao malendan, siapo tinggi siapo manimpo. Kalau 
dalam pertikaian tidak didapat kata mufakat maka berlaku adat ariek. Tikam 
bunuah, samun-saka dst.


  Bala tentara kompeni ini sesungguhnya sekitar 90% itu di isi oleh orang2 
pribumi, hanya perwira saja yang belanda tulen. Kalau monopoli perdagangan 
tidak ada yang bisa membantah karena belum ada hukum internasional yang 
mengatur ketika itu. Pola perdagangan VOC dan selanjutnya hindia belanda kalau 
kita perhatikan tidak ubahnya dengan pola perdagangan sekarang. Kalau dulu ada 
VOC, sekarang ada perusahaan multinasional yang mendominasi perdagangan di 
Indonesia. Kalau VOC dulu punya tentara untuk memaksakan kehendaknya sekarang 
perusahaan multinasional punya kapital untuk memenuhi keinginannya. Kalau dulu 
perang fisik digunakan untuk mencapai keinginan sekarang pengusaha besar macam 
soros saja sudah cukup untuk mengguncang perekonomian asia tenggara. Kalau dulu 
mayoritas kaki tangan VOC adalah pribumi sekarang karyawan perusahaan asing itu 
juga mayoritas orang indonesia.Jadi sangat tipis sesungguhnya batas antara 
penjajahan dan perdagangan. Kalau kita menganggap VOC adalah
 penjajah berarti untuk konteks saat ini kita juga sedang dijajah dan kita 
menikmatinya seperti halnya masyarakat minang jaman dulu yang menikmati menjadi 
rangkayo, berdagang dengan belanda atau mendapat gaji 50 gulden sebagai 
perwakilan belanda..


  Mengenai perang paderi yang dipimpin oleh tuanku Imam Bonjol sesungguhnya 
juga kita pertanyakan apakah betul perjuangan mereka adalah untuk melawan 
penjajah ? Dari awal kaum paderi ini adalah untuk melakukan pemurnian ajaran 
Islam yang terpengaruh oleh aliran wahabi. Namun dalam penegakannya seringkali 
terlalu berlebih lebihan , seringkali terjadi kekejaman yang mereka lakukan 
untuk memaksakan kehendak. Sulit dicerna oleh masyarakat ketika itu untuk 
menjadi islam yang baik musti berpakaian ala arab atau tidak boleh berjambang  
dsb. Hal inilah yang mendapat pertentangan dari kaum adat yang akhirnya minta 
pertolongan kepada inggris ketika itu namun tidak di gubris, mereka baru 
mendapat pertolongan ketika belanda kembali berkuasa .


  Jadi peperangan ini dianggap paderi adalah peperangan untuk menegakkan ajaran 
yang benar. Hal ini bisa kita lihat ketika di Tuanku nan renceh mebalas surat 
belanda yang menawarkan perdamaian. Tuanku Nan renceh mengatakan paderi siap 
berdamai asal dibiarkan menegakkan ajaran agama yang benar: hal in juga 
berlanjut dengan perjanjian2 selanjutnya. Gambaran bahwasanya aliran ini tidak 
bermaksud berhubungan langsung atau berdakwah kepada orang asing.


  Jatuhnya benteng bonjol sesungguhnya juga melibatkan puluhan ribu tentara 
pribumi termasuk pemimpin minangkabau antara lain tuanku halaban, tuanku lima 
puluh kota dan banyak yang lainnya. Sehingga balanda sendiri mengakui tanpa 
bantuan masyarakat setempat maka benteng bonjol yang tangguh itu tak kan dapat 
di kalahkan. Dari situ makin kuatlah pendapat kita bahwa sesungguhnya perang 
paderi adalah perang saudara yang ditunggangi belanda. Jauh sekali rasanya 
kalau perjuangan ini adalah perjuangan yang murni ingin mengusir penjajahan 
yang dilakukan sepenuh hati oleh segala lapisan masyarakat seperti halnya 
perang yang dialami rakyat aceh.


  Seperti halnya yang dikatakan Ridha aliran wahabi ini sangat menghormati 
penguasa. Begitu juga dengan paderi mereka mengaku kekuasaan belanda meskipun 
penyerahan kedaulatan Minangkabau ke belanda dilakukan oleh 20 orang penghulu 
dan kaum adat yang sesungguhnya tidak berhak untuk itu.


  Sekali lagi ini bukanlah kajian akademis, hanya sedikit kegenitan untuk bahan 
perbincangan kita di palanta ini..
   
  Salam
   
  Ben
   
  
  
---------------------------------
Looking for earth-friendly autos? 
 Browse Top Cars by "Green Rating" at Yahoo! Autos' Green Center.  
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan 
email yang terdaftar di mailing list ini.
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

              • ... benni inayatullah
              • ... Arnoldison
              • ... benni inayatullah
              • ... A Bandaro
              • ... Mantari Sutan
    • ... Adhi Saputra
      • ... benni inayatullah
        • ... Syafrinal Syarien
          • ... Riri - Mairizal Chaidir
          • ... Ahmad Ridha
  • ... benni inayatullah
  • ... asfarinal, asfarinal, asfarinal, asfarinal nanang, nanang, nanang, nanang
    • ... Darul M
    • ... benni inayatullah
      • ... Riri - Mairizal Chaidir
      • ... Arnoldison
        • ... benni inayatullah
        • ... Yulnofrins Napilus
          • ... Darul M
            • ... benni inayatullah

Kirim email ke